Balita

Anak Susah Makan, Picky Atau Selective Eater? Kenali Bedanya

Anak Susah Makan, Picky Atau Selective Eater? Kenali Bedanya

Akan ada fase di mana anak susah makan dan Ibu pusing bukan kepalang. Anak susah makan pun ditunjukkan dengan berbagai macam cara. Mulai dari menutup mulut rapat-rapat saat sendok mendekat, menggeleng, anak pilih-pilih makanan, sampai mulai melempar-lemparkan makanan. 

Karena anak susah makan adalah masalah Ibu di jagad raya ini, maka tidak ada salahnya mengenal tipe anak susah makan. Siapa tahu ada penyebab jelas mengapa anak suka memilih makanan atau anak menutup mulutnya saat makan dan bisa ditemukan solusinya. Karena ternyata, anak susah makan nggak bisa dibiarkan gitu aja, lho!

Anak Susah Makan Karena Picky atau Selective?


Pernahkah Ibu mendengar tentang anak picky eater? Mungkin jawabannya ya. Bagaimana dengan selective eater? Tidak banyak yang mengenal istilah ini. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan tentang kebiasaan anak susah makan serta perbedaan picky eater dan selective eater.

Kedua tipe ini masuk dalam food preference. Food Preference dijelaskan IDAI dalam bentuk normal adalah neofobia. Neofobia merupakan bentuk pertahanan bayi terhadap makanan baru. Insting waspada pada bayi ini sangat menguntungkan saat bayi makan sendiri untuk menghindari keracunan.

Tetapi jika penolakan terhadap makanan tertentu ini berlanjut, maka selanjutnya anak disebut picky eater.

Picky eater  diartikan sebagai anak yang masih mau mengonsumsi makanan apapun meski jumlahnya tidak cukup dengan anjuran pemenuhan nutrisi hariannya. Selain itu anak susah makan dalam tipe picky eater masih mau makan satu jenis makanan dalam kelompok makanan. Misalnya, anak menolak makan nasi tapi masih mau makan roti atau mi.

Selective eater  merupakan tipe anak susah makan yang lebih kompleks dari picky eater. Selective eater menolak hampir semua jenis makanan dalam satu kelompok. Misalnya menolak karbohidrat apapun, protein apapun atau susu jenis apapun. 

Sayangnya, anak susah makan dalam kategori selective eater mendapatkan pengaruh pada penyerapan nutrisinya. Sehingga berpotensi besar terkena defisiensi nutrisi. Selain itu hal ini juga berpengaruh pada kualitas makan bersama keluarga dan partisipasi sosial anak ketika makan di pesta ulang tahun, acara keluarga atau restoran.

Apa Yang Menyebabkan Anak Susah Makan?


Ada banyak hal yang menyebabkan anak susah makan. Bahkan nggak sedikit yang bukan berasal dari anak, melainkan orang tua. Karena proses makan melibatkan interaksi dua arah serta pola mencontoh dari lingkungan, maka masalah makan juga dapat ditimbulkan dari kedua belah pihak dan didampak juga dari lingkungan.

1. Pemberian MPASI Dini Tanpa Saran Dokter

Siapa yang mengira bahwa jika Ibu terlalu cepat memberikan MPASI dini atau sebelum usia seharusnya akan berdampak pada masalah anak susah makan. Hal ini terjadi karena pencernaan dan organ makan anak belum maksimal menjalankan perannya. Sehingga anak kesulitan mencerna makanan atau mengunyah makanannya.

2. Pemberian MPASI dengan Metode yang Kurang Tepat

Metode pemberian makan yang kurang tepat juga dapat mendukung terjadinya masalah anak susah makan. Ketidaksiapan fungsi oromotornya dapat menjadi pemicu anak susah makan karena merasa tidak siap.

3. Tekanan Dalam Proses Makan


Proses makan seharusnya dibuat menyenangkan. Bayi dan pengasuh yang menyuapi perlu sama-sama merasa bahagia dan siap saat proses ini berlangsung. Pengasuh di sini bisa ibu, ayah, nenek, atau pengasuh lain, ya. Jika pengasuh yang menyuapi sedang tidak dalam kondisi hati yang bagus, ini bisa menular ke anak lho. 

Anak jadi kurang tertarik pada makanan karena sudah melihat ekspresi pengasuh yang kurang nyaman. Ditambah kemudian pengasuh akan mulai jengkel jika anak susah makan. Tekanan-tekanan seperti ini lah yang bisa membuat anak semakin susah makan.

4. Pengaruh Lingkungan

Pengaruh lingkungan juga berdampak pada kebiasaan anak susah makan. Misalnya, orang tua jarang makan bersama anak, anak bosan dengan pemandangan saat makan, anak bosan duduk di kursi makan, anak terbiasa makan sambil main atau digendong,

5. Jam Menyusu Yang Terlalu Dekat dengan Jam Makan

Ini juga bisa menjadi faktor anak susah makan, lho. Karena anak masih belum merasakan lapar sehingga mereka cenderung menolak makan. Jika jama makan dan menyusu dibatasi dan diatur dengan tepat, kemungkinan anak susah makan dapat berkurang.

Bagaimana Dengan Penyebab Anak Menjadi Selective Eater?


Menurut laman Kid Therapy, anak susah makan dalam kategori selective eater memiliki beberapa kemungkinan penyebab:

1. Mengonsumsi Susu Formula di 6 Bulan Pertamanya

Berbeda dengan ASI yang rasanya cenderung berubah-ubah sesuai dengan variasi makanan yang dikonsumsi Ibu, susu formula memiliki rasa yang tetap sama. Ini menyebabkan bayi menjadi terbiasa hanya dengan rasa yang serupa atau hanya mau dengan satu jenis rasa makanan saja.

2. Kurangnya waktu Tummy Time

Yup, sepenting itulah peranan tummy time. Ini melatih koordinasi bayi dan sensitivitasnya di tangan, tubuh dan wajah. Sensitivitas inilah yang nantinya bayi pergunakan saat makan. Jika kurang dieksplorasi, maka bayi juga menjadi kurang tertarik dengan hal baru, termasuk makanan.

3. Menurunnya Fungsi Organ untuk Makan

Menurunnya kekuatan rahang dalam mengunyah atau berkurangnya intensitas  bayi dalam menggerakkan mulut dan lidahnya dapat memicu masalah anak susah makan.

4. Adanya Infeksi Tersembunyi

Memiliki penyakit tersembunyi seperti ISK, TB, anemia defisiensi atau kelainan lainnya juga dapat memicu terjadinya masalah makan. Bila demikian diperlukan adanya pemeriksaan lanjutan dan konsultasi dengan dokter.

Bagaimana Cara Mengatasi Anak Susah Makan?


Meski masalah makan termasuk masalah global, hal ini tidak dapat dibiarkan. Bila anak terus mengalami masalah makan, maka akan mempengaruhi tumbuh kembangnya. Ini juga akan mengarah pada kasus stunting dan rendahnya kualitas hidup anak di masa mendatang. Ibu dan Ayah bisa mencoba cara mengatasi anak yang suka pilih-pilih makanan berikut ini:

  • Contohkan pola, adab, dan pemilihan menu makan yang ideal pada anak, seperti makan bersama, duduk dengan baik, mengunyah dengan benar, tidak menyisakan makanan, serta makan variasi makanan yang beragam.
  • Coba latih anak dengan finger food di usia yang tepat. Ini untuk memancing rasa tertariknya terhadap makanan.
  • Tawarkan makanan baru, dan coba hingga 10-15 kali. Jika dalam hitungan itu anak masih menolak, artinya bayi memang tidak menyukai jenis makanan tersebut.
  • Tingkatkan kesabaran dan bangun suasana menyenangkan saat anak makan.
  • Tawarkan makanan dalam porsi kecil tapi variasi yang banyak. Misalnya, sajikan bubur nasi, sayur bayam, bakwan teri jagung, ayam suwir, dalam porsi kecil, sekali makan. Jika anak menghabiskan semuanya, maka ini seperti memberi makan anak dengan satu jenis makanan dalam jumlah besar.
  • Terapkan feeding rule dengan konsisten.

Yuk, coba dulu sebelum menyerah. Anak susah makan bisa diselesaikan dengan cara yang tepat.

Editor: Dwi Ratih