Pernahkah Ibu mendengar istilah darah manis pada anak? Yup, darah manis adalah istilah yang cukup umum kita temukan pada anak yang kulitnya sekali mengalami gatal-gatal.
Sayangnya kalau sudah gatal, ia tak bisa berhenti menggaruk. Biasanya darah manis pada anak lebih banyak ditemukan di bagian kaki.
Nah, darah manis di kaki ini tak jarang malah menimbulkan koreng darah manis yang biasanya jadi ada bekas yang kurang sedap dipandang mata. Apalagi jika si kecil menggunakan celana pendek.
Selain kurang sedap dipandang mata, koreng darah manis yang ditimbulkan bahkan sulit dihilangkan. Terutama pada anak yang memiliki bakat alergi seperti eksim.
Lalu apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan darah manis pada anak? Apa saja penyebab yang mesti orang tua ketahui? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut ini ya Bu!
Mengenal darah manis pada anak
Darah manis atau prurigo sendiri melansir Derm Netz NZ sejatinya merupakan sebuah sebutan bagi masyarakat awam yang menggambarkan kulit gatal, mudah berdarah saat di garuk hingga meninggalkan bekas yang sulit hilang. Menurut penelitian, sejatinya jenis kulit manusia terdiri dari 2 jenis lesi kulit yakni primer dan sekunder.
Biasanya, lesi primer berbentuk benjolan seperti jerawat, dan berbentuk kubah. Nah, benjolan ini biasanya timbul di kepala, leher, bokong dan anggota tubuh lain.
Benjolan ini pun akan terasa sangat gatal dan sangat mengganggu. Sehingga anak jadi reflek untuk menggaruk berlebihan di area-area tersebut.
Sementara lesi sekunder adalah papula yang tergores kuku, bersisik, serta bisa menyebabkan tubuh mengalami penebalan pada kulit. Bedanya, kalau lesi primer bisa hilang saat digaruk namun lesi sekunder justru dapat menimbulkan jaringan parut setelah digaruk.
Jaringan parut ini bisa menyebabkan kulit jadi lecet pada area luka. Nah, semakin sering digaruk maka area luka tersebut akan menjadi lebih gelap, kasar, kering, dan ujung-ujungnya malah akan timbul koreng darah manis.
Proses penyembuhan area luka pada masing-masing anak berbeda-beda. Sehingga pada anak yang lukanya sulit hilang dan justru timbul kembali maka masyarakat menyebutnya dengan darah manis pada anak.
Apa penyebab darah manis pada anak?
Belum ada penelitian yang jelas apa yang menjadi penyebab darah manis pada anak. Namun, berdasarkan penelitian dari Journal of American Academy of Dermatology anak-anak yang memiliki riwayat alergi kulit seperti eksim, serta penyakit lain layaknya kanker limpfoma, gangguan ginjal, anemia dan HIV sangat rentan mengalami darah manis.
Beberapa faktor lain yang di duga menjadi penyebab darah manis pada anak diantaranya:
- Gigitan serangga
- Anak sedang mengalami tekanan yang menyebabkan stress
- Faktor genetik dan riwayat keluarga yang memiliki darah manis dan ditularkan ke anak.
Menurut penelitian berjudul Prurigo in Children of Tropical Zone darah manis pada anak ditemukan pada 14.9% populasi anak di dunia. Rata-rata usianya mulai dari usia balita atau usia 4-9 tahun. Namun tidak menutup kemungkinan darah manis juga bisa terjadi pada orang dewasa usia 20-60 tahun.
Cara menangani darah manis pada anak
Jika melansir Genetic and Rare Disease Darah manis pada anak yang menimbulkan koreng, biasanya lebih mudah sembuh seiring dengan kekebalan tubuh yang meningkat serta treatment apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
Misalnya saja seberapa cepat anak di bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan obat dan lain sebagainya. Namun, jika dilakukan pemeriksaan khusus dengan cara mengambil sampel biopsi kulit, darah manis pada anak akan menimbulkan penebalan di saraf kulit.
Penebalan saraf ini kemudian akan mengirimkan sinyal yang lebih kuat ke otak mengenai gatal yang dirasakan si kecil. Akibatnya, hal ini dapat membuat anak jadi makin menggaruk bagian tersebut lebih kencang.
Nah, kalau sudah seperti itu maka benjolan gatal pun akan semakin banyak. Sehingga rasa gatal jadi sulit untuk dihindari. Namun tenang saja ya Bu, beberapa cara ini bisa Ibu lakukan guna mengurangi rasa gatal dari darah manis pada anak yang ditimbulkan:
- Memasang kelambu di tempat tidur anak guna menghindari gigitan nyamuk dan serangga lain saat anak tidur. Gigitan nyamuk dan serangga yang menyebabkan gatal ini bisa membuat si kecil menggaruk-garuk bagian yang di gigit, sehingga dapat menimbulkan darah manis pada anak.
- Hindari pemicu gatal pada anak. Misalnya saja jika pemicu gatal pada anak akibat kondisi kulit sensitif yang kering, iritasi, alergi dan gigitan serangga.
- Gunakan lotion anti nyamuk yang berbahan dasar hyploallergenic dan aman untuk kulit anak yang sensitif. Selain itu lotion juga dapat menjaga kelembapan kulit agar tidak kering dan mudah gatal.
- Gunakan sabun bebas paraben dengan bahan dasar organik yang aman bagi si kecil dengan kulit sensitif.
- Penuhi kebutuhan vitamin A, B dan E yang dapat membantu melembapkan kulit sehingga kemungkinan anak mengalami gatal berkurang.
- Jaga kebutuhan cairan si kecil.
Editor: Atalya