Balita

Meski Bikin Bayi Nyaman, Ketahui Bahaya Mengisap Jempol!

Meski Bikin Bayi Nyaman, Ketahui Bahaya Mengisap Jempol!

Pernahkah Ibu melihat seorang bayi yang sering mengisap jempol? Kelihatannya menggemaskan ya, Bu. Apalagi bayi mengisap jempol seringkali dikaitkan dengan ciri khas seorang bayi.

Padahal, nggak semua bayi punya kebiasaan mengisap jempol, lho! Apalagi, ternyata ada bahaya mengisap jempol yang jarang sekali diketahui oleh para orang tua.

Yup! Meskipun anak mengisap jempol bisa menjadi hal yang membuat bayi merasa nyaman, namun hal ini juga bisa berpengaruh buruk. Terutama pada pertumbuhan giginya kelak.

Tak hanya itu, kebiasaan anak mengisap jempol juga bisa menimbulkan masalah lain di kemudian hari seperti, kemungkinan cadel, susunan gigi tidak rata, dan lain sebagainya. Mengetahui bahaya mengisap jempol bukanlah hal bisa dianggap sepele, ada baiknya kebiasaan ini perlu dihentikan.

Kenapa bayi suka mengisap jempol?


Tahukah Ibu? Ternyata kebiasan bayi mengisap jempol ini sudah terjadi saat si kecil masih berada dalam kandungan, lho! Melansir Mayo Clinic bayi punya insting dan kebisaan alami yang membuat ia jadi sering mengisap jempol.

Tujuannya adalah, agar diri mereka merasa lebih aman dan nyaman. Terutama menjelang jam tidurnya tiba. Biasanya kebiasaan ini juga kerap ditemukan ketika bayi sudah mulai mengantuk, bosan atau lapar.

Secara keseluruhan kebiasaan bayi mengisap jempol adalah hal yang wajar terjadi. Bahkan kebanyakan bayi akan berhenti mengisap jempol secara otomatis menginjak usia 6-7 bulan atau usia 2-4 tahun.

Meski begitu, bahaya mengisap jempol juga akan mengintai si kecil jika kebiasaannya ini sulit untuk dihentikan. Hal ini bisa berdampak pada gangguan pertumbuhan pada gigi dan perkembangan bicaranya kelak.

Sehingga, para ahli dari American Academy of Pediatrics sepakat menyimpulkan bahwa untuk mencegah kemungkinan bahaya mengisap jempol, ada baiknya kebiasaan ini segera ditangani sebelum anak berusia 3 tahun. Treatment khusus mungkin juga diperlukan apabila kebiasaan anak mengisap jempol dilakukan saat usianya sudah menginjak 5 tahun.

Bahaya mengisap jempol yang paling umum


Kebisaan mengisap jempol ini memang hal alami yang dilakukan bayi dan balita. Bahaya mengisap jempol juga sudah pasti ada, ya Bu! Apalagi jika mengisap jempol diikuti dengan gerakan-gerakan aktif di dalam mulut dan langit-langit.

Dikutip dari Healthline bahaya mengisap jempol secara aktif dengan banyak gerakan dapat menyebabkan kerusakan pada gigi susu bayi. Meskipun kondisi ini akan membaik dengan sendirinya saat gigi permanen mulai tumbuh.

Mengisap jempol secara terus-menerus kadang dapat menyebabkan gigi permanen si kecil tumbuh dengan posisi tidak sejajar, hingga memengaruhi rahang. Kebiasaan mengisap jempol juga dapat membuat si kecil mudah terinfeksi bakteri, dan virus.

Bahaya mengisap jempol jangka panjang pada mulut di kecil juga bisa memengaruhi kemampuannya untuk bicara atau mengucapkan kosa kata. Sehingga nantinya bisa merambat dan menyebabkan gangguan lain seperti:

  • Overbite, di mana gigi depan menonjol keluar dari rahang dan mulut
  • Masalah terkait kemampuan menggigit lainnya, seperti gigi bawah mengarah ke dalam ke arah belakang mulut atau gigitan terbuka, di mana gigi atas dan bawah tidak bertemu saat mulut tertutup
  • Terjadi perubahan bentuk rahang, yang juga dapat memengaruhi susunan gigi dan pola bicara, seperti cadel
  • Membuat langit-langit mulut jadi lebih sensitif.

Sebagian besar masalah ini dapat dihindari apabila kebiasaan mengisap jempol berhenti saat gigi permanen sudah tumbuh. Anak-anak yang mengisap jempol dalam waktu lama, mungkin berisiko lebih tinggi untuk efek samping yang telah disebutkan di atas.

Menghentikan kebiasaan mengisap jempol


Bahaya mengisap jempol mungkin terlihat sepele, namun berdampak pada kemampuan bicara si kecil nantinya. Untuk itu, mengutip Baby Center guna menghindari bahaya mengisap jempol, ada baiknya lakukan cara berikut untuk menghentikan kebiasaan tersebut:

1. Observasi terlebih dahulu

Amati kebisaan mengisap jempol si kecil. Jika ia mengisap dengan kuat, orang tua mungkin perlu menghentikan kebiasaannya lebih awal sebelum usia 3 tahun, sesuai anjuran AAP.

Kamu juga bisa menghentikan kebiasaan ini segera apabila bahaya mengisap jempol bisa menimbulkan masalah pada mulut atau giginya. Apalagi jika Ibu jari si kecil sudah mulai terlihat memerah atau membusuk.

2. Beri pengertian dan jangan dipaksa

Meski bahaya mengisap jempol bagi anak nyata adanya, namun jangan hentikan kebiasaan ini secara mendadak. Apalagi dengan disertai hukuman dan paksaan ya, Bu!

Sebaiknya berikan pengertian perlahan-lahan mengenai bahaya mengisap jempol bagi si kecil. Gunakan bahasa yang mudah dipahami olehnya.

Hindari menggunakan metode hukuman seperti membalut ibu jarinya dengan perban elastis. Ini akan membuat si kecil trauma dan merasa tidak adil.

Apalagi jika kebiasaan mengisap jempol ini sangat bermanfaat untuk membuat ia merasa nyaman dan aman. Selain itu, memaksa anak untuk berhenti segera dapat semakin memperkuat keinginannya untuk kembali melakukannya.

3. Tunggu, dan lakukan perlahan

Cobalah untuk menunggunya untuk mau berhenti mengisap jempol. Alihkan perhatian dengan mencari cara lain untuk menenangkan dan menghibur diri, hingga anak merasa nyaman meski tidak lagi mengisap jempolnya.

Jika anak cenderung mengisap jempolnya saat ia lapar, ia akan segera belajar membuka lemari es dan mencari sesuatu untuk dimakan atau meminta camilan dari Ibu. Nggak masalah, yang penting Ibu perlu melakukan hal ini secara perlahan dan penuh kesabaran tanpa adanya paksaan.

4. Alihkan dengan aktivitas lain

Atasi kebiasaan mengisap jempol dengan aktivitas lain. Ibu perlu tahu kapan waktu-waktu yang sering digunakan anak untuk mengisap jempol.

Misalnya ketika mengantuk, bosan atau lapar dan cobalah mengalihkan keinginan mengisap jempol tersebut dengan mengajak anak menonton televisi, dan bermain. Intinya alihkan perhatiannya dengan aktivitas pengganti layaknya bola karet untuk diremas atau boneka jari untuk dimainkan.

Jika dia cenderung mengisap jempolnya saat dia lelah, Ibu bisa mencoba membiarkannya tidur lebih lama atau menambah waktu tidurnya. Kuncinya adalah memperhatikan kapan dan di mana kebiasaan tersebut terjadi.

Karena hal ini dapat membantu Ibu menghentikan kebiasaan anak mengisap jempol secara bersama-sama. Tentunya tanpa paksaan dan hukuman dibaliknya.

Bahaya mengisap jempol pada anak memang nggak boleh dianggap sepela. Sehingga untuk mencegah baha mengisap jempol jadi semakin parah dan malah berangsur lebih dari usia 5 tahun, ada baiknya cegah kemungkinan tersebut sedini mungkin secara perlahan ya Bu.

Jangan lupa selalu sounding mengenai bahaya mengisap jempol ini kepada anak setiap hari. Agar ia makin paham dan merasa lebih ikhlas menghentikan kebiasaan mengisap jempol ini tanpa menangis atau drama lainnya.