Balita

5 Tips Pindah Rumah Yang Menyenangkan Bagi Anak-Anak

5 Tips Pindah Rumah Yang Menyenangkan Bagi Anak-Anak

Pindah rumah bisa dialami oleh keluarga manapun dengan situasi dan kondisi yang beragam. Ini juga merupakan momen umum yang sering dialami sejumlah keluarga, terutama keluarga kecil yang masih merintis kehidupan.

Pindah rumah mungkin tampak biasa saja bagi orang dewasa, namun hal ini jelas tampak berbeda bagi sebagian anak-anak, terutama bila ia sudah punya teman bermain yang akrab. Momen ini bisa saja mengganggu pikiran dan juga psikisnya.

Saat memutuskan untuk pindah rumah, Ayah dan Ibu wajib mendampingi si kecil dan memberi pengertian yang bisa diterima olehnya, terutama momen si kecil harus berpisah dengan teman-temannya. Selain hal tersebut, apa saja yang harus Ibu persiapkan, ya?

Menyiapkan psikis si kecil saat menghadapi momen pindah rumah


Melansir dari laman Better Removalists Sunshine Coast dalam ulasan berjudul “What is The Best Age to Move with Children”, para ahli mengungkapkan bahwa, usia paling tepat untuk melakukan pindah rumah bagi si kecil adalah antara 5 sampai 8 tahun. Usia ini dianggap ideal, karena mereka sudah lebih tua sehingga lebih paham dengan apa yang sedang terjadi.

Sementara itu, beberapa ahli lainnya memiliki pendapat yang berbeda. Melansir dari laman Top Removals dalam ulasannya “How do Kids React to a house relocation”, jika ingin pindah rumah, maka Ibu bisa melakukannya saat anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Alasannya karena, balita cenderung memiliki rentang perhatian yang pendek dan memorinya belum berkembang secara penuh, sehingga akan lebih mudah menghadapi kondisi psikisnya.

Sejumlah penelitian yang dilakukan oleh MacArthur Foundation mengungkapkan bahwa. momen pindah rumah yang dilakukan saat si kecil baru saja dilahirkan (masih bayi) hingga menginjak usia pra sekolah akan menghambat fungsi sosial-emosional. Tetapi tidak akan berpengaruh pada fungsi kognitif. 

Bagi anak-anak usia pra sekolah mungkin akan mengalami perubahan tingkah laku. Hal ini karena ia belum terbiasa dengan lingkungan barunya, atau justru ia sedang merasa stres. Ibu sebaiknya tetap waspada pada tanda-tanda seperti berikut ini:

  • Si kecil sering mengamuk atau tantrum tanpa alasan
  • Anak-anak yang sudah lulus toilet training mendadak ngompol lagi
  • Si kecil merasa tidak aman sehingga terus mengikuti Ibunya
  • Mulai menghisap jempol lagi untuk mencari kenyamanan
  • Bahasa bayinya mulai keluar lagi.

Jika hal tersebut tampak pada anak-anak setelah pindah rumah, maka yang terbaik adalah orang tua wajib terus mendampingi. Ayah atau Ibu juga bisa terus memberi pengertian, bahwa ia akan punya teman bermain yang seru lagi dan tempat tinggal yang baru.

Katakan pula bahwa tempat tinggal yang baru ini, juga aman serta nyaman sama seperti tempat tinggal sebelumnya. Meskipun para ahli sudah mengulas tentang usia ideal anak untuk pindah rumah, namun hal tersebut bukan merupakan pedoman yang harus dipatuhi siapapun ya Bu. 

Apalagi biasanya, momen pindah rumah ini juga ada yang dilakukan secara mendadak. Sehingga mau tidak mau, harus pindah rumah meski usia anak dirasa belum ideal. Jadi, kembali lagi, semua bebas disesuaikan dengan kondisi keluarga masing-masing.

Menyiapkan momen pindah rumah yang menyenangkan bersama si kecil


Momen pindah rumah pasti akan sangat melelahkan, karena berkutat dengan banyak barang yang harus dikemas. Apalagi hal ini juga akan dibarengi dengan tetap mengurus si kecil dan keperluan anggota keluarga lainnya. 

Melansir dari laman Motherly, simak beberapa tips supaya si kecil tidak rewel saat momen pindah rumah kali ini:

1. Siapkan waktu khusus bagi si kecil

Mempersiapkan barang-barang pindah rumah akan sangat menyita waktu dan perhatian Ibu nantinya. Perhatian untuk si kecil juga pasti akan sedikit teralihkan, dan siapa sangka manusia mungil itu juga bisa merasa koneksi antara Ibu dan anak sedang tidak baik.

Alhasil, si kecil akan lebih mudah tantrum atau melakukan apapun untuk meraih kembali perhatian Ibu. Tidak jarang juga hal ini akan membuat Ibu sedikit kewalahan, hingga harus meluapkan emosi kepada si kecil.

Supaya hal tersebut tidak terjadi, Ibu bisa melakukan upaya pencegahan yang jitu seperti, menyediakan waktu khusus untuk si kecil minimal 10-15 menit. Sebelum Ibu benar-benar disibukkan dengan kegiatan pengepakan barang.

Lakukan hal ini dengan fokus, supaya cangkir perhatian si kecil terisi penuh baru kemudian Ibu bisa lebih tenang melakukan hal lainnya.

2. Melibatkan si kecil dalam proses packing


Buatlah suasana pindah rumah kali ini lebih menyenangkan dengan melibatkan si kecil pada proses pengepakan barang. Nyalakan musik meriah, lalu beri si kecil kotak khusus untuknya dan biarkan ia menaruh barang-barang di kotak tersebut.

Saat melibatkan anak-anak langsung dalam proses packing, anak-anak tidak hanya harus melakukan tugasnya saja, lho! Namun lebih dari itu, ia juga akan merasa sangat dihargai karena memiliki tugas yang sama dengan orang dewasa di sekitarnya.

3. Buat suasana menjadi lebih ceria dan menyenangkan

Tarik napas yang panjang serta dalam, lalu hembuskan. Biarkan proses pindah rumah kali ini lebih santai dan bebas dari suasana tegang, meski semua orang merasa lelah.

Cobalah untuk mengasuh si kecil dengan riang gembira, mengajaknya bercanda, dan berbincang seru dengan anggota keluarga yang ikut membantu.

4. Rencanakan permainan yang menarik untuk si kecil


Jika usia anak Ibu sudah sedikit lebih tua, maka Ibu bisa memintanya untuk membantu mengemasi barang-barang yang akan dibawa saat pindah rumah. Gunakan permainan seru untuk memulainya, misalnya permainan memindahkan barang ke kotak yang sudah disediakan. 

Siapa yang mampu menyelesaikannya dengan cepat, namun rapi maka akan dapat kue manis yang lezat saat jam makan siang atau malam. Cara ini dirasa akan lebih menyenangkan daripada menyuruh mereka dengan nada yang tinggi.

5. Siapkan kudapan lezat serta minuman segar

Tetapkan waktu istirahat yang dinantikan oleh anak-anak dan seluruh anggota keluarga lainnya. Ibu bisa menyediakan kudapan lezat, atau minuman dingin yang menyegarkan agar anak-anak terpacu untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Waktu istirahat ini bisa juga digunakan untuk berbincang tentang bagaimana perasaan si kecil saat harus pindah rumah. Berikan gambaran seru tentang rumah serta lingkungan baru yang akan ditinggali nantinya.

Editor: Aprilia