Balita

Anak Suka Menyela Pembicaraan Orang Tua, Yuk Lakukan Ini!

Anak Suka Menyela Pembicaraan Orang Tua, Yuk Lakukan Ini!

Meski sebenarnya menyela adalah hal yang wajar dilakukan anak, namun ada cara yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu anak suka menyela pembicaraan, agar lebih sabar dan menghargai orang lain. Karena pada dasarnya, memberi pengertian pada anak untuk sesuatu yang belum ia pahami, adalah salah satu cara memberikan anak pendidikan sosialnya.

Yes! Ibumin beberapa kali juga sering mengalami kondisi, ketika orang tua sedang asyik berbicara atau mengobrol, tiba-tiba anak menyela pembicaraan. Hal ini bikin Ibumin jadi lupa dengan lanjutan topik yang sedang dibahas bersama suami, orang tua maupun teman.

Tapi sebenarnya, memberikan pengertian pada anak suka memotong pembicaraan orang tua ternyata bisa kita lakukan kok, Bu. Namun, Ibu tetap perlu mengetahui terlebih dahulu mengapa anak suka menyela pembicaraan orang tua dalam ulasan berikut.

Alasan anak suka menyela pembicaraan

Melansir dari laman Motherlyanak-anak usia prasekolah memiliki beberapa alasan mengapa mereka suka memotong pembicaraan, diantaranya:

1. Anak secara natural belum bisa menahan keinginannya yang menggebu


Anak-anak di usia ini selalu sangat antusias akan sesuatu. Mereka juga cenderung ingin segera menyampaikan apa yang ada dalam isi kepalanya. Mereka juga ingin segera diperhatikan oleh orang tuanya langsung setelah mereka memanggil orang tua.

Padahal mungkin saja orang tua sedang di tengah pembicaraan dengan orang lain atau mungkin sedang menelpon. Sebenarnya perilaku anak menginterupsi ini, bukan berniat jahat, kok. Murni hanya karena menurut mereka apa yang ingin mereka sampaikan itu sangat luar biasa.

2. Anak belum tahu cara menginterupsi orang lain dengan sopan


Karena kegembiraan yang ingin segera mereka sampaikan, anak suka menyela pembicaraan orang tua tanpa tahu cara yang sopan menginterupsi. Hal ini tentu sangat wajar.

Inilah yang kemudian menjadi tugas kita sebagai orang tua untuk memberi anak-anak pengertian tentang cara sopan menginterupsi.

3. Anak ingin terlibat dalam obrolan orang dewasa


Anak-anak selalu ingin dianggap sudah dewasa. Sehingga, nggak jarang anak suka memotong pembicaraan hanya untuk mengomentari obrolan yang sedang berlangsung.

Tujuannya tentu karena, ingin dilibatkan dalam obrolan dan diakui bahwa mereka sudah layak ngobrol tentang topik tertentu dengan orang dewasa.

Ini yang bisa orang tua lakukan untuk anak suka menyela pembicaraan 

1. Jadilah contoh


Tidak ada cara terbaik dalam mengubah perilaku anak sebelum orang tua mencontohkan hal yang sama. Untuk itu, beri contoh untuk tidak menyela pembicaraan ketika anak bicara atau ketika orang lain sedang bicara.

Biarkan anak menjelaskan dulu pendapatnya, lalu kemudian mintalah izin untuk berbicara setelahnya. Ibu atau Ayah bisa menggunakan kalimat seperti:

  • Boleh sekarang Ibu yang gantian bicara?
  • Sekarang giliran Ibu ya yang ngomong
  • Maaf ya Ibu sela dulu, waktu main kalian sudah hampir habis ya sayang. Sisa 5 menit lagi. Setelah 5 menit kita pulang, ya
  • Wah, serunya main sama teman! Tapi maaf ya ini sudah hampir malam. Boleh kita selesaikan mainnya 10 menit lagi, lalu kita pulang ke rumah masing-masing?

Kalimat seperti ini, sedikit banyak akan membuat anak suka menyela pembicaraan mengerti bahwa ada giliran untuk setiap orang berbicara tanpa perlu menyela.

2. Gunakan kode atau isyarat

Ketika anak suka menyela pembicaraan, Ibu dan Ayah bisa menggunakan kode atau isyarat tertentu. Isyarat ini menunjukkan bahwa, orang tua tahu anak ingin mengatakan sesuatu tapi tunggu dulu. 

Isyarat ini bisa seperti anggukan kepala, sentuhan tangan, acungan jempol, atau isyarat tangan yang berarti “tunggu sebentar”.

3. Minta anak menunggu dan gunakan bahasa yang sopan


Daripada berkata “Sstttt!” atau “Tunggu dong!”, gunakan pilihan kalimat yang sopan dan menenangkan untuk anak. Lakukan ini beberapa saat setelah kode atau isyarat.

Misalnya dalam kondisi isyarat ternyata belum memuaskan anak untuk menunggu, Ibu dan Ayah bisa menggunakan kalimat-kalimat ini:

  • Ibu selesaikan bicara sama Ayah 5 menit ya, boleh tolong tunggu dulu?
  • Boleh Ibu dengarkan tante cerita dulu sekitar 5 menit, nanti setelahnya Ibu dengerin adek mau bilang apa, oke?
  • Sayang, tolong kasih Ibu waktu 10 menit untuk selesaikan pekerjaan Ibu dulu, ya. Sambil nunggu, boleh tolong adek makan kue yang di kulkas dulu?

Kalimat-kalimat seperti ini akan menahan anak suka menyela pembicaraan dengan cara yang baik. Bahkan bisa menjadi sebuah contoh yang bisa mereka terapkan juga.

4. Jangan dulu turuti kemauan anak

Laman Very Well Family menjelaskan bahwa, ketika orang tua langsung merespon anak ketika mereka menyela dengan memenuhi langsung kemauannya, ini hanya akan membuat anak suka menyela pembicaraan lebih sering.

Karena bagi anak, ini adalah cara efektif untuk mendapatkan perhatian orang tuanya. Tentu kita tidak ingin anak terbiasa melakukan ini, bukan?

Untuk itu, cobalah untuk menahan diri dan minta anak menunggu beberapa menit. Pastikan Ibu dan Ayah menepati janji dengan merespon anak setelah waktu yang ditentukan tadi, ya.

5. Mencontohkan lewat buku


Baby Center menyarankan agar orang tua juga mengajarkan perilaku sabar menunggu melalui buku cerita. Anak suka menyela pembicaraan bisa belajar nilai moral dari buku cerita, sehingga mereka dapat mencontoh perilaku yang lebih baik.

6. Turunkan ekspektasi dan beri anak lebih banyak waktu belajar

Anak suka menyela pembicaraan juga perlu diberi waktu untuk belajar hal baru. Kita sebagai orang tua, sebaiknya bersabar dan memberi anak kesempatan lebih luas untuk merubah sikapnya.

Menurunkan ekspektasi adalah langkah tepat agar anak tidak merasa ditekan dan orang tua tidak stres sendiri. Perlahan menyela dengan sopan, akan menjadi sebuah kebiasaan yang diterapkan anak dalam kesehariannya.

Nah, sekarang Ibu dan Ayah sudah mengantongi tips agar anak suka menyela pembicaraan bisa menyampaikan kebutuhannya dengan baik di waktu yang tepat. Pastikan Ibu dan Ayah juga menjadi pendengar yang baik bagi mereka dan tahu kapan menyela pembicaraan mereka.

Editor: Aprilia