Balita

Pahami Hal Ini Sebelum Mengajarkan Anak Mengalah!

Pahami Hal Ini Sebelum Mengajarkan Anak Mengalah!

Mengajarkan anak mengalah adalah hal yang terbilang cukup tricky. Apalagi ketika terjadi perebutan antara kakak beradik. Tiap hal tersebut terjadi, biasanya Ibu akan berseru agar sang Kakak mau mengalah dengan Adiknya.

Pada kenyataannya anak yang lebih tua memang lebih sering diminta untuk mengalah. Padahal, anak sulung atau yang lebih tua tidak selalu harus mengalah, lho!

Disisi lain, memaksa anak untuk berbagi dan mengalah bukanlah solusi. Namun, ketika Ibu hendak mengajarkan anak mengalah, sejatinya memang butuh proses. 

Apalagi, anak-anak memiliki jenjang usia yang berbeda, sehingga pemahamannya pun berbeda. Ibu butuh beberapa strategi untuk menyuruh anak mengalah sesuai kondisi anak.

Mengajarkan anak mengalah sama halnya dengan mengajarkan anak berbagi, memberi dan menghadapi konflik. Hal-hal tersebut tidak serta merta muncul secara alami, namun butuh didampingi. Sebelum Ibu mengajarkan anak mengalah, ada beberapa hal yang perlu Ibu perhatikan dan pahami agar proses mengajarkan anak mengalah tidak membuat Ibu dan anak lelah. 

Mengajarkan anak mengalah dimulai dari mana?


Konflik perebutan antara kakak dan adik adalah hal yang biasa terjadi. Dikutip dari Today’s Parent, Beverly Catchart-Ross seorang konselor sekaligus pendiri Parenting Network di Toronto mengatakan bahwa, konflik merupakan bagian yang normal dalam hubungan apapun. Namun saat terjadi konflik, hal yang perlu dilakukan adalah mencari solusi, bukan malah menghindari konflik.

Cathcart-Ross juga menjelaskan dalam sebuah konflik, anak berkompetisi untuk mendapatkan cinta dan perhatian dari orang tua. Pada dasarnya, kita semua memiliki kebutuhan bilogis untuk bertahan hidup, termasuk menjadi pemenang.

Nah, konflik perebutan yang kerap terjadi pada kakak beradik, mungkin bisa menjadi pintu bagi Ibu mengajarkan anak mengalah. Ibu mungkin bisa memulai dengan menanamkan dan mengajarkan nilai berbagi pada anak. 

Pahami perasaan si kecil


Ketika perebutan antara Kakak dan Adik terjadi, tidak jarang cara sederhana agar tidak terjadi kegaduhan adalah menyuruh Kakak mengalah. Dengan cara ini kesannya konflik terselesaikan. 

Padahal, bisa jadi sang kakak menyimpan kekesalan. Maka dari itu, sebelum menyuruh anak mengalah, Ibu memerlukan pendekatan pada anak-anak. Dikutip dari Parenting Now, Ibu perlu melihat situasi berdasarkan masing-masing sudut pandang.

1. Pahami perasaan sang kakak


Pada saat kakak masih balita, semua mainan di rumah seolah milik mereka sendiri. Kehadiran Ibu juga sepenuhnya untuk sang Kakak. Ketika sang Adik lahir, anak dihadapkan pada konsep berbagi. Sang Kakak harus belajar untuk berbagi dan bergantian. Hal yang perlu Ibu lakukan pada Kakak:

Jelaskan bahwa bayi atau Adik sedang mempelajari dunianya melalui eksplorasi. Misalnya saja melalui beberapa kalimat seperti:

  • “Kita bisa membantu Adikmu untuk belajar bergantian dengan membiarkan Adik menyentuh boneka beruang selama beberapa menit”
  • “Terkadang, beberapa bayi memasukkan mainan dalam mulut karena itu cara lain mereka belajar”
  • Selain kalimat-kalimat tersebut, Ibu juga bisa sediakan kontainer mainan yang mudah dijangkau Adik. Minta sang Kakak mengambilkan mainan dari wadah tersebut untuk Adiknya.

2. Pahami perasaan sang Adik


Waktu Ibu kecil, pernahkah Ibu melihat mainan yang dimainkan Kakak atau Adik begitu menyenangkan dan membuat Ibu penasaran? Balita biasanya tidak sungkan untuk meminta apa yang mereka inginkan. 

Terkadang mereka akan mengambil mainan dari Adik atau Kakak begitu saja, bahkan tak segan mengusir dan mendorong agar menjauh dari mainan yang diinginkan. Hal yang bisa Ibu lakukan ketika melihat ini adalah:

  • Bertindak cepat jika Ibu melihat perebutan terjadi
  • Pegang tangan anak Ibu secara lembut dan ingatkan dengan sabar agar anak berkata “tolong” serta menunggu giliran
  • Jika anak terus mengambil mainan dan membuat kesal, lepaskan anak dari mainan dan minta anak menenangkan diri. 
  • Alihkan perhatian anak dengan menawarkan pilihan lain yang bisa dimainkan selama menunggu giliran.

Memahami sudut pandang dan perasaan anak-anak Ibu memang tidak mudah. Pasalnya, anak-anak juga terkadang masih belum bisa mengkomunikasikan apa yang dirasakan dan diharapkan dengan baik. Oleh karena itu, menyuruh anak mengalah juga butuh sikap yang tenang.

Hal yang perlu diperhatikan sebelum mengajarkan anak mengalah


Memahami perasaan dan pikiran anak merupakan cara sederhana Ibu sebelum mengajarkan anak mengalah. Namun, ada hal-hal lain yang yang perlu Ibu pahami mengenai konsep berbagi. Dikutip dari Imperfect Families, berikut hal yang bisa Ibu mulai dalam memahami konsep berbagi sebelum mengajarkan mengalah pada anak:

  • Berbagi adalah pilihan: Pastikan anak tidak dipaksa untuk berbagi. Pasalnya, memaksa anak untuk berbagi dapat menimbulkan rasa kesal, benci dan perasaan buruk. Sama halnya dengan posisi kakak yang kerap diminta mengalah. Dalam hal ini kakak pun tidak harus selalu mengalah atau dipaksa mengalah. Ibu bisa menumbuhkan kebaikan dan empati dengan mencontohkan perilaku yang diharapkan.
  • Beri petunjuk kata: Anak-anak perlu belajar cara meminta dan menggunakan sesuatu dengan hormat, serta cara menolak untuk berbagi dengan sopan. Katakan dengan perlahan, karena anak membutuhkan waktu untuk mencerna dan mempraktikkannya dengan baik.
  • Belajar praktik bergiliran: Gunakan pengatur waktu, jadwal, dan hitungan dalam mengatur giliran. Anak perlu tahu bahwa ada banyak pilihan dalam hal bergiliran
  • Mainan khusus memiliki tempat khusus: Setiap anak memiliki benda atau mainan spesial yang tidak harus mereka bagi. Pastikan anak memiliki tempat yang aman untuk menyimpan benda spesial agar tidak mudah diakses anak lain tanpa izin.
  • Tidak masalah jika marah dan kesal: Ketika saudara kandung mengatakan “tidak”untuk bergabung dalam permainan atau orang lain mendapat giliran, maka biarkan anak mengekspresikannya. Biarkan anak tahu bahwa tidak apa-apa untuk marah. Berempatilah dengan perasaan anak dan eksplorasi cara-cara untuk mengelola kekecewaan dan kesedihan.

Mengajarkan anak mengalah ada seninya. Ada banyak cara menciptakan situasi yang kondusif dalam manajemen konflik pada kakak beradik daripada sekedar menyuruh anak mengalah. 

Mengajarkan anak mengalah bukan sekadar menyuruh anak mengalah. Namun keseluruhan proses bagi anak mencerna konsep berbagi, memberi dan bernegosiasi. Sabar dan berempati adalah kunci. 

Editor: Aprilia