Balita

Bolehkah Pemberian Garam dan Gula untuk MPASI?

Bolehkah Pemberian Garam dan Gula untuk MPASI?

Saat si kecil mulai menginjak usia 6 bulan, maka disaat itulah mereka mulai dapat diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). Ini menjadi tantangan untuk Ibu karena harus menyediakan makanan sesuai kebutuhan nutrisi si kecil dan memperhatikan selera makan mereka. Anak-anak bervariasi, banyak di antaranya berada pada masa-masa gerakan tutup mulut (GTM). Ibu memutar otak bagaimana makanan dapat diterima kembali oleh si kecil. Salah satunya adalah pemberian garam dan gula untuk MPASI yang disinyalir dapat meningkatkan nafsu makan si kecil karena membuat makanan menjadi lebih berasa. Namun kerap kali Ibu khawatir tentang takaran gula dan garam untuk MPASI yang diperbolehkan.

MPASI menurut WHO

WHO memiliki 4 aturan terkait pemberian MPASI. Apa sajakah itu? : tepat waktu, adekuat, higienis, diberikan dengan cara yang benar (responsive feeding) 

1. Tepat waktu

Saat bayi berusia 6 bulan, ASI sudah tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan bayi. Rekomendasi dari WHO dan IDAI soal usia minimal anak untuk diberikan ASI adalah 6 bulan. Sementara, European Society for Paediatric Gastroenterology Hepatology and Nutrition (ESPHGAN) menganjurkan MPASI diberikan 4-6 bulan. Namun ini bukan MPASI dini. Kalau dini MPASI diberikan sebelum 4 bulan. Boleh diberikan sebelum 6 bulan asal ada kondisi medis tertentu dan saran dokter karena efek dari ASI eksklusif jangka panjangnya lebih baik daripada pemberian MPASI 4 bulan atau lebih awal.

2. Adekuat

Adekuat artinya dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi baik makronutrien, karbohidrat, lemak, protein, hingga mikronutrien (vitamin dan mineral). Adekuat dapat dipastikan secara kuantitas dan kualitas. 

Kualitas mengacu pada porsi makan. Setiap makan harus ada sumber karbo 35-60%, protein utama hewani 10-15%, lemak (30-45%), buah sedikit saja. 

Di menu 4 bintang tidak ada lemaknya, porsi sayur buah terlalu banyak dapat mengganggu penyerapan berbagai zat penting bagi bayi. Sayur dan buah juga mengandung serat yang mengenyangkan yang nantinya selain mengenyangkan juga menghambat penyerapan. Protein nabati yang ada di menu 4 bintang juga banyak mengandung antinutrien.

Kuantitas mengacu pada banyaknya dan frekuensi makanan yang diberikan: 

  • 6-8 bulan: 2-3 makan utama + 1 atau 2 snack porsi 2-3 sdm-½ gelas air mineral. Tekstur mulai dari halus tidak encer. Konsistensi harus dinaikkan sampai makanan bisa dipegang.
  • 9-11 bulan: 3-4 kali makan utama+1-2 snack. Porsi ½ gelas air mineral 125 ml. Tekstur dinaikin dari finger food, dicincang sampai sama seperti orang tua.

3. Higienis

Kebersihan tempat penyimpanan MPASI harus diperhatikan. Ini  meliputi tempat makan yang bersih, bahan yang bersih, alat yang bersih, dan yang menyiapkan juga bersih. Alat dapat dibagi menjadi alat untuk makanan mentah dan alat untuk makanan matang. Sebagai contoh: memisahkan talenan dan saringan agar tidak tercampur satu sama lain.

4. Diberikan dengan cara yang benar (responsive feeding)

Ibu dapat memperhatikan hal-hal dibawah ini untuk mengetahui kesiapan bayi diberikan MPASI.

  • Kontrol kepala: kepala tetap tegak dan stabil saat didudukkan;
  • Refleks tubuh: Refleks menjulurkan lidah dan muntah sudah berkurang;
  • Selera makan meningkat: Anak tampak lapar meski telah menyusui 8-10 kali per hari; dan
  • Tertarik terhadap makanan.

Apakah pemberian garam dan gula untuk MPASI diperbolehkan? Bagaimana takaran gula dan garam untuk MPASI yang disarankan?

Takaran Gula dan Garam untuk MPASI

Indra pengecap anak mulai aktif saat mereka berusia 6 bulan. Anak pun mulai dapat mendeteksi rasa meski belum begitu baik. Dengan demikian ia pun sudah mulai merasa hambarnya makanan. Rasa manis pada makanan umumnya memberi kesan ‘enak’, sedangkan rasa asin akan menimbulkan sifat adiktif ‘nagih’.

Sebagian Ibu khawatir untuk menambahkan garam dan gula untuk MPASI karena takut memiliki efek tidak baik bagi kesehatan anak. Sebanyak apakah takaran garam dan gula untuk MPASI yang diperbolehkan?

Seperti yang dilansir pada American Heart Association Guideliners, bayi berusia enam sampai delapan bulan hanya boleh diberikan tambahan gula sebanyak setengah hingga satu sendok teh. Sementara bayi berusia delapan sampai 12 bulan hanya boleh mendapatkan tambahan gula sebanyak setengah sampai satu setengah sendok teh. Aturan tersebut berlaku untuk gula tambahan (gula pasir), bukan gula alami yang terdapat dalam makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti buah-buahan dan susu. Berdasarkan data tersebut, maka Ibu hanya boleh menambahkan gula pada MPASi sesuai takaran yang disarankan.

Bayi berusia dibawah satu tahun hanya membutuhkan sedikit asupan garam. Mereka hanya  membutuhkan 0,4 gram natrium atau 5-10 persen dari total kebutuhan energi harian. 

Menurut dr. Meta Hanindita, Sp.A, di bukunya “Mommyclopedia” Panduan Lengkap Merawat Batita, disebutkan bahwa takaran garam yang dicampurkan dalam MPASI untuk 1-3 tahun maksimal 2 garam gara (0,8 gram sodium). Jumlah ini kira-kira setara dengan seujung kecil sendok makan bayi per hari. Boleh saja diberikan garam dan gula untuk MPASI agar akseptabilitas bagi anak tinggi. Pastikan MPASI yang kita sajikan kepada anak dapat diterima rasanya oleh Ibu. Jangan sampai Ibu menyajikan makanan hambar yang tidak Ibu sukai kepada anak.

Jangan sampai berlebihan menambahkan garam dan gula untuk MPASI

Meski begitu, pastikan Ibu tidak menambahkan garam dan gula untuk MPASI secara berlebihan. Pemberian garam dan gula untuk MPASI secara berlebihan dapat merusak gigi bayi hingga meningkatkan kadar gula dalam darah anak. Jika kadar gula meningkat, maka sistem kekebalan tubuh anak dapat menurun dan mereka berpotensi terserang diabetes saat beranjak dewasa.

Sementara itu, pemberian garam dan gula untuk MPASI berlebihan dapat merusak fungsi organ ginjal dan meningkatkan risiko terserang hipertensi saat bayi beranjak dewasa karena asupan garam dalam jumlah tinggi dapat membuat ginjal tidak dapat memproses dan membuang garam ke luar tubuh si kecil.

Oleh karena itu, Ibu boleh menambahkan garam dan gula untuk mpasi demi meningkatkan nafsu makan anak dan membuat makanan semakin diterima lidah, namun tetap perhatikan takaran maksimal yang dapat diberikan kepada anak agar tidak berefek ke kesehatan mereka nantinya.

Penulis: Zeneth Thobarony
Editor: Dwi Ratih