Ibupedia

Pentingnya Bayi Merangkak Sebelum Berjalan

Pentingnya Bayi Merangkak Sebelum Berjalan
Pentingnya Bayi Merangkak Sebelum Berjalan

Merangkak merupakan proses awal di mana bayi mulai menyelaraskan keseimbangan antara tubuh dengan kedua tangan dan kakinya. Proses ini memakan waktu yang tidak lama. Pada akhirnya bayi akan belajar hal-hal lain, seperti berjalan, dimulai dari kegiatan merangkak ini.

Kenapa merangkak penting untuk bayi?

Merangkak menjadi salah satu perkembangan yang penting sehingga tidak bagus bila bayi melewatkan tumbuh kembang ini. Tapi kita masih sering mendengar bayi tidak melewati fase merangkak dan langsung berjalan. Meski terjadi perdebatan di antara ahli kesehatan, banyak dokter dan ahli terapi meyakini kalau orangtua perlu mendorong bayi merangkak setidaknya untuk periode waktu yang singkat.

Kenapa? Ada bukti  kalau merangkak berperan penting dalam perkembangan kekuatan, keseimbangan, visual-spasial, dan perkembangan sosio-emosional bayi.

Merangkak melibatkan seluruh tubuh bayi. Ketika bayi merangkak, ia harus menggunakan tangan dan kaki untuk mengangkat tubuhnya menjauh dari lantai. Ketika bayi melawan gravitasi untuk bergerak, ia memperkuat otot bahu, lengan, kaki, dan tangan. Memberi beban pada tangan ketika merangkak berarti bayi mengembangkan kekuatan tangan, dan ini mempengaruhi perkembangan motorik halus. Tindakan merangkak juga berperan penting dalam membentuk kurva tulang belakang, yang penting untuk fungsi spinal ketika ia bertambah besar.

  1. Merangkak mempengaruhi perkembangan kemampuan visual

    Ketika merangkak dari satu tempat ke tempat lain, bayi sering menggunakan penglihatan jarak jauh untuk melihat dan mengatur penglihatannya. Ia lalu melihat tangannya, yang membuatnya perlu menyesuaikan fokus mata. Penyesuaian ini bagus untuk melatih otot mata dan meningkatkan penglihatan binokular, yang menjadi kemampuan untuk menggunakan mata secara bersamaan. Penglihatan binokular penting untuk kemampuan membaca dan menulis nantinya.

  2. Merangkak mempengaruhi perkembangan sosio-emosional bayi

    Ini berarti emosi positif dan negatif diekspresikan lebih sering dan intens ketika kemampuan merangkak berkembang. Bayi hanya mengembangkan rasa takut pada ketinggian setelah beberapa minggu merangkak. Ketika bayi mulai bergerak mandiri, ia punya kebebasan untuk menentukan tujuan yang menyebabkan meningkatnya kesempatan untuk memenuhi tujuan ini, serta kemungkinan baru untuk mengalami kegagalan. Menentukan tujuan dan berhasil atau gagal menggapainya mempengaruhi perkembangan emosi dan berdampak pada rasa kemandirian dan kepercayaan diri bayi.

  3. Ketika bayi merangkak dengan cara tradisional, sisi kiri dan kanan otak serta tubuh bekerja sama

    Tindakan ini disebut integrasi cross-lateral, dan ini membangun dasar kemampuan yang membutuhkan koordinasi motorik. Tapi banyak bayi bergerak dengan berguling atau dengan bokong, dan ini tidak jadi masalah. Anda  bisa selalu melakukan permainan merangkak dengan bayi untuk memberi pengalaman integrasi cross-lateral.

Kapan bayi mulai merangkak?

Umumnya bayi mulai merangkak pada usia sekitar 7 sampai 10 bulan. Pada tahap awal, bayi belajar bagaimana cara menggerakkan kedua tangan dan kakinya untuk maju secara beriringan.  Namun tentu saja hal ini masih susah dan membingungkan buat si kecil. Maka dari itu kebanyakan dari mereka memilih untuk merayap dengan perutnya atau berguling-guling untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Tentu saja Bunda tak perlu mengkhawatirkan proses awal merangkak semacam ini. Yang terpenting adalah ia mulai cekatan dan terbiasa menggerak-gerakkan seluruh badannya.

Bagaimana bayi bisa merangkak?

Kegiatan merangkak yang dilakukan oleh bayi akan terjadi setelah ia dapat duduk tegap tanpa bantuan Anda. Di titik inilah ia bisa menopang tubuh dan kepalanya dengan lengan, tangan, dan kakinya. Tahap ini dilakukan bayi untuk melatih otot punggungnya agar dapat menyeimbangkan tubuh supaya tidak oleng sehingga ia dapat duduk dengan stabil. Setelah berhasil duduk tanpa bantuan dari Anda selama beberapa bulan, ia akan mulai belajar merangkak.

Bunda, pada usia 9 atau 10 bulan, bayi mulai memahami fungsi lutut sebagai tonggak utama dalam merangkak. Si kecil akan mengerti bahwa gerakan mendorong lutut yang ia lakukan akan membantunya bergerak. Setelah ia sudah ahli melakukan kegiatan ini, ia akan dengan mudah mengubah posisinya dari merangkak ke posisi duduk, dan sebaliknya. Bunda dapat menikmati hasil usahanya saat si kecil berusia 1 tahun di mana ia mulai mampu untuk merangkak secara sempurna.

Gaya merangkak bayi

Merangkak itu tugas berat loh, Bun. Ketika bayi merangkak, ia perlu menggunakan tubuh dan pikiran. Pertama, otot di punggung, leher, bahu, serta lengan harus cukup kuat untuk menopang berat tubuhnya dan membantu ia menjaga keseimbangan. Penglihatan juga berperan penting.

Ketika bayi merangkak, ia menggunakan penglihatan binokular, dengan menggunakan kedua mata untuk fokus pada target. Bayi kembali bolak-balik antara melihat jarak dan melihat tangannya, yang membantu ia membangun kedalaman persepsi. Otot mental bayi juga terlatih melalui merangkak. Ketika bayi merangkak, ia mengembangkan kemampuan navigasi dan memori. Misalnya, bayi belajar kalau ia harus memutari meja makan untuk menuju keranjang mainan.

Gaya merangkak buah hati Anda mungkin awalnya terlihat aneh. Beberapa gaya bayi merangkak antara lain:

  • Merangkak klasik, dengan menggerakkan satu lengan dan kaki berlawanan secara bersamaan untuk maju ke depan.
  • Merangkak ngesot, dengan menggeser bokong pada lantai.
  • Bergerak dengan satu lutut menekuk sedang lainnya lurus.
  • Commando crawl, yakni tengkurap di lantai dan menggunakan lengan untuk bergerak.
  • Merangkak mundur.

Untungnya, metode merangkak yang aneh ini biasanya tidak menandakan ada yang salah. Anda bisa berada di lantai dan tunjukkan bagaimana cara melakukan merangkak yang benar dan bayi bisa meniru gaya tradisional yang Anda tunjukkan.

Ketika si kecil mulai merangkak mengelilingi rumah, ia bisa mengalami sejumlah emosi, rasa senang ketika menemukan sesuatu, kecewa ketika Anda bergerak menjauh, dan bingung atau frustrasi ketika ada penghalang menghalangi jalannya. Yang perlu diingat, selalu awasi bayi dan gunakan pagar pengaman pada tangga.

Bagaimana membantu si kecil belajar merangkak? 

Bunda dapat menyemangati si kecil untuk terus belajar merangkak dengan cara meletakkan sesuatu yang menarik di luar jangkauannya. Bunda dapat meletakkan mainan yang ia sukai di ujung ruangan. Kemudian lihatlah, si kecil akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk merangkak ke arah mainan tersebut. Perlu diingat, jangan biarkan si kecil sendirian ketika ia belajar merangkak. Bayi yang baru bisa merangkak akan bergerak aktif dan cekatan. Hal ini dapat membuatnya terkilir atau terjatuh sehingga akan menimbulkan trauma dan rasa takut.

Oleh karena itu, Bunda sebaiknya tak jauh dari si kecil. Segera tolong si kecil ketika ia sedang berada dalam masalah. Hal inilah yang nantinya akan menjadi pendukung utama bagi si kecil untuk tetap belajar merangkak.

Bayi perlu membangun kekuatan otot sebelum bisa mulai merangkak. Sejak tahun 1994, orangtua disarankan meletakkan bayi di posisi telentang ketika tidur, bukan tengkurap saat tidur, untuk menurunkan risiko Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)/sindrom kematian mendadak pada bayi. Meski ini sangat efektif, beberapa ahli meyakini ini menyebabkan beberapa bayi mencapai tumbuh kembang fisik lebih lambat.

Berkurangnya waktu untuk tengkurap berarti beberapa bayi butuh waktu lebih lama untuk mengembangkan kekuatan untuk menahan tubuhnya. Ada sejumlah hal yang bisa Anda lakukan untuk membantu bayi:

  1. Tengkurapkan bayi

    Tengkurap jadi hal penting untuk membantu bayi mengembangkan kekuatan untuk menggerakkan tubuh dan menahannya. Bila bayi menangis ketika ditengkurapkan di lantai, coba tengkurapkan bayi di atas perut Anda. Dengan begitu, ia masih bisa melihat Anda dan merasa aman, tapi tetap melatih ototnya. Tiap kali ia mengangkat kepala untuk melihat Anda, ia melakukan latihan kecil.

  2. Digendong

    Selalu digendong bukan jadi cara efektif untuk membangun kekuatan otot, tapi ketika bayi berganti posisi di dalam gendongan, ia berlatih memperkuat otot. Ketika bayi mengangkat kepala keluar dari gendongan untuk melihat lingkungan sekitarnya, ia meningkatkan kekuatan otot leher.

  3. Ciptakan keseruan

    Bila bayi tengkurap di atas matras, hibur ia dengan mainan agar merasa senang. Mainan gantung yang diletakkan di depannya, bernyanyi, dan wajah Anda dekat dengannya jadi beberapa cara untuk membuat tengkurap bayi menyenangkan dan seru.

  4. Gunakan mainan bergerak

    Beberapa jenis mainan yang bergerak bisa membantu mendorong bayi mulai merangkak. Kereta, mobil, dan bola jadi mainan tepat yang bisa bergerak ketika dimainkan.

  5. Batasi waktu

    Coba batasi waktu yang bayi habiskan di car seat atau bouncer. Bayi perlu bergerak dan bereksplorasi untuk menguasai kemampuan baru, jadi berikan kebebasan untuk melakukan ini.

  6. Gunakan mainan terowongan

    Ada banyak permainan terowongan di pasaran. Bila perlu, pasang mainan ini di lantai dan ajak bayi bermain cilukba atau kejar-kejaran untuk mendorongnya merangkak.

  7. Tanpa stres

    Anda mungkin merasa stres ketika melihat bayi tidak bersemangat untuk merangkak. Jangan bandingkan ia dengan bayi lain ya Bun, atau mendorongnya untuk merangkak ketika ia tidak siap. Tunggu saja, bersenang-senanglah, dan berikan dukungan ketika ia mengembangkan kemampuan baru ini.

Jika bayi Anda tak menunjukkan tanda-tanda akan merangkak, sebaiknya Anda membantunya untuk melakukan proses tersebut. Anda bisa saja memberinya contoh dengan bergaya seperti kucing. Hal ini akan membuat ia menjadi penasaran dan mencoba posisi tersebut. Tak hanya itu, Anda juga dapat membantunya dengan cara mengatur letak tangan dan kakinya pada posisi merangkak dan menuntunnya secara perlahan.

Ingat, peran Anda sebagai ibu sangat dibutuhkan dalam proses belajar merangkak si kecil. Risiko terjadinya kesalahan pada proses tersebut bisa diminimalisir selama berada dalam pengawasan yang benar.

Mengamankan rumah ketika bayi merangkak

Bila bayi sudah mulai bergerak merangkak, Anda perlu mengamankan rumah. Coba Anda merangkak di lantai dan apa yang Anda lihat yang mungkin bisa berbahaya untuk si kecil? Kabel listrik, sudut tajam, serta pintu jadi benda yang perlu Anda waspadai. Bila bayi memiliki akses ke tangga, Anda perlu pasang pagar pengaman untuk mencegahnya membahayakan diri. Dengan mengamankan rumah, Anda membuat bayi bisa dengan aman mengeksplorasi lingkungannya.

Anda juga perlu pastikan lantai rumah dalam kondisi bersih karena sekarang si kecil mulai aktif merangkak. Ingat, bayi selalu memasukkan benda ke dalam mulutnya dan ini termasuk remahan makanan, batu, serta benda kecil lainnya.

Kegiatan setelah merangkak

Setelah merangkak, si kecil akan mulai belajar berjalan. Di awal tahap ini, ia akan mulai belajar berdiri dengan cara menjangkau benda-benda untuk dijadikan tumpuan tubuhnya. Pada umumnya bayi akan berpegangan pada meja atau kursi dan mulai melatih dirinya berdiri. Pada tahap inilah si kecil akan melatih keseimbangan kaki dan kekuatan otot-otonya untuk mulai berjalan.

Bagaimana jika bayi melewati fase merangkak?

Bunda, kebanyakan orangtua menunggu hari di mana bayi mulai merangkak, yang biasanya terjadi antara usia 6 sampai 10 bulan. Cara terbaik untuk memastikan bayi memenuhi tumbuh kembang perkembangan ini adalah dengan menyediakan banyak waktu tengkurap. Meski banyak bayi menolak tengkurap, posisi ini penting untuk sejumlah alasan. Ketika diletakkan di posisi tengkurap, otot di leher, punggung, dan lengan menjadi kuat, yang memberi dasar untuk kemampuan berguling, melakukan posisi tangan dan lutut, dan kemudian merangkak. Semakin berkurang waktu yang bayi habiskan di alat seperti gendongan, car seat, dan bouncer, semakin banyak waktu untuk berada di lantai, semakin besar kemungkinan bayi akan merangkak. Selain itu, jangan memegangi tangannya dan melatihnya berjalan hingga ia punya pengalaman merangkak. Ada kemungkinan ini akan mendorongnya untuk bergerak langsung berjalan dan melewatkan fase merangkak.

Sebagai orangtua, apa yang perlu Anda lakukan bila melihat bayi mendorong tubuhnya dan mulai belajar berjalan sebelum merangkak? Pertama jangan panik. Anda bisa pastikan si kecil mengalami pengalaman merangkak dengan berbagai cara berbeda, jadi biarkan ia bereksplorasi dengan cara yang ia pilih sendiri dan sementara itu coba tips dan teknik berikut untuk mendorong bayi merangkak:

  • Tunjukkan cara merangkak di lantai pada bayi. Ini bisa jadi motivasi yang cukup untuk mendorong si kecil mencobanya.
  • Gulung handuk atau selimut dan posisikan di bawah tubuh bayi, memberinya penopang pada tubuh. Ketika bayi memosisikan diri pada tangan dan lutut, pandu ia melalui gerakan maju mundur. Ini kadang jadi awal untuk bayi merangkak.
  • Letakkan lengan Anda pada lantai di belakang kaki bayi ketika ia di posisi merangkak. Ini akan memberinya permukaan untuk mendorong. Anda juga bisa mendorong kakinya agar ia bergerak maju.
  • Ketika bayi di posisi merangkak, duduklah di depannya dan tunjukkan muka lucu, atau letakkan mainan menarik untuk mendorongnya bergerak maju.
  • Bila bayi sudah mulai bergerak merangkak, Anda bisa gunakan kardus dengan lubang pada dua sisinya untuk bermain. Anda bisa berpura-pura menjadi anak kucing atau anjing dan ajak bayi untuk mengejar.
  • Mainan penghalang juga jadi cara menyenangkan untuk mendorong bayi merangkak. Anda bisa gunakan bantal, misalnya.

Memang ada sejumlah anak yang melewatkan sepenuhnya tahap perkembangan merangkak tapi ada bukti kalau merangkak memiliki dampak pada proses perkembangan bayi. Jadi kenapa tidak bermain di lantai dan mengajak bayi merangkak di rumah? Bermainlah bersama anak dan buat ia senang dengan pengalaman merangkak ini karena ia akan segera berlarian sebelum Anda menyadarinya.

Si kecil bisa merangkak lebih cepat, lebih lama, atau sama dengan bayi lain. Bila bayi Anda belum banyak bergerak di satu tahun pertamanya, Anda perlu hubungi dokter anak. Juga konsultasikan ke dokter bila melihat bayi hanya menggunakan satu sisi tubuh untuk bergerak, misalnya dengan menyeret hanya menggunakan satu lengan saja.

(Irma & Ismawati)