Balita

5 Penyebab Gigi Bertumpuk Pada Anak Ini Harus Segera Diatasi!

5 Penyebab Gigi Bertumpuk Pada Anak Ini Harus Segera Diatasi!

Gigi bertumpuk pada anak bisa terjadi oleh siapapun dan tidak ada yang bisa memperkirakan kapan akan terjadinya. Bayi mungil Ibu mungkin saja memiliki gigi jagung kecil-kecil yang berjajar rapi saat usianya masih balita.

Namun ketika ia mulai masuk usia sekolah, gigi permanennya mungkin saja akan tumbuh lebih cepat sebelum gigi bayi atau gigi susu tanggal. Hal ini biasa terjadi dan bukan suatu hal yang membahayakan, tapi alangkah baiknya Ibu tetap waspada dan tahu apa tindakan yang harus dilakukan selanjutnya.

Apa yang dimaksud dengan gigi bertumpuk pada anak?


Melansir dari laman Kidz Vil, gigi bertumpuk pada anak atau gigi berjejal merupakan suatu kondisi umum dimana gigi permanen anak-anak tidak dapat tumbuh lurus karena kurangnya ruang untuk tumbuh. Kondisi ini memungkinkan gigi saling menekan satu sama lain, tumpang tindih, atau posisinya berada di depan atau di belakang gigi susunya.

Gigi bertumpuk pada anak ini punya tiga tahapan, seperti:

Kondisi ringan

Gigi bertumpuk tahapan ringan, hal ini memungkinkan akan adanya 1 gigi yang terpengaruh posisinya yang letaknya di rahang atas atau bawah.

Kondisi sedang

Kondisi yang satu ini memungkinkan akan ada dua atau tiga gigi yang tumpang tindih pada rahang atas atau bawah.

Kondisi berat 

Kondisi ini memungkinkan adanya sejumlah gigi atau sebagian besar gigi bertumpuk pada anak serta posisinya tumpang tindih dan bisa terjadi di bagian rahang atas maupun bawah.

Penyebab terjadinya gigi bertumpuk pada anak


Normalnya, gigi permanen anak harus tumbuh lurus tanpa mengganggu gigi lainnya dan cukup ruang untuk tumbuh dengan baik, tanpa berjejal, ataupun bercelah. Namun tentu saja hal ini diluar kendali Ayah ataupun Ibu, semua bisa terjadi begitu saja dan beberapa penyebab ini bisa jadi faktor utamanya:

1. Pertumbuhan gigi tidak normal

Tidak semua anak akan mengalami kondisi gigi bertumpuk pada anak, namun ini tidak dapat dihindarkan juga. Pertumbuhan gigi tidak normal adalah hal yang umum terjadi, ini bisa terjadi dengan kondisi gigi bertumpuk, gigi bercelah, gigi berlubang lebih cepat, atau mengalami karies gigi (terdapat plak putih hingga coklat kehitaman pada gigi anak). 

2. Mengalami pertumbuhan gigi berlebih

Seperti organ tubuh lainnya, gigi akan mengalami pertumbuhan yang akan memengaruhi kesehatan kita dan berperan penting dalam memproses makanan yang kita konsumsi setiap hari. Kita membutuhkan pertumbuhan gigi yang lengkap untuk menunjang kehidupan sehari-hari, tapi ada juga yang harus mengalami pertumbuhan gigi berlebih. 

Pertumbuhan gigi berlebih atau hiperdonsia adalah kondisi dimana seseorang mengalami pertumbuhan gigi susu lebih dari 20 buah dan gigi permanen lebih dari 32 buah. Kondisi ini seringnya akan mengganggu penampilan serta kesehatan seseorang. Penyebab utamanya tak cuma faktor genetik, tapi bisa jadi faktor lingkungan atau aktivitas berlebih pada lamina gigi.

3. Faktor genetik

Faktor genetik bisa menyebabkan gigi memiliki ukuran lebih besar dari yang diizinkan oleh rahang manusia atau bisa jadi rahang yang dimiliki justru lebih kecil dari ukuran seharusnya. Faktor genetik pada anak biasanya diturunkan dari struktur gigi sang Ayah dan kerap kali anak-anak memiliki jenis gigi yang mirip sekali dengan Ayahnya. 

Misalnya, sang Ayah punya struktur gigi bertumpuk, kemungkinan ini juga akan terjadi pada anak kelak. Mungkin saja struktur gigi Ayah cenderung bercelah, maka anak-anak kemungkinan besar memiliki struktur yang sama. Jika terlihat pertumbuhan gigi anak tidak wajar, ada baiknya Ibu berkonsultasi kepada dokter gigi anak untuk penanganan yang lebih tepat.

4. Hilangnya gigi susu (sulung) terlalu dini


Gigi susu atau gigi sulung merupakan sejumlah gigi yang tumbuh pertama kali pada anak yang nantinya akan digantikan oleh gigi dewasa atau gigi permanen. Gigi susu ini akan mulai terbentuk sejak si kecil berada di dalam kandungan dan akan pertama kali tumbuh dengan rentang usia 5 – 8 bulan.

Namun ini bukanlah patokan utama karena proses tumbuhnya gigi susu pada anak mungkin saja berbeda. Bahkan ditemukan juga beberapa kasus bayi yang baru saja dilahirkan sudah memiliki satu atau dua gigi susu terlebih dahulu. Hilangnya gigi susu yang terlalu dini, dapat menjadi penyebab utama gigi bertumpuk pada anak karena gigi lain akan mengalami pergeseran dari tempatnya semula.

5. Pernah mengalami trauma atau kecelakaan tertentu

Trauma dan cedera akibat suatu kecelakaan tertentu yang mengakibatkan rahang patah, rahang bergeser, atau gigi patah akan menyebabkan struktur gigi lain ikut bergeser selama masa penyembuhan. Lakukan pemeriksaan secara rutin kepada dokter gigi bila hal ini terjadi, terutama pada anak-anak karena ini dapat menyebabkan gigi bertumpuk pada anak dikemudian hari.

Tanda-tanda gigi bertumpuk pada anak


Anak-anak mungkin tidak begitu paham apa yang sedang terjadi dengan giginya, namun Ibu bisa lebih teliti saat melakukan pengecekan pada struktur gigi anak. Berikut ini beberapa tanda adanya indikasi gigi bertumpuk pada anak, melansir dari laman Kidz Vil:

  • Terlihat adanya gigi bengkok pada sudut yang tidak biasa.
  • Mengalami kesulitan saat sedang menyikat gigi atau flossing gigi.
  • Rahang terasa sakit atau mengalami nyeri.
  • Terlihat gigi bertumpuk pada anak dengan jelas, terutama saat gigi permanen tumbuh sebelum gigi susunya copot dengan sendirinya.
  • Anak terlihat kesulitan saat menggigit atau mengunyah makanan. Hal ini juga sering menyebabkan anak malas makan atau tidak nafsu makan.

Apakah kondisi ini perlu segera diobati?


Melansir dari laman Kidz Vil, gigi bertumpuk pada anak sebaiknya segera diobati. Jika tidak, maka sejumlah masalah kesehatan berikut ini mungkin saja terjadi dan akan mengganggu tumbuh kembang anak-anak:

  • Kebersihan gigi yang buruk

Gigi bertumpuk pada anak bisa menyebabkan kebersihan giginya juga terganggu karena struktur gigi yang terlalu padat. Hal ini memungkinkan anak tidak dapat menyikat giginya dengan benar dan celah-celah gigi bisa saja masih kotor atau menyisakan makanan sebelumnya. Kalau ini sudah terjadi, maka bakteri dan plak akan menumpuk di dalam mulut dan meningkatkan risiko kerusakan pada gigi hingga bau mulut yang tidak sedap.

  • Adanya penyakit pada gusi

Saat gigi bertumpuk pada anak maka bakteri dan plak juga mungkin tumbuh dengan bebasnya sehingga dapat menyebabkan sakit pada gusinya. Tanda-tanda terjadinya penyakit gusi seperti rasa tidak nyaman pada mulut, gusi berdarah, gigi goyang, gusi bengkak, hingga berwarna kemerahan. 

  • Maloklusi

Maloklusi dapat terjadi saat gigi anak bertumpuk, hal ini diakibatkan karena tidak terdeteksinya gigi bertumpuk pada anak sejak dini. Maloklusi adalah suatu kondisi dimana struktur rahang tidak sejajar sehingga menyebabkan sakit kepala, nyeri rahang, dan berpotensi terjadinya disfungsi rahang.

  • Mengalami gangguan bicara

Meski faktor yang satu ini belum tentu menjadi faktor utama si kecil mengalami gangguan bicara, namun gigi bertumpuk pada anak tetap dapat menyebakan kesulitan bicara pada anak. Gangguan bicara karena masalah ini seperti pelafalan kata yang kurang jelas, atau si kecil tampak susah saat sedang berbicara. Hal ini tergantung juga dari tingkat keparahan gigi bertumpuk yang terjadi pada anak.

Editor: Aprilia