Balita

Harus Gimana? Anak Ngompol Padahal Sudah Lulus Potty Training

Harus Gimana? Anak Ngompol Padahal Sudah Lulus Potty Training

Sudah lulus potty training, eh dapet PR tambahan anak ngompol lagi. Merasa nggak bisa berkata-kata, karena usaha melatih anak selama ini berujung anak ngompol lagi.

Ibu yang mungkin sedang berada di posisi ini, dan terheran-heran mengapa jadi seolah kembali ke garis awal setelah melewati hari-hari sukses tanpa ngompol. Tenang, Bu ternyata hal ini wajar terjadi kok.

Apalagi ada banyak alasan mengapa anak ngompol kembali meski sudah lulus potty training. Kita cari tahu dulu yuk, alasannya dalam ulasan berikut ini. Silahkan disimak baik-baik ya, Bu.

Alasan anak ngompol lagi setelah lulus potty training


Faktanya, anak ngompol bukanlah sesuatu yang mereka lakukan dengan sengaja. Ngompol adalah hal alami yang terjadi pada tubuh anak, karena belum adanya koneksi yang tepat antara otak dan kandung kemih, yang memberikan sinyal penuh atau tidak.

Anak juga masih belum tahu kapan sebaiknya anak memberitahu orang tua dirinya ingin buang air. Memang, bagi orang dewasa, menahan pipis adalah hal yang mudah. Namun bagi anak-anak ini adalah hal yang sulit untuk dilakukan.

Apalagi jika ini memang hal alami yang dilakukan tubuhnya. Anak belum memiliki kuasa sepenuhnya untuk menahan pipis, sehingga mereka akan ngompol.

Proses potty training sendiri perlu dilakukan dengan kesabaran ekstra, dan jangan sampai membuat anak trauma. Bahkan bila anak ngompol lagi setelah 1 minggu berhasil, tidak ada salahnya untuk memberi jeda pada anak untuk latihan potty training lagi 1-2 bulan berikutnya.

Tujuannya adalah, untuk menyiapkan mental anak dan lebih mematangkan kesiapan fisiknya. Ibu juga baiknya menyiapkan stok sabar yang banyak ya, agar anak lebih merasa nyaman.

Bagaimana dengan anak yang sudah lulus potty training cukup lama? Mereka pun masih berpotensi untuk ngompol lagi, apalagi di waktu malam.

Melansir dari What to Expect, tubuh anak yang sudah lulus potty training di siang hari belum benar-benar matang untuk tidak ngompol di malam hari. Ini akan berlangsung kira-kira sampai usia anak mencapai 6 tahun.

Artinya anak masih berpotensi ngompol di malam hari, meski sudah bisa menahan pipis di siang hari. Alasannnya juga berbagai macam:

  • Anak belum siap bangun ketika kandung kemih sudah penuh
  • Anak tidak sanggup menahan pipis hingga 10-12 jam
  • Anak laki-laki, 2-3 kali lebih berpotensi ngompol saat malam dibandingkan anak perempuan.

Kementerian Kesehatan juga menegaskan bahwa, anak ngompol di malam hari juga disebabkan karena ketidakseimbangan kapasitas dan aktivitas otot kandung kemih. Ada pula pengaruh dari hormon produksi air seni yang jumlahnya meningkat dari biasanya di malam hari.

Ikatan Dokter Anak Indonesia juga memaparkan bahwa, ngompol pada anak ada beberapa jenis. Salah satunya adalah anak ngompol setelah lulus potty training yang disebut dengan ngompol sekunder.

Penyebab lainnya anak ngompol adalah alasan medis seperti infeksi bakteri, gangguan sembelit atau ganguan tidur. Selain itu Healthy Children mengemukakan, penyebab anak ngompol juga bisa karena stres atau trauma tertentu.

Inilah mengapa bila anak sudah lulus potty training namun ngompol lagi, orang tua sebaiknya memperluas sabarnya. Hindari marah-marah dan menyalahkan anak ya, Bu!

Anak ngompol bukan karena hal yang mereka sengaja lakukan. Bila anak justru disalahkan, ini akan meninggalkan trauma pada anak yang berakibat semakin besarnya potensi anak ngompol.

Cara mengatasi anak ngompol terus


Ada beberapa cara yang bisa Ibu gunakan untuk mengatasi anak ngompol terus. Siapa tahu ini bisa membantu Ibu, ya.

  • Lakukan semua proses potty training secara bertahap dan tidak tergesa-gesa. Bila anak kembali ngompol setelah sukses potty training, pertimbangkan untuk memberi jeda proses ini
  • Rutin aja anak pipis setiap 2-3 jam sekali di siang hari untuk mencegahnya ngompol
  • Pakaikan celana khusus untuk latihan lepas diaper sebagai cara mengatasi anak ngompol waktu tidur. Celana tersebut akan membantu memberi sensasi seperti memakai celana dalam biasa tanpa membuat kasur basah
  • Pasang pengamanan ekstra di tempat tidur seperti sprei anti air atau alas tambahan untuk mencegah air seni menyebar ke seluruh bagian kasur
  • Pahami perasaan anak dengan menenangkannya dan menjelaskan tentang proses yang sedang anak lalui ini
  • Perbesar sabar dan turunkan ekspektasi
  • Hindari membuat lelucon tentang anak ngompol ketika bersama dengan orang lain
  • Bila sedang dalam perjalanan, pastikan akses ke toilet mudah dan bawa pakaian ekstra untuk berjaga-jaga
  • Pantau jumlah cairan yang masuk ke tubuh anak dan pastikan sesuai dengan frekuensi mengjak anak buang air
  • Hindari memberikan anak makanan dan minuman yang bersifat diuretic atau mengeluarkan cairan dari tubuh lebih sering, seperti kafein pada teh dan cokelat. 

Anak ngompol setelah lulus potty training mungkin mengesalkan. Tapi bukan berarti Ibu dan Ayah harus hilang kesabaran. Tugas orang tua adalah mendampingi anak dalam setiap prosesnya. Jadi, bersabarlah dan terus menyemangati anak ya Bu!

Editor: Aprilia