Balita

5 Dampak Buruk Makan Sambil Nonton, Ubah Sekarang Juga!

5 Dampak Buruk Makan Sambil Nonton, Ubah Sekarang Juga!

Kebiasaan anak makan sambil nonton televisi atau jenis screen lainnya ternyata membawa dampak buruk bagi anak. Tak tanggung-tanggung, bukan hanya kesehatan fisik tapi juga kesehatan mentalnya ikut terdampak. 

Bahkan ini juga memengaruhi hubungan sosialnya. Hmm, jadi panjang ke mana-mana dong, ya! Mengapa bisa begitu? Teruskan membaca artikel ini untuk menemukan jawabannya.

Makan adalah momen menyenangkan


Momen makan seharusnya menjadi momen menyenangkan yang dilalui setiap orang, baik sejak kecil maupun hingga dewasa. Karena mulai dari rasa lapar, menikmati proses makan hingga merasa puas setelah makan adalah bagian dari aktivitas menjalani kehidupan.

Setiap tahapan dari proses ini diproses otak secara sadar. Sehingga apabila ada distraksi lain di tengah proses ini, bukan tidak mungkin timbul masalah-masalah lainnya, mulai dari makanan yang tidak tercerna dengan baik, makan terlalu banyak, sampai merasa kenyang tanpa menikmati makanan yang masuk.

Makan juga merupakan proses belajar. Di mana anak belajar mengenal apa benda-benda di piringnya, bagaimana rasanya, apa warnanya, yang mana yang paling mereka suka, atau mana yang paling bisa memuaskan rasa laparnya.

Makan sambil nonton hanya membuat perhatian terhadap makanan jadi beralih ke tontonan. Belum lagi, kebiasaan makan bersama juga dinilai positif dalam membangun hubungan dengan keluarga atau orang lain.

Nggak sedikit, orang yang menjadikan kegiatan makan bersama sebagai sebuah cara untuk lebih intim dan dekat satu sama lain.

Dampak yang muncul bila anak makan sambil nonton

1. Anak tidak tahu kapan lapar dan kapan kenyang

Rasa lapar dan kenyang dikontrol otak dengan catatan fokus anak ada pada makanan. Jika fokus anak beralih ke hiburan dalam layar jenis apapun, otak akan lebih fokus menyerap informasi dari tontonan.

Sedangkan kontrol pada mulut dan tangan hanya akan fokus pada gerakan, tapi tidak memiliki kontrol kapan harus berhenti atau kapan akan lanjut. Ada 2 kemungkinan yang bisa terjadi ketika anak makan sambil nonton.

Entah itu mereka akan makan lebih banyak, atau justru makan lebih sedikit karena tidak fokus mengunyah. Tak jarang anak akan menyudahi sesi makan padahal sebenarnya tubuhnya masih membutuhkan lebih banyak asupan.

Di lain sisi masih bisa juga terjadi anak justru makan lebih banyak karena merasa tidak ingat rasa sesungguhnya dari makanan di depannya. Tubuh tidak bisa mengontrol apakah ini kenyang ataukah masih lapar. 

Dilansir dari Parenting First Cry, makan sambil nonton akan membuat otak mengirimkan sinyal yang salah ke tubuh dan tidak memproses kepuasan makan di area palatal mulut.

2. Metabolisme terganggu

Saat anak makan sambil nonton otak akan fokus sepenuhnya pada tontonan. Artinya proses gerak tubuh yang lain akan berkurang. 

Metabolisme tubuh ikut melambat karena konsentrasi kerja otak sedang teralihkan. Akibatnya, makanan dicerna lebih lambat. Penumpukan pun terjadi. 

Makanan yang terlalu lama dicerna dalam lambung dapat meningkatkan asam lambung dan menimbulkan masalah pencernaan. Belum lagi pembakaran kalori yang juga akan terhambat, sehingga memicu penumpukan lemak di beberapa bagian tubuh.

3. Masalah perilaku sebagai dampak panjang

Wow, apakah makan sambil nonton juga berdampak pada masalah perilaku? Sebuah penelitian menyebutkan bahwa anak-anak yang terbiasa makan sambil nonton cenderung mengonsumsi junk food lebih banyak dan memiliki masalah perilaku.

Penelitian ini menemukan korelasi antara masalah perilaku anak dengan kebiasaan tidak sehat makan sambil nonton tv berkepanjangan. Anak-anak ini juga menjadi lebih rewel, pemilih dalam hal makan, serta lebih cepat marah.

Belum lagi masalah psikis anak yang cenderung lebih rentan depresi karena kurangnya berinteraksi dengan orang lain dalam keluarga. Di mana ini juga akan menggiring pada perilaku menyimpang.

4. Kehilangan interaksi dengan orang lain


Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa makan harusnya jadi momen menyenangkan. Memuaskan rasa lapar dan sebagai media bersosialisasi dengan orang lain.

Keluarga adalah orang-orang terdekat anak dan momen makan sebaiknya menjadi momen interaksi berharga anak dengan orang tua. Saat anak makan sambil nonton, tentu saja mereka akan kehilangan interaksinya dengan orang tua.

Mereka lebih ketagihan menatap layar daripada ngobrol bersama orang tuanya. Anak-anak yang lebih kecil juga perlu diasah interaksinya dengan orang tua saat makan. 

Meski baru mulai makan di usia 6 bulan, menikmati makanan sambil diajak ngobrol akan menjalin interaksi yang baik dengan anak. Sayangnya, makan sambil nonton hanya akan menghilangkan interaksi ini. 

Melansir dari Chow Line, laman Departeman Makanan, Agrikultural dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Ohio, ada penelitian yang menyebutkan bahwa, anak-anak yang makan bersama dengan keluarganya serta berinteraksi satu sama lain memiliki kesehatan mental lebih baik dan lebih menghargai dirinya. Mereka terhindar dari depresi, memiliki nilai lebih baik di sekolah dan terhindar dari penggunaan narkotika.

5. Kebiasaan makan yang tidak sehat

Anak yang makan sambil nonton cenderung ingin ngemil makanan manis dalam jumlah besar daripada makan-makanan gurih. Belum lagi terciptanya kebiasaan makan harus sambil nonton. Kalau tidak nonton malah tidak mau makan.

Kebiasaan seperti ini akan berujung pada anak yang tantrum dan tidak sehat karena makanannya tidak diproses dengan benar dalam tubuh. Risiko berbagai jenis penyakit juga mengintai di balik kebiasaan makan yang tidak benar ini.

Nah, inilah mengapa orang tua perlu mempertimbangkan kembali untuk memberikan tontonan saat makan. Makan sambil nonton untuk sesekali kesempatan mungkin tidak terasa dampaknya. Tapi saat mulai menjadi kebiasaan, ini hanya akan merugikan anak.

Tips membebaskan anak dari makan sambil nonton


  1. Terapkan waktu makan yang konsisten dan buat rutinitas. Ajak anak membantu menyiapkan alat makan, membersihkan meja, menyiapkan air putih serta mencuci tangan. Karena dengan ini anak akan tahu kapan saat makan dan anak lebih mengerti bahwa rutinitas ini menandakan tidak ada hal lain yang akan dilakukan selain makan bersama keluarga.
  2. Jadilah contoh saat makan. Berinteraksilah dengan anak. Ajak anak ngobrol tentang jenis makanan saat itu, warna-warni makananya, bagaimana Ibu memasaknya, bahkan beragam cara memakan makanannya. Bila anak sudah lebih besar, Ibu bisa menambahkan obrolan seperti hari ini apa kegiatan di sekolah, atau main apa bersama teman-teman sore tadi. Interaksi sederhana seperti ini membuat anak merasa dirinya dianggap dan kegiatannya juga sama berartinya dengan kegiatan yang dilakukan orang dewasa.
  3. Matikan televisi dan letakkan gawai. Buatlah momen makan menyenangkan dan intim untuk anak. Sehingga anak merasa utuh di keluarganya dan fokus pada makannnya. Dengan mematikan televisi dan menjauhkan gawai akan menghalau distraksi saat makan.
  4. Kalau baru saja mencoba megubah kebiasaan makan sambil nonton, lakukan perlahan saja dulu. Bisa dimulai dari mengurangi waktu nontonnya saat makan. Mulai dari 5 menit tanpa nonton, 7 menit tanpa nonton, hingga full makan tanpa nonton. Alihkan dengan mencoba tips nomor 1 dan 2.

Menghentikan kebiasaan makan sambil nonton memang butuh waktu. Anak mungkin akan menangis dan merengek. Dibutuhkan konsistensi agar anak perlahan terbiasa makan tanpa nonton. Semangat mencoba, ya Bu!.

Editor: Aprilia