Balita

Kenali Sindrom Kepala Datar (Plagiocephaly) pada Bayi

Kenali Sindrom Kepala Datar (Plagiocephaly) pada Bayi

Plagiocephaly atau disebut dengan istilah sindrom kepala rata atau kepala peyang adalah kondisi yang menyebabkan kepala bayi memiliki area yang rata atau bentuk yang tidak serasi. Kondisi yang paling umum terjadi adalah positional plagiocephaly, yang terjadi ketika kepala bayi berkembang menjadi rata karena tekanan pada area tersebut. Bayi baru lahir memang sangat rentan mengalami hal ini karena tengkorak mereka masih lunak.

  

Penyebab Kepala Peyang Pada Bayi

  • Kepala peyang biasanya terjadi setelah lahir dikarenakan bayi menghabiskan waktu dalam posisi yang menekan hanya di satu area tengkorak. Karena bayi menghabiskan banyak waktu berbaring pada posisi telentang, misalnya, bagian kepala yang menyentuh alas tidur bisa menjadi rata. Mulai di awal tahun 1990-an, orangtua diinformasikan untuk meletakkan bayi mereka pada posisi telentang saat tidur untuk mengurangi terjadinya Sudden Infant Death Syndrome (Sindrom Kematian Mendadak pada Bayi). Saran ini telah menyelamatkan ribuan nyawa bayi, tapi para ahli menyatakan terjadinya peningkatan jumlah bayi dengan kepala peyang sejak saat itu.

  • Pada kasus yang langka, bayi mengalami kepala peyang ketika gerakan di uterus mengerut karena beberapa hal, misalnya karena si ibu mengandung lebih dari satu bayi. Juga bisa terjadi pada bayi yang sungsang dan terjepit di bawah tulang rusuk ibu.

  • Tipe lain dari plagiocephaly (kepala peyang) adalah craniosynostosis, ini adalah cacat lahir dimana tulang sendi pada tulang tengkorak menutup lebih cepat. Bayi yang lahir dengan craniosynostosis memerlukan pembedahan agar otaknya dapat tumbuh sebagaimana mestinya.

  • Bayi yang dilahirkan secara normal juga bisa lahir dengan kondisi bentuk kepala yang rata karena tekanan saat melewati jalan lahir. Biasanya kondisi ini akan membaik dengan sendirinya dalam sekitar 6 minggu. Tapi jika bentuk kepala bayi Anda tidak juga membentuk bulat setelah usianya 6 minggu, bisa jadi ia mengalami positional plagiocephaly.

  • Kepala peyang muncul paling sering pada bayi yang suka sekali tidur, bayi yang memiliki kepala besar, dan bayi yang lahir prematur dan memiliki otot yang lemah.

  • Bayi dengan torticollis (leher terpelintir) juga bisa mengalami bagian rata pada tengkorak karena mereka sering tidur dalam kondisi miring pada satu sisi saja. Torticollis terjadi ketika otot yang rapat dan pendek di satu sisi leher menyebabkan dagu miring ke sisi lain. Bayi prematur biasanya mudah terkena torticollis.

    

Penanganan Kepala Peyang pada Bayi

Tengkorak memang bentuknya sedikit asimetris. Dalam banyak kasus, area rata pada kepala bayi akan membentuk bulat dengan sendirinya pada umur 6 bulan, saat ia mulai merangkak dan duduk. Tapi jika Anda melihat kepala si kecil ternyata selalu dalam kondisi rata, jangan menunggu lama Bunda, bicarakan pada dokter tentang hal ini dengan segera. Tengkorak bayi akan menjadi keras saat ia mulai tumbuh.

Jadi jika Anda perlu mengambil langkah untuk memperbaiki kondisi ini, semakin muda umur bayi, akan semakin mudah prosesnya. Dokter bayi Anda mungkin akan mereferensikan seorang ahli bedah untuk melakukan diagnoasa dan perawatan.

Saat Anda melihat area rata pada kepala bayi, Anda mungkin perlu mengambil gambar bagian atas kepala dari sisi depan setiap bulannya. Jadi Anda bisa melihat apakah area yang rata semakin membaik atau tidak. Gambar ini juga sangat diperlukan dokter bayi Anda.

Jika dokter mengatakan bayi Anda mengalami positional plagiocephaly, rekomendasinya akan tergantung pada usia bayi dan seberapa parah kondisinya. Jika bayi Anda masih cukup kecil dan kondisinya ringan, dokter mungkin menyarankan terapi repositional, yaitu gabungan tindakan sederhana untuk membantu kepala bayi kembali berbentuk bulat. Pada kasus yang berat, dibutuhkan penggunaan helm khusus untuk merubah bentuk kepala.

Repositional therapy melibatkan perubahan teratur pada posisi bayi untuk menghindari penekanan pada area yang rata di kepala. Bayi biasanya diam di posisi yang sama di tempat tidur atau tempat duduknya. Berikut ini beberapa ide untuk mengganti posisi bayi dan menguatkan otot lehernya:

Berikut langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah dan memperbaiki kepala peyang pada anak:

   

1. Aktifitas Tengkurap alias Tummy Time

Di saat anak terjaga, ajak si kecil melakukan aktivitas dalam posisi tengkurap. Posisi ini sangat diperlukan untuk mengembangkan kemampuan motoriknya. Posisi tengkurap juga membantu mencegah kepala peyang pada bayi dengan memperkuat otot leher bayi. Otot leher yang semakin kuat memungkinkan bayi menggerakkan kepala saat tidur sehingga tidak selalu ada pada posisi yang sama.

Agar bayi nyaman saat berada di posisi tengkurap, lakukan saat ia terjaga mulai saat tali pusat anak lepas. Bayi yang tidak terbiasa berada pada posisi tengkurap dari hari pertama mungkin harus dibujuk untuk melakukannya, mulailah selama satu atau dua menit.

   

2. Posisi pada waktu tidur siang dan malam hari

Ganti arah kepala bayi saat Anda menidurkannya. Untuk melakukannya, baringkan ia dengan posisi kepala pada ujung tempat tidur yang berbeda saat tidur pada siang dan malam hari. Jika sisi tempat tidurnya menempel di dinding, ia secara natural akan memalingkan kepalanya menghadap ruangan.

Atau Anda bisa meletakkan sesuatu di luar tempat tidurnya untuk menarik perhatian. Jangan gunakan gulungan handuk pada tempat tidur untuk mempertahankan posisi kepalanya pada sisi tertentu. Hal ini dapat meningkatkan resiko SIDS dan kekurangan nafas.

   

3. Pada waktu duduk

Hindari meninggalkan bayi untuk waktu yang lama di dalam car seat, kursi bayi, ayunan, kereta bayi, atau tempat lain dimana kepalanya berada pada posisi yang sama.

   

4. Pada waktu minum susu

Ganti arah kepalanya pada saat Anda memberinya susu dari botol. Anda akan melakukan ini secara otomatis saat menyusui langsung dari payudara. Menyesuaikan posisi kepala bayi saat disusui membantu menghindari tekanan pada area kepala yang peyang.

   

5. Terapi fisik

Dokter juga akan merekomendasikan latihan terapi fisik harian untuk membantu meningkatkan gerakan leher bayi Anda. Terapi ini dilakukan dengan gerakan lembut tapi konsisten. Jika langkah ini tidak membuahkan hasil, tahap selanjutnya adalah melakukan terapi cranial orthotic.

Bayi dengan kondisi kepala peyang yang parah biasanya menggunakan helm atau ikat kepala yang disebut cranial orthotic selama 23 jam sehari untuk membetulkan bentuk kepala. Perawatan ini dilakukan selama 2 hingga 6 bulan, tergantung seberapa dini Anda memulainya dan seberapa parah kondisi si kecil.
Terapi helm selalu dikoordinasikan dengan terapi fisik untuk mencapai hasil terbaik. Terapi ini berpeluang paling berhasil saat dimulai di usia sekitar 6 bulan.

Beberapa ahli menganggap tutup kepala hanya sedikit membantu setelah usia bayi mencapai 12 bulan karena tengkorak akan menolak untuk kembali terbentuk karena tulang yang sudah menebal.

Jika bayi Anda memerlukan terapi cranial orthotic, dokter Anda akan merekomendasikan helm atau ikat kepala dan memberitahu Anda dimana bisa mendapatkannya. Anda akan membutuhkan foto 3 dimensi kepala si kecil agar alat ini bisa disesuaikan dengan ukuran kepalanya. Mengenakan tutup kepala sepanjang waktu akan terdengar buruk, tapi helm ini cukup ringan, dan kebanyakan bayi dengan cepat dapat terbiasa menggunakannya.

Tingkat keberhasilan terapi jenis ini cukup tinggi bila dimulai sejak dini, yaitu sekitar usia bayi 6 bulan. Jika Anda mulai terlambat, tengkorak bayi mungkin tidak bisa lagi berbentuk simetris sempurna. Perlu diketahui bahwa beberapa bentuk asimetris dikategorikan normal. Area peyang pada kepala yang masih ada akan tersembunyi saat rambut anak Anda mulai tumbuh.

(Ismawati)