Balita

Minum Susu Sebelum Tidur, Ternyata Ada Dampaknya Juga, Lho!

Minum Susu Sebelum Tidur, Ternyata Ada Dampaknya Juga, Lho!

Bagi sebagian keluarga, kebiasaan minum susu sebelum tidur telah menjadi semacam trik agar anak cepat tertidur. Menurut laman Parents,  pada usia 6 bulan, si kecil tidak lagi membutuhkan nutrisi tambahan saat tidur, layaknya minum susu di botol sepanjang malam. 

Pada usia tersebut, si kecilj juga telah memasuki masa MPASI. Sehingga, ia telah mengonsumsi cukup makanan dan minuman sepanjang hari. Terlebih lagi pada usia 9 bulan, Ibu sebaiknya memperhatikan kualitas dan kuantitas tidur si kecil. 

Kebiasan minum susu sebelum tidur, bisa membuat perut si kecil jadi kembung akibat perut penuh dengan cairan. Sehingga, hal ini rentan membuatnya terbangun ditengah malam. 

Mungkin karena popok yang penuh atau sekadar minta buang air kecil ke toilet. Beberapa ahli merekomendasikan untuk menghentikan kebiasaan minum susu sebelum tidur, saat usia si kecil mencapai 1 tahun. Meski begitu, minum susu sebelum tidur tetap ada manfaatnya, lho!

Manfaat minum susu sebelum tidur 

Kualitas dan kuantitas tidur, bagi si kecil adalah hal yang perlu diperhatikan. Kurangnya waktu tidur, dapat memengaruhi tumbuh kembang si kecil. Menurut NIH Reseach Matter, anak usia 9-12 tahun yang tidur kurang dari 9 jam/hari memiliki permasalahan dengan perasaan, mood  serta pola pikir, jika dibandingkan dengan anak yang cukup tidur.  

Melansir dari Healthline, minum susu sebelum tidur ternyata tetap memiliki manfaat untuk kesehatan si kecil. Yes! Minum susu sebelu tidur sebenarnya telah menjadi tradisi turun menurun di mata masyarakat Indonesia dan dunia.

Disamping itu, manfaat minum susu sebelum tidur, terbukti dapat membuat badan rileks, melepas stres serta kecemasan dan mendapatkan waktu tidur yang lebih berkualitas. Berikut tiga manfaat minum susu sebelum tidur jika dilihat dari kacamata ilmiah:

1. Membantu tidur lebih cepat 

Berdasarkan ulasan dari National Slepp Foundation, susu mengandung Tryptophan yang akan menghasilkan hormon serotonin. Hormon inilah yang berperan mengatur suasana hati, membuat tubuh rileks. pada akhirnya akan menyebabkan kantuk.

Selain hormon serotonin, Tryptophan juga menghasilkan hormon melatonin yang berperan untuk mengatur jam tidur. Tetapi, Ibu tidak harus memberikan susu sebelum tidur untuk mendapat manfaat ini. Beberapa bahan makanan juga mengandung Tryptophan, seperti telur dan kacang-kacangan.

2. Meningkatkan kualitas tidur

Berdasarkan penelitian pada tahun 2018 yang berjudul  Effect of Milk-Honey Mixture on The Sleep Quality of Coronary Patients : A clinical Trial Studimembuktikan adanya perbedaan kualitas tidur pada pasien. Setelah tiga hari terapi minum susu sebelum tidur, pasien terbukti mendapatkan kualitas tidur yang meningkat. 

Hanya saja penelitian ini dilakukan pada pasien berusia sekitar 60 tahun. Bagaimana dengan si kecil? Apakah lebih nyenyak tidur setelah minum susu sebelum tidur?

3. Membantu pemulihan otot 

Masih mengutip dari National Slepp Foundation terdapat studi yang menyatakan bahwa, minum susu sebelum tidur setelah melakukan olahraga membantu pemulihan otot. Seperti diketahui banyak orang, susu mengandung sumber protein. 

Inilah yang dibutuhkan tubuh dalam pemulihan otot setelah olahraga. Namun, manfaat minum susu untuk si kecil lebih pada proses penguatan tulang ya, Bu. 

Kalaupun diberikan susu sebelum tidur, sebaiknya dilakukan 30 menit sampai satu jam sebelum jam tidur. Dengan begitu Ibu tetap bisa membersihkan gigi dan mulut si kecil sebelum tidur.

Efek minum susu sebelum tidur

Efek minum susu sebelum tidur, mungkin lebih pada dampak buruk yang ditimbulkan dari kebiasaan ini. Melansir laman Sleepytot, salah satu dari tiga gangguan tidur paling umum yang dialami anak adalah, masalah pada jadwal makan dan tidur, dikenal sebagai Night Eating Syndrome (NES). 

Anak dengan NES biasanya terbangun tengah malam dan tidak mau kembali tidur sebelum makan/minum. Anak mungkin akan berkata “lapar” meskipun telah mengonsumsi banyak makanan seharian.  

Jika seperti ini, Ibu bisa memeriksa popok si kecil terlebih dahulu, setiap kali ia terbangun. Saat Ibu dapati popok basah, ini mengindikasikan bahwa si kecil mendapat terlalu banyak asupan cairan sebelum tidur atau sepanjang malam. 

Hal ini bisa jadi salah satu efek minum susu sebelum tidur yang perlu Ibu perhatikan. Si kecil tidak pernah kehabisan akal untuk menunda waktu tidur. Sehingga, mereka akan memakai alasan ingin minum susu sebelum tidur. 

Jika tidak Ibu berikan, ia akan mengeluh haus atau lapar selama belum tertidur. Saat Ibu menuruti keinginannya, tidak jarang ditengah malam, ia terbangun karena tidak nyaman dengan popok basahnya.

Kandungan gula pada susu si kecil memang telah sesuai kebutuhannya. Tetapi, gula kurang bersahabat dengan gigi anak. Gula dapat memicu sakit gigi, bisa karena pengeroposan, karies atau gigi tanggal lebih awal. 

Pada malam hari, gigi si kecil sangat rentan berlubang karena sedikitnya air liur sebagai pelindung enamel. Jadi, pemberian susu sebelum tidur harus dipertimbangkan kembali. Ibu dapat memberikan susu sebelum tidur tanpa menambahkan gula atau pemanis lainnya.

Ibu juga bisa mengatur jadwal minum susu untuk si kecil. Selain itu, Ibu bisa mengganti susu dengan air putih.  

Ini bisa menjadi upaya Ibu untuk melindungi gigi si kecil. Karena, dengan gigi yang sehat, dapat membantu si kecil mengunyah dan menyerap nutrisi makanan dengan lebih baik. 

Menimbang manfaat dan efeknya, Ibumin makin yakin untuk segera menghentikan kebiasaan minum susu sebelum tidur. Mengutip dari Kids Health berikut langkah yang bisa Ibu lakukan:

  • Mengurangi penggunaan botol untuk minum susu dan menggantinya dengan gelas 
  • Menawarkan minum susu 1 jam setelah makan malam 
  • Membuat kebiasaan membersihkan gigi dan bercerita sebelum tidur
  • Memberikan pujian dan apresiasi setiap kali si kecil berhasil minum dengan gelas.

Menghentikan atau meneruskan kebiasaan minum susu sebelum tidur, sejatinya kembali pada keputusan Ibu. Apapun pilihan Ibu, tidak ada salah dan benar dalam bertumbuh bersama si kecil.

 

Editor: Aprilia