Autisme atau autism spectrum disorder (ASD) merupakan salah satu gangguan perkembangan perilaku pada anak. Penyebab autisme sendiri hingga kini masih belum diketahui secara pasti.
Namun, para ahli menduga autisme pada anak bisa terjadi akibat faktor genetik, faktor lingkungan, paparan racun, kemungkinan efek samping obat-obatan tertentu, infeksi virus, serta faktor gaya hidup tidak sehat selama hamil. Autisme pada anak memiliki efek yang sangat besar bagi perkembangan psikologisnya.
Karena austisme bisa membuatnya kesulitan untuk berkomunikasi. Bahkan pada beberapa anak, autisme bisa menyebabkan ia sulit fokus belajar serta bersosialisasi dengan lingkungannya.
Meski begitu, tidak berarti kesulitan berkomunikasi menjadi satu-satunya ciri autisme pada anak ya, Bu! Ada beberapa ciri autisme lain yang perlu diketahui. Apalagi tiap anak memiliki ciri autisme yang berbeda.
Untuk lebih jelasnya, yuk ketahui lebih lanjut apa saja ciri autisme dan gejala autisme pada anak yang perlu orang tua waspadai dalam ulasan berikut.
Gejala autisme pada anak berbeda-beda
Tahukah Ibu? Ternyata gejala autisme pada anak yang muncul berbeda-beda, lho! Jika melansir WebMD biasanya gejala autisme pada anak tampak di satu bulan pertama setelah lahir.
Namun, ada juga anak-anak yang menunjukkan gejala autisme pada usia 1 tahun. Gejala yang timbul juga berbeda-beda, namun salah satu ciri autisme yang paling utama adalah si kecil kesulitan berkomunikasi dan gangguan konsentrasi.
ASD sendiri termasuk golongan anak berkebutuhan khusus yang sebanyak 80-90% kasus ciri autismenya muncul di usia 2 tahun. Anak dengan ASD akan selalu memiliki gejala autisme sepanjang hidup mereka, namun mungkin saja gejalanya akan menjadi lebih baik seiring dengan bertambahnya usia.
Spektrum autisme sendiri sangat luas. Beberapa anak mungkin memiliki ciri autisme yang sangat mencolok sementara anak lain mungkin tidak. Benang merahnya adalah kebanyakan dari mereka memiliki masalah pada komunikasi dan perilaku.
Ciri autisme pada anak
Melansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC) ciri autisme pada anak terdiri dari 3 karakteristik. Ketiganya mencakup gangguan komunikasi, gangguan dalam hubungan sosial dan gangguan perilaku. Secara spesifik ketiga karakteristik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Ciri autisme gangguan komunikasi
Tanda autisme dalam karakteristik gangguan komunikasi ini biasanya memiliki ciri seperti:
- Kesulitan berbicara
- Tidak melakukan kontak mata saat berbicara dua arah
- Tidak awas saat orang tua memanggil namanya pada usia 9 bulan
- Tidak menunjukkan ekspresi wajah seperti senang, sedih, marah, dan terkejut pada usia 9 bulan
- Tidak pernah melakukan gerakan sederhana seperti melambaikan tangan di usia 12 bulan
- Tidak tertarik bersosialisasi dengan lingkungan di usia 15 bulan
- Tidak bisa memegang pensil dan kesulitan membaca pada usia sekolah
- Mengalami kesulitan memahami bahasa lawan bicaranya
- Sulit memulai percakapan
- Sering mengucapkan satu kata secara berulang.
Ciri autisme gangguan dalam hubungan sosial
Tanda autisme dalam karakteristik gangguan dalam hubungan sosial ini biasanya memiliki ciri seperti:
- Sulit bersosialisasi
- Tampak asyik dengan dunianya sendiri
- Kurang responsif dan sensitif terhadap apa yang ia rasakan
- Tidak mau berbagi mainan dengan teman
- Ciri autisme pada anak dengan karakteristik seperti ini biasanya hanya ingin fokus dengan suatu hal, tidak mau diganggu meski ditugaskan untuk melakukan hal lain. Tak jarang ia jadi lebih suka dengan satu mata pelajaran tertentu di sekolah.
Ciri autisme gangguan perilaku
Tanda autisme dalam karakteristik gangguan perilaku ini biasanya memiliki ciri seperti:
- Mudah marah, nangis, tertawa dengan atau tanpa alasan yang jelas
- Gemar mengonsumsi satu makanan tertentu seperti misalnya hanya suka buah pisang dan menolak jika diberikan buah lainnya. Meskipun ini termasuk dalam tanda autisme ringan.
- Melakukan tindakan atau gerakan berulang
- Sering melakukan aktivitas yang membahayakan dirinya sendiri, seperti menggigit tangan bahkan membenturkan kepala ke dinding.
Cara mendiagnosa ciri autisme pada anak
Jika melansir Raising Children mendiagnosa ciri autisme pada anak tidak bisa dilakukan dalam waktu satu hari. Sebaiknya diagnosa ciri autisme pada anak harus berdasarkan hal berikut
- Orang tua perlu memperhatikan bagaimana anak berinteraksi saat bermain
- Meninjau tumbuh kembang anak sejak lahir, hal ini perlu didiskusikan dengan dokter
- Untuk penilaian dan diagnosis ciri autisme pada anak, dokter juga perlu melakukan dua penilaian standar yakni; penilaian medis dan diagnostik (menilai kemampuan berbicara, berperilaku, belajar, hingga pergerakannya).
Meski begitu Ibu tak perlu khawatir, karena walau si kecil dicurigai memiliki ciri autisme namun ketahuilah bahwa anak dengan autisme tidak selamanya buruk. Bahkan beberapa anak justru ada yang diberi kelebihan berupa IQ kecerdasan yang tinggi, lho!
Jadi, bukan berarti anak dengan ciri autisme tidak bisa berprestasi ya Bu. Namun, guna mengulangi kesulitan berkonsentrasi dan belajar, orang tua tetap perlu lakukan screening secara menyeluruh. Agar bisa ditemukan solusi yang tepat dalam menangani tanda autisme pada anak.
Editor: Aprilia