Ibupedia

Bayi Tampak Kesulitan Bernapas? Hati-Hati Gejala Bronkopneumonia!

Bayi Tampak Kesulitan Bernapas? Hati-Hati Gejala Bronkopneumonia!
Bayi Tampak Kesulitan Bernapas? Hati-Hati Gejala Bronkopneumonia!

Apakah Ibu pernah melihat napas si kecil terlihat sangat cepat dan tampak kesulitan bernapas? Waspada! Bisa jadi ini merupakan sebuah gejala dari bronkopneumonia.

Jika melansir website Kemenkes RI bronkopneumonia adalah peradangan yang terjadi pada saluran pernapasan bronkus sampai dengan alveolus paru. Bronkus sendiri merupakan saluran udara yang memastikan udara masuk dengan baik dari trakea ke alveolus.

Sementara, alveolus merupakan rangkaian kantong udara kecil yang berfungsi sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Bronkopneumonia sendiri merupakan salah satu jenis pneumonia yang paling umum terjadi pada anak-anak usia 2 tahun ke bawah.

Hal ini bisa jadi karena sistem kekebalan tubuh anak usia tersebut masih tergolong sangat lemah. Nggak heran jika bronkopneumonia seringkali menjadi penyebab kematian akibat infeksi pada anak usia di bawah 5 tahun.

Bahkan, Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri telah mencatat, persentase penderita penyakit ini di Indonesia diperkirakan antara 10-20% pertahun. Karenanya, yuk ketahui mengenai apa itu bronkopneumonia lebih dalam.

Mengenal bronkopneumonia pada anak


Dikutip dari Journal of the Academy Medical Sciences bronkopneumonia paling sering terjadi pada anak. Penyakit ini merupakan salah satu jenis pneumonia yang menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.

Bahkan pada tahun 2013, bronkopneumonia menjadi salah satu penyakit yang jadi penyebab utama kematian pada 935,000 anak di dunia. Penyebab bronkopneumonia sendiri adalah akibat infeksi dari bakteri streptokokus pneumonia dan hemofilus influenza.

Biasanya bakteri ini kerap menyerang anak-anak yang punya kekebalan tubuh rendah. Namun, anak dengan faktor risiko lain seperti trauma pada paru, dan pengobatan dengan antibiotik yang tidak sempurna juga dapat berperan penting sebagai penyebab bronkopneumonia yang paling umum.

Bahkan, risiko bronkopneumonia juga bisa meningkat drastis pada anak yang tinggal di lingkungan yang kurang bersih. Terlebih, jika sering terpapar asap rokok, dan punya riwayat kontak erat dengan penderita bronkopneumonia.

Untuk itu, sangat penting dalam mencegah penyebaran penyakit ini secara masif dengan menggunakan berbagai cara. Baik secara medis maupun dari lingkungan yang bersih.

Apakah bronkopneumonia sama dengan TBC?


Muncul banyak persepsi di luar, mengenai apakah bronkopneumonia sama dengan TBC? Sebenarnya secara keseluruhan bronkopneumonia tidaklah sama dengan TBC, jelas keduanya merupakan dua jenis penyakit ya berbeda ya, Bu!

Jika melansir Science Direct Tuberkulosis atau TBC adalah infeksi akut yang tidak hanya terjadi di paru-paru, tetapi juga menyebar ke organ tubuh lain. TBC diakibatkan oleh Mycobacterium Tuberculosis yang dapat menginfeksi otak, kelenjar getah bening, dan tulang belakang seseorang.

Sementara itu bronkopneumonia merupakan jenis pneumonia yang hanya memberikan efek peradangan pada paru-paru. Bronkopnemonia sendiri juga disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur.

Nah, meski punya perbedaan yang cukup signifikan, namun kedua penyakit ini tergolong sama-sama menular. Bisa dari kontak fisik seperti percikan air liur atau bahkan sekadar menghirup percikan lendir dari penderita saat batuk dan bersin.

Uniknya, bakteri dari bronkopneumonia umumnya bisa bertahan cukup lama jika berada di permukaan benda. Namun, berbeda dengan kuman TBC, biasanya nggak akan bisa bertahan lama di permukaan benda. Akan tetapi, risiko penularannya tetap sama.

Gejala umum bronkopneumonia


Gejala dari bronkopneumonia pada anak sebenarnya juga cukup bervariasi. Melansir Medical News Today hal ini juga erat kaitannya dengan sistem imun si kecil.

Semakin rendah imunnya, maka semakin parah gejala yang mungkin akan dialami. Untuk itu, berikut adalah beberapa gejala umum bronkopneumonia yang wajib diketahui:

  • Demam
  • Sulit bernapas seperti sesak
  • Ada keluhan nyeri dada, makin memburuk jika disertai batuk atau menarik napas dalam
  • Batuk berdahak
  • Berkeringat saat batuk
  • Menggigil
  • Nyeri otot
  • Kelelahan
  • Kehilangan nafsu makan
  • Sakit kepala
  • Linglung (bila terjadi pada orang dewasa)
  • Pusing
  • Mual dan muntah
  • Batuk berdarah.

Apakah pasien bisa sembuh total?


Diperlukan langkah cepat dan tepat dalam mengobati bronkopneumonia pada anak. Apabila tidak segera diobati, kemungkinan besar bisa muncul komplikasi lain yang lebih berbahaya.

Namun, jika ditanya apakah pasien bisa sembuh total? Jawabannya tergantung dari derajat keparahan penyakit yang diderita. Kembali lagi, inilah pentingnya cepat tanggap dalam mengamati gejala yang dialami si kecil dan seberapa cepat si kecil diperiksakan ke dokter.

Biasanya pengobatan bronkopneumonia adalah dengan menggunakan obat antibiotik, serta kombinasi obat-obatan lainnya. Pasien umumnya bisa sembuh antara 1-3 minggu perawatan, dengan memastikan pasien beristirahat cukup dan minum banyak air putih.

Selain itu, sebagai langkah pencegahan sangat penting untuk memastikan vaksinasi anak sudah benar-benar lengkap sesuai dengan tahap usianya. Hindari anak dari paparan asap rokok dan polusi udara, jauhkan ia dari penderita, serta pastikan lingkungan tempat tinggal terjamin kebersihannya.

Bronkopnemumonia adalah penyakit yang jelas membuat si kecil menjadi tidak nyaman. Untuk itu, pencegahan. Kebanyakan pasien Bronkopneumonia yang tidak tertolong rata-rata akibat sulitnya akses kesehatan dan obat-obatan yang kurang memadai.