Balita

Ketahui 10 Alasan Anak Susah Mandi dan Tips Mengatasinya

Ketahui 10 Alasan Anak Susah Mandi dan Tips Mengatasinya

Meski terlihat sepele, ternyata banyak Ibu jadi stres dan suka marah-marah saat anak susah mandi. Padahal menurut Ibu mandi sehari 2 kali itu sangat penting. Benar, mandi untuk menjaga kebersihan badan memang penting. Namun, di balik penolakan-penolakan anak terhadap ajakan mandi, ternyata ada berbagai alasan yang melatarbelakangi.

Cobalah Ibu renungkan sejenak, kira-kira kenapa sering kali anak susah mandi? Benarkah karena ia termasuk anak nakal yang tidak mendengarkan Ibu dan suka mengabaikan perintah? Yuk kita simak dulu pemaparan berikut:

Fakta Mengejutkan Dibalik Penolakan Mandi

Rupanya, ada beberapa faktor yang menjadi alasan banyak anak dari enggannya mereka mandi. Fakta yang dirangkum dari situs Anxious Toddler Parenting Survival ini termasuk hal biasa yang sebenarnya tidak Ibu sadari.

  1. Kesulitan Berganti Aktivitas dengan Cepat

    Biasanya, anak susah mandi jika sedang sibuk atau fokus melakukan sesuatu yang lain. Sebenarnya penolakan ini dapat juga terjadi selain untuk ajakan mandi. Karena inti dari masalahnya ada pada anak kesulitan berganti aktivitas dengan cepat dari kegiatan yang sedang ia tekuni sejak 30 menit lalu, misalnya, ke aktivitas baru yang belum tentu ia sukai. Di momen tersebut, anak merasa konsentrasinya hanya tercurah untuk kegiatan yang sedang ia kerjakan sekarang. Orang dewasa pun pasti merasa terganggu, kan, jika apa yang sedang ia kerjakan diinterupsi dan dipaksa langsung untuk berganti ke kegiatan lain. Anak juga begitu. Maka dari itu, tak heran jika anak susah mandi saat ia tengah fokus pada sesuatu.

  2. Takut Pada Hewan di Kamar Mandi

    Hewan-hewan kecil seperti cacing, kecoak, kaki seribu bahkan katak bisa saja muncul di kamar mandi. Anak-anak baru mengenal banyak hal di dunia ini. Jadi hewan-hewan kecil yang biasanya hanya mereka jumpai di buku, sekarang ada dalam bentuk nyata. Karena ‘pertemuan’ ini juga adalah hal baru bagi mereka, anak-anak tentu masih mempertimbangkan bagaimana harus bereaksi. Kebanyakan anak akan takut saat melihat hewan-hewan kecil secara mengejutkan muncul saat mereka mandi. Nah, inilah yang membuat mereka trauma dan enggan untuk mandi. Mungkin bagi Ibu ini bukan hal besar. Tapi bagi anak, perjumpaan itu bahkan bisa membuat mereka tidak bisa tidur.

  3. Reaksi Sensori Saat Merasakan Air

    Saraf sensori anak sedang dalam tahap perkembangan untuk merasakan hal baru. Penting bagi anak untuk terus melatih sensorinya agar perkembangan otaknya pun baik. Namun tahukah Ibu bahwa rangsang sensori tidak semuanya disukai anak? Guyuran air ke badan anak merangsang sensorinya dan menimbulkan reaksi. Reaksi setiap anak berbeda-beda. Tetapi mayoritas anak akan terkejut dan merasa panik saat bersentuhan dengan air dalam jumlah banyak seperti saat mandi. Orang dewasa juga memiliki rangsang yang sama kok, Bu. Bisa Ibu lihat orang dewasa yang tidak biasa berenang akan merasa panik di dalam kolam atau laut. Anak pun bisa terangsang rasa takutnya karena diguyur air. Nah, ketakutan inilah yang lalu membuat anak merasa malas mandi.

  4. Reaksi Sensori Pada Suhu Air Mandi

    Rangsangan terhadap sensori anak juga dapat dipicu dari suhu air yang digunakan untuk mandi, baik mandi dengan cara berendam atau pun mandi dengan cara diguyur. Bila air terlalu dingin atau terlalu panas bagi anak, maka jelas anak akan menolak mandi. Karena suhu yang tidak sesuai akan membuat mereka tidak nyaman. Misalkan, jika hawa sedang panas dan gerah, lalu Ibu memandikannya dengan air hangat. Maka anak akan menolak mandi. Karena bukan kesegaran yang ia dapat, tapi malah semakin kepanasan. Begitu pula sebaliknya.

  5. Reaksi Sensori Pada Suara Air Keran

    Ternyata anak-anak juga bisa merasakan fobia pada suara air yang keluar dari keran. Biasanya ini terjadi pada air keran dengan aliran deras, sehingga menimbulkan suara yang menakutkan bagi anak-anak. Trauma mendengar suara air keran inilah yang menjadi salah satu kemungkinan penyebab anak susah mandi.

  6. Takut Mata Perih Karena Sampo atau Sabun

    Bagian wajah biasanya menjadi bagian yang paling sensitif saat terkena air atau sabun dan sampo. Karena mata bisa seketika merasakan perih saat berkontak dengan sampo atau sabun di area wajah. Memang saat ini banyak produk untuk anak yang menggunakan formula khusus tidak perih di mata. Tetapi ada pula yang tidak. Saat anak merasakan sampo atau sabun mengenai matanya, mereka akan trauma untuk mengulangi mandi. Karena mereka takut akan merasakan perih lagi.

  7. Takut Saat Air Membasuh Wajah

    Masih seputar area wajah, selain sabun dan sampo yang mengenai mata, guyuran air yang mengalir di wajah akan membuat anak fobia. Hal ini karena anak jadi kesulitan bernapas dan tidak bisa membuka matanya. Ketakutan inilah yang membuat anak enggan berkontak lagi dengan air mandi yang mengenai wajahnya. Bagi mereka, menolak mandi berarti terbebas dari guyuran air di wajah.

  8. Takut Terpeleset

    Keadaan lembap, basah terus menerus, dan terkena bilasan sabun atau sampo membuat kamar mandi memiliki lantai yang licin. Kondisi yang sama pun juga terjadi pada bathtub atau bak mandi biasa untuk berendam. Keadaan yang licin seperti inilah yang membuat anak-anak ketakutan jika harus kembali masuk ke kamar mandi. Maka yang paling aman adalah anak susah mandi.

  9. Takut Tenggelam dalam Bak Air

    Bak air mandi ternyata bisa menimbulkan rasa takut pada anak. Ukurannya yang lebih besar dari mereka dan genangan air tinggi di dalamnya dapat menimbulkan ketakutan tersendiri. Apalagi anak-anak memiliki imajinasi yang luar biasa. Bisa saja mereka membayangkan ada monster menyeramkan yang menarik kaki mereka untuk terperosok ke dalam bak dan menenggelamkan mereka. Hal ini juga berlaku bagi yang menggunakan bathtub. Karena anak akan dimasukkan ke dalam bathtub berisi banyak air, tentu anak akan semakin takut tenggelam saat duduk di dalamnya. Makanya anak susah mandi dengan berjuta alasan.

  10. Takut Pada Ruang Kamar Mandi

    Ketakutan pada kamar mandi itu sendiri juga dapat menimbulkan keengganan untuk mandi. Ruangan kamar mandi pada umumnya tidak sebesar kamar, lebih kecil, lembap karena terus menerus ada air, dan saat pintu ditutup akan terasa seperti terisolasi dari dunia luar. Ketakutan semacam inilah juga yang dihadapi anak-anak. Mereka takut saat pintu kamar mandi ditutup, maka tidak seorang pun yang bisa menolong mereka. Imajinasi-imajinasi seperti ini yang membuat anak susah mandi.

Wah, tak disangka ternyata alasan yang terkesan sepele tersebut bisa menjadi faktor penyebab anak susah mandi. Tidak satu pun faktor di atas yang memberi label ‘anak nakal’ karena mereka menolak mandi. Yang ada hanyalah ketakutan tersembunyi yang sering tidak Ibu sadari. Tapi tidak perlu terlalu khawatir, Bu. Ada beberapa cara agar anak mau diajak mandi. Tentunya ini akan melibatkan kerja sama antara Ibu dan anak ya.

Tips Mengatasi Anak yang Menolak Mandi

  1. Ubah Suasana Jadi Menyenangkan

    Dikutip dari laman Elizabeth Pantley, mengubah suasana jadi menyenangkan saat mandi akan membuat Ibu lebih mudah membujuk anak mandi di kemudian hari. Apa pun bisa dilakukan agar suasana jadi menyenangkan. Ibu bisa membuat busa dari sabun mandi anak dan mengajak anak bermain busa. Ibu juga bisa lho membuat busa warna-warni dari sabun yang saat ini sudah banyak dijual. Ajak juga anak untuk memilih mainan apa yang ia sukai untuk diajak mandi bersama. Tapi pastikan mainannya tidak akan rusak jika terkena air. Ibu dapat membantu anak dengan menyarankan mainan seperti bebek karet, bola warna-warni, kapal-kapalan, atau ikan-ikanan untuk dibawa saat mandi. Biarkan anak bermain dulu sebelum mandi dan sebentar setelah mandi untuk membuatnya nyaman dengan aktivitas mandi.

    Bila perlu, Ibu bisa memandikan anak dengan air rebusan kayu secang agar warnanya menjadi merah. Warna yang mencolok ini bisa merangsang penglihatan anak dan air secang juga bagus untuk mengobati ruam kulit. Dapat fun-nya, dapat sehatnya.

  2. Ganti Kebiasaan Memerintah Mandi

    Jika Ibu biasanya mengatakan “Kakak, mandi!” atau “Adik, ayo mandi!”, Ibu perlu mengubah kalimat tersebut menjadi kalimat pengingat. Kalimat pengingat seperti “Kak, kita mandi 10 menit lagi ya” akan membantu anak menyiapkan diri untuk perubahan kegiatan. Perubahan kegiatan yang membutuhkan fokus anak akan lebih smooth untuk dilakukan karena anak sudah diberi peringatan beberapa menit lagi ia akan berganti aktivitas. Dengan begitu, kemungkinan anak susah mandi akan berkurang.

  3. Gunakan Alat Bantu untuk Menghalau Air Mengenai Mata Anak

    Ketakutan anak akan perihnya mata saat terkena air, sabun, atau sampo bisa diatasi kok, Bu. Pertama, gunakan sabun dan sampo yang mengandung formula bebas perih di mata. Bisa merk apa saja senyaman Ibu. Kedua, Ibu bisa ajarkan anak untuk mendongak agar saat membilas sampo, matanya terbebas dari rasa perih. Ketiga, Ibu perlu berhati-hati saat mengguyur air ke kepala si kecil agar tidak mengenai mata anak. Keempat, bila perlu, gunakan topi khusus penghalau air di kepala anak, agar air tidak menetes ke arah mata. Kelima, Ibu bisa menempelkan aksesoris bintang atau apa pun yang menarik perhatian anak di langit-langit kamar mandi. Jadi saat ibu hendak menyiramkan air ke kepala anak, perhatian mereka bisa dialihkan dengan melihat ke langit-langit.

  4. Membaca Buku Tentang Aktivitas Mandi

    Bagaimana mengakrabkan anak dengan kegiatan mandi? Salah satunya adalah dengan membacakan buku tentang mandi. Ibu bisa mencari di toko offline maupun online buku cerita bergambar tentang aktivitas mandi. Ajak anak memahami bahwa tokoh dalam buku pun sama dengan dirinya, yang butuh penyesuaian untuk akrab dengan mandi. Jika anak tahu bahwa ternyata bukan hanya dia yang takut mandi, tapi ada ‘anak’ lain juga yang tidak mau mandi. Anak Ibu jadi tidak merasa sendiri dan bisa tahu dari buku bahwa mandi itu menyenangkan. Rutin bacakan buku bertemakan mandi pada anak agar ia semakin terbiasa.

  5. Nyanyikan Lagu Tentang Mandi

    Bila Ibu perhatikan, kanal-kanal di Youtube menyediakan lagu  anak-anak yang isinya adalah kegiatan saat mandi. Seperti bermain saat mandi, bagian tubuh mana saja yang dibersihkan, dan penekanan informasi tentang kebersihan. Saat screen time, Ibu bisa kenalkan anak dengan lagu tersebut. Lalu, hafalkan lagu sebisa Ibu, dan nyanyikan saat anak sedang mandi. Ingat kan, Bu, bahwa penyanyi terbaik bagi anak masihlah ibunya sendiri. Jadi dengan mendengar suara Ibu menyanyi dan bukannya ngomel-ngomel, anak akan merasa tenang dan terhibur dengan lagunya. Ulang lagi apa saja konten dari lagu tersebut yang bermanfaat untuk edukasi anak, seperti bagian tubuh mana saja yang harus digosok, atau berapa kali anak harus mandi setiap harinya.

  6. Penanganan Pada Anak dengan Sensitivitas Tertentu

    Seperti telah disebutkan sebelumnya, ternyata ada anak-anak yang memiliki sensitivitas pada hal tertentu. Dalam momen mandi, ada anak yang sensitif terhadap suara keran air. Cirinya adalah anak susah mandi dan ketakutan saat air keran dibuka. Di lain waktu, anak cenderung menutup telinganya saat ada bunyi atau suara yang terdengar keras. Berarti, anak Ibu tergolong sensitif terhadap suara. Jika demikian, maka Ibu hanya perlu menyiapkan air mandi anak (membuka keran air) saat anak belum masuk kamar mandi. Jika air untuk mandi sudah cukup, Ibu bisa mulai kegiatan mandi tanpa perlu menyalakan lagi keran airnya.

    Sedangkan pada anak yang ketakutan dengan suhu air atau takut pada guyuran air, Ibu bisa mengajak anak menyiapkan air bersama-sama. Tanya dan mintalah pendapatnya, seberapa hangat air yang ia mau untuk mandi, atau seberapa dingin air yang ia inginkan hari ini. Lalu secara perlahan guyur air ke badan anak sambil tenangkan ia dengan lagu atau mainannya.

    Laman Elizabeth Pantley juga menyebutkan agar Ibu menghindari menceramahi anak yang tidak mau mandi dengan kalimat tentang kebersihan secara berlebihan. Karena sejatinya anak bukan tidak mengerti tentang kebersihan, hanya saja mereka sedang berusaha melawan rasa takutnya sendiri terhadap hal-hal yang biasa mereka temui saat mandi.

    Kemudian, usahakan jangan memberikan waktu bermain busa, bola, dan lainnya sebagai ‘hadiah’ untuk membujuk anak mau mandi. Contohnya seperti “Kalau mau mandi sekarang, nanti boleh main busa”. Jangan sampai terbalik ya, Bu. Jika kalimat Ibu seperti itu, sama artinya dengan Ibu memberikan anak hadiah karena ‘penolakannya untuk mandi’. Akibatnya, di waktu mandi berikutnya, anak akan menuntut ini dan itu sebagai hadiah karena ia mau mandi. Padahal bermain busa, bola, dan kapal-kapalan adalah bagian dari kegiatan saat mandi.

    Selanjutnya, jangan berperang dengan anak soal mandi. Buang muka masam, amarah, jengkel, dan keruwetan Ibu saat anak enggan mandi. Ya, mandi juga penting, tapi jangan sampai membuat bonding Ibu dan anak jadi renggang hanya karena anak susah mandi. Pikirkan juga bagaimana perasaannya dalam menghadapi ketakutan-ketakutan yang bahkan Ibu sendiri mungkin tidak menyangkanya.

Yang perlu Ibu ingat adalah segala hal butuh proses. Bila tidak berhasil di hari ini, maka teruslah mencoba di keesokan hari, hari berikutnya, dan seterusnya. Konsisten menjalani maka perlahan anak akan terbiasa. Have a fun bath!
 

(Dwi Ratih)