Balita

Pahami Tanda Perkembangan Anak Terlambat Sesuai Usianya!

Pahami Tanda Perkembangan Anak Terlambat Sesuai Usianya!

Perkembangan anak terlambat tidak dapat disepelekan dan orang tua wajib untuk mengetahui milestone si kecil setiap waktunya. Melansir dari laman WebMd, perkembangan anak terlambat adalah sebuah momen dimana si kecil tertinggal dari teman seusianya pada satu atau beberapa hal yang berkaitan dengan pertumbuhan emosi, mental, hingga fisiknya. 

Semakin cepat Ibu mengetahui tanda perkembangan anak terlambat, maka semakin cepat juga si kecil tertangani sehingga mampu mengejar milestone yang sempat tertinggal. Ada banyak tanda perkembangan anak terlambat, seperti keterlambatan pada bahasa (wicara), penglihatan, keterampilan motorik (kasar dan halus), keterampilan sosial dan emosional, serta keterampilan kognitif. 

Perkembangan anak terlambat dapat terjadi pada bayi hingga usia pra sekolah atau lima tahun, dan biasanya berlangsung paling lama enam bulan. Keterlambatan ini berbeda dengan kondisi lain seperti cerebral palsy, gangguan pendengaran, atau spectrum autism.

Red flag perkembangan anak yang harus diwaspadai


Menurut dr.Citra Amelinda, SpA, MKes, IBCLC beberapa waktu lalu bersama Ibupedia, setiap tahapan umur anak punya red flag atau tanda bahaya yang harus diwaspadai. Ini artinya ketika Ibu mendapati adanya tanda perkembangan anak terlambat, maka Ibu perlu tahu bagaimana stimulasi tepat dan apa yang harus dilakukan. Berikut ini rincian red flag atau tanda perkembangan anak terlambat dari segala usia:

1. Usia 0–3 bulan

Pada usia ini, bagian motorik kasar yang bisa si kecil lakukan adalah mampu mengangkat kepala setinggi 45 derajat, dan menggerakkan kepala ke kiri atau ke kanan. Untuk motorik halusnya, ia sudah mampu meraba dan memegang benda. Ia juga mampu melakukan tatapan mata, menangis dengan nada berbeda, tersenyum dengan orang, tertarik serta menengok pada sumber suara, dan punya ekspresi wajah berbeda.

Sementara itu, tanda perkembangan anak terlambat pada usia 0 – 3 bulan adalah:

  • Susah mengangkat kepala
  • Kaki kaku, tidak ada gerakan, atau hanya sedikit gerakan saja
  • Terlihat suka bergerak mendorong ke belakang dengan kepala
  • Tangan terus mengepal dan tidak ada gerakan tangan
  • Tidak merespon saat diajak bercanda
  • Kontak mata terlihat kurang

2. Usia 3–6 bulan


Tahapan perkembangan pada usia 3–6 bulan bisa lebih bervariasi, di antaranya adalah dapat berbalik dari terlentang ke telungkup atau sebaliknya, dapat memegang benda dengan kuat, dan mengeluarkan suara bernada tinggi atau memekik. Pada usia 6 bulan, si kecil sudah mampu menggunakan kedua tangannya untuk menopang diri saat duduk dan tampak kedua kakinya juga sudah kuat saat diposisikan berdiri.

Tanda perkembangan anak terlambat pada usia 3–6 bulan adalah:

  • Saat didudukkan ia membuat posisi membulat (tidak duduk tegap)
  • Tidak mampu mengangkat kepala sama sekali
  • Gerakan kepala sangat minim atau kaku
  • Susah menggapai benda yang ditujukan untuknya
  • Tampak melengkungkan punggung dan menegangkan kaki
  • Tangan dan kaki tampak kaku.

3. Usia 6–9 bulan

Untuk usia 6 hingga 9 bulan, bayi Ibu biasanya sudah mampu untuk duduk sendiri tanpa bantuan dan menggunakan kedua tangannya untuk menyangga tubuh. Pada beberapa bayi sudah mulai mampu merangkak, memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya, membuat benturan benda dengan kedua tangannya, dan mulai bubbling. 

Tanda perkembangan anak terlambat pada usia 6–9 bulan adalah:

  • Hanya menggunakan satu tangan secara dominan
  • Membentuk postur melengkung, bahkan saat duduk
  • Tidak mampu menggunakan kedua tangan untuk menopangnya saat duduk
  • Susah merangkak atau menggerakkan tubuhnya
  • Menggunakan hanya satu sisi tubuh saja untuk bergerak
  • Tidak mampu meluruskan tubuhnya
  • Saat dibantu berdiri, kakinya tampak lemah.

4. Usia 9–12 bulan


Mulai usia 9–12 bulan, tahapan perkembangan si kecil sudah mulai lebih banyak, beberapa di antaranya adalah dapat mengangkat badannya dengan tegap saat ia berdiri, belajar berdiri sendiri dengan berpegangan pada benda di sekitarnya, dapat memasukkan benda ke dalam wadah, mengambil benda dengan tangannya, mengulang atau menirukan suara yang ia dengar, hingga mampu mengikuti 2–3 suku kata yang sama walaupun belum mengenal artinya.

Red flag atau tanda perkembangan anak terlambat dari segi bahasa pada rentang usia ini adalah:

  • Tidak terdengar melakukan bubbling
  • Belum mampu melakukan bahasa tubuh seperti tos, dadah, atau menggelengkan kepala
  • Belum paham dengan apa yang orang katakan padanya, misalnya kata larangan, panggilan Ayah, atau panggilan Ibu.

Penyebab perkembangan anak terlambat


Melansir dari laman Healthline, merujuk pada Centers for Disease Control and Prevention, ada sekitar 17 persen anak-anak berusia antara 3–17 tahun pasti memiliki setidaknya satu atau dua gangguan perkembangan. Sebagian besar ini terjadi saat ia masih berada di dalam kandungan atau setelah ia dilahirkan.

Penyebab munculnya tanda perkembangan anak terlambat belum bisa dipastikan karena faktornya banyak, beberapa diantaranya adalah terjadi infeksi atau komplikasi selama kehamilan hingga persalinan, kelahiran bayi prematur, adanya spektrum autisme, cerebal palsy, akibat terpapar alkohol saat di dalam kandungan, gangguan metabolisme (fenilketonuria), trauma pada otak, trauma psikososial, hingga malnutrisi. Namun ada juga yang asalnya dari genetik seperti down syndrome atau rapuhnya sindrom X.

Pengobatan untuk perkembangan anak terlambat


Perkembangan anak yang terlambat bisa jadi membuat hati setiap orang tua sedih dan khawatir. Namun saat ini ada banyak perawatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi keterlambatan perkembangan pada anak. Melansir dari laman SSM Health Children Hospital, tidak ada obat untuk mengatasi keterlambatan perkembangan ini, namun sejumlah terapi dapat dilakukan, seperti: terapi fisik, terapi wicara, terapi perilaku, hingga pendidikan khusus anak usia dini.

Editor: Aprilia