Balita

5 Cara Mengajarkan Tata Krama Pada Anak

5 Cara Mengajarkan Tata Krama Pada Anak

Mengajarkan si anak tentang bagaimana cara bertingkah laku dan bersikap sopan santun kepada orang lain tentu harus dilakukan sedini mungkin. Ketika buah hati Anda mulai menginjak usia 2 tahun, Anda bisa mulai untuk mengajarkan si kecil cara bertata karma.

Usia tersebut dirasa cukup ideal untuk mengajarkan si kecil tentang bagaimana cara bertata karma kepada orang lain, karena pada usia ini, fisik dan psikologis buah hati Anda sedang dalam perkembangan yang cukup baik. Jadi ia akan dengan sangat mudah menyerap dan menanamkan nilai nilai tersebut pada dirinya.

Maka dari itu para orangtua haruslah sabar serta terus berupaya untuk mengajarkan si kecil mengenai cara bersikap dan bertingkah laku yang baik. Walaupun memang hal ini terlihat tidak mudah, tapi dengan ketekunan dan upaya yang keras Bunda pasti mampu mengajarkan buah hati Anda mengenai nilai-nilai tata karma yang ada. Bila Anda berniat mengajarkan cara bertata karma pada si kecil, ingatlah hal-hal berikut ini:

   

1. Mulailah Dengan Hal-Hal Yang Paling Dasar.

Bila anak Anda mulai terlihat bisa mengucapkan kata demi kata, Anda bisa mulai mengajarkan tata karma pada si kecil. Hal ini biasanya terjadi ketika buah hati Anda sedang berada di usia satu tahun. Dalam mengajarkan cara bertata karma pada si kecil, Anda harus memulai hal itu dengan hal-hal yang mendasar seperti mengatakan “tolong” ketika si kecil meminta bantuan untuk diambilkan sesuatu atau mengucapkan “terima kasih” ketika ada orang yang membantu nya. Teruslah mengulangi hal tersebut. Bila si kecil sudah mulai mengerti dan mampu mengucapkan hal tersebut barulah Bunda dapat mulai memberikan ia pelajaran yang lain.   

   

2. Ajarkanlah Si Kecil Untuk Makan Di Meja Makan

Mengajarkan buah hati Anda agar dapat duduk tenang di meja makan merupakan hal yang tidak mudah. Kita tahu bahwa anak yang berusia 2 tahun sedang berada di masa aktifnya. Berlari-lari naik turun tangga, memanjat-manjat kursi dan lemari, melempar-lemparkan mainannya, merupakan hal yang lumrah. Namun hal itu akan sangat mengganggu bila Bunda membawa buah hati Anda berkunjung ke tempat saudara maupun rekan Anda. Maka untuk menghindari kekacauan di tempat orang lain, ajarkanlah buah hati Anda untuk duduk dan bersikap tenang.

Bunda bisa memulai hal tersebut ketika Anda dan si kecil makan. Cobalah untuk mengajarkan si kecil duduk tenang pada saat makan di meja makan. Hal yang bisa Bunda lakukan yaitu Anda bisa memberitahukan alasan mengapa si kecil harus makan dan duduk dengan tenang. Mungkin awalnya si kecil menolak, bila ia memang belum bisa duduk tenang dalam waktu yang lama, tidak apa-apa Bun.

Anda hanya harus sabar dan mengajari si kecil perlahan-lahan serta bertahap. Teruslah mengajarinya dan jangan menyerah. Bila suatu saat buah hati Anda mulai mampu duduk dengan tenang pada saat makan di restaurant ataupun ketika ia berada di rumah rekan Anda, berikanlah pujian agar dia tahu Bunda selalu memperhatikannya.

   

3. Mengajari Si Kecil Untuk Berbagi dan Sopan Ketika Bermain

Pada usia batita maupun balita, berebut mainan adalah hal utama yang menyebabkan mereka bertengkar satu sama lain. Bagi buah hati Anda berbagi mainan adalah hal yang tidak boleh dilakukan. Tentu penting bagi Bunda untuk mengajarkan si kecil agar dapat berbagi. Jangan pernah berpikir si kecil mampu mempelajarinya sendiri. Hal tersebut harus Bunda tanamkan dan ingatkan sedini mungkin secara terus menerus. Anda tentu tidak mau kan jika buah hati Anda bertumbuh jadi anak yang rakus dan tamak.

Untuk mengatasi hal tersebut Bunda harus menetapkan beberapa peraturan pada si kecil. Ketika ia hendak bermain dengan teman-temannya, berilah pengertian pada si kecil bila ada mainan favoritnya yang ingin dipinjam oleh temannya, minta ia untuk meminjamkan mainan tersebut kepada temannya. Namun apabila si kecil merasa mainannya terlihat dirusak, Bunda dapat memperbolehkan si kecil meminta mainannya kembali dengan sopan dan tanpa menimbulkan perkelahian.

Ingatkan si kecil bahwa ia tidak boleh memukul, mendorong, berteriak maupun menghina temannya. Ajarkan si kecil untuk meminta mainannya dengan sopan. Bila sikap tersebut tidak berhasil dan teman anak Anda tetap tidak mau mengembalikan mainan si kecil, Bunda dapat turun tangan membantu buah hati Anda.

Jika Anda melihat si buah hati melakukan hal-hal yang kasar seperti memukul, mendorong, berteriak ataupun mencaci maki, berilah peringatan keras, bila perlu Bunda dapat segera mengakhiri waktu bermainnya. Namun bila si kecil berlaku baik dan sopan pujilah ia agar tetap semangat untuk berlaku sopan ketika bermain dengan temannya.

   

4. Membiasakan Menyapa Orang Lain.

Ketika buah hati Anda menginjak usia 2 tahun, Anda sudah bisa mengajarkan dia menyapa orang lain seperti mengucapkan “halo”, “hai” ketika si kecil berkunjung ke rumah saudara atau rekan kerja Anda ataupun mengucapkan “dadah”, “bye bye” ketika hendak pulang. Sebagai orangtua, Bunda harus memberikan pengertian tentang pentingnya hal tersebut dilakukan dan alasan mengapa si kecil harus melakukannya. Jangan lupa untuk selalu memberikan pujian ketika ia mampu melakukannya, karena pujian Bunda dapat mempertahankan dan meningkatkan semangat belajarnya dalam mempelajari nilai-nilai kesopanan yang Anda terapkan.

   

5. Orangtua Adalah Contoh Nyata Bagi Anak.

Mungkin hal itu terdengar kuno, namun nyatanya anak-anak selalu mencontoh apa yang dilakukan oleh orangtuanya. Maka dari itu, jika Bunda ingin buah hati Anda bertumbuh menjadi anak yang memiliki tata karma dan kesopanan, hal tersebut harus diawali oleh Anda. Bunda tentu tahu bahwa anak yang berusia 2 tahun selalu mencontoh apa yang dilakukan oleh orangtuanya. Maka jadilah pribadi yang baik dan sopan santun sehingga si kecil bisa mencontoh perilaku baik Anda.

(Wati)