Balita

Tanda Anak Overstimulasi Berikut Ini, Jangan Diabaikan, Ya!

Tanda Anak Overstimulasi Berikut Ini, Jangan Diabaikan, Ya!

Sebagai orang tua, setiap harinya kita akan selalu berusaha memberikan stimulasi yang baik untuk si kecil. Terutama bagi anak yang sedang belajar bereksplorasi di lingkungannya.

Stimulasi ini penting untuk menunjang tumbuh kembang anak. Mengingat sejak lahir hingga usia pra sekolah, perkembangan otak anak akan terus meningkat.

Tapi, pernahkah Ibu menemui banyak masalah ketika anak overstimulasi? Yes! Anak overstimulasi memang nyata adanya ya, Bu. Mengingat segala sesuatu yang berlebihan jelas tidak baik bagi siapapun, tak terkecuali anak-anak.

Rewel dan tantrum, bisa jadi tanda bahwa anak overstimulasi, lho! Nah, jika hal ini terjadi, apa sih yang sebaiknya perlu dilakukan orang tua? Yuk, ketahui selengkapnya dalam ulasan berikut.

Penyebab anak overstimulasi


Ada banyak faktor yang menyebabkan anak overstimulasi. Namun, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa sih yang dimaksud dengan overstimulasi?

Jika dikutip dari Raising Children overstimulasi atau stimulasi berlebihan sendiri merupakan sebuah rangsangan berlebihan yang terjadi ketika anak-anak dibanjiri oleh lebih banyak aktivitas, sensasi dan kebisingan yang terlalu banyak. Bahkan melebihi batas energi mereka.

Pada bayi, oversimulasi sendiri dapat menyebabkan bayi menjadi sangat gelisah dan rewel tanpa sebab. Sementara overstimulasi pada anak prasekolah, mungkin akan tantrum dan sulit dikendalikan.

Begitupun bagi anak usia sekolah mungkin rewel jika mereka pergi ke sekolah, yang kemungkinan akibat banyaknya kegiatan atau ekstrakulikuler. Anak overstimulasi bikin mereka jadi mudah lelah dan nggak bertenaga untuk sekadar bangun dari tempat tidur.

Ketika hal ini terjadi, anak mungkin membutuhkan waktu tenang dan lingkungan yang nyaman untuk beristirahat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penyebab anak overstimulasi karena:

  • Terlalu banyak kegiatan
  • Suara di sekitar lingkungan yang terlalu bising
  • Sedang berada di tempat baru yang asing dan terlalu ramai
  • Terlalu banyak terpapar cahaya lampu
  • Terlalu banyak memegang benda dengan berbagai macam tekstur; slime, jelly, pasir, air, bola-bola kecil dan lain sebagainya
  • Terlalu lama menggunakan gadget
  • Stres dan kelelahan.
  • Tanda anak overstimulasi.

Sebenarnya, ada banyak sekali tanda anak overstimulasi yang bisa kita kenali, lho Bu. Dikutip dari Better Up kira-kira berikut ini adalah beberapa tanda yang wajib kita waspadai:

1. Sering menutup telinga dan mata

Ini merupakan ciri-ciri anak overstimulasi yang paling mudah untuk kita ketahui. Hal ini dilakukan anak bukan tanpa sebab, biasanya si kecil melakukan hal tersebut sebagai upaya untuk memblokir masukan sensorik yang berlebihan.

Beberapa anak mungkin juga butuh menggunakan earmuff sebagai peredam bising, atau penutup mata untuk mematikan rangsangan eksternal juga. Kalau Ibu sudah melihat si kecil melakukan hal ini, segera ajak anak beristirahat ya!

2. Anak terlihat gelisah

Gelisah, merupakan ciri-ciri anak overstimulasi yang menjadi tanda bahwa adanya ketidaknyamanan fisik dan sensorik di sekitarnya. Anak overstimulasi, biasanya ingin menjauh dari rangsangan yang dianggapnya kurang nyaman.

Ajak si kecil untuk meninggalkan area yang bising, dan bawa ia untuk menenangkan diri ke tempat yang dirasa lebih nyaman. Ibumin juga pernah menghadapi anak overstimulasi di mall, biasanya Ibumin akan ajak ke dalam mobil untuk menenangkan diri, hingga ia merasa sudah merasa lebih baik.

3. Tampak tidak nyaman dan ditunjukkan dengan cara yang lebih ekstrim

Beberapa anak overstimulasi mungkin mengalami ketidaknyamanan emosional atau bahkan fisik yang ekstrim. Mereka mungkin menunjukkan sifat mudah marah, tantrum, cemas, atau takut yang ekstrim.

Ada juga anak yang mungkin menyuarakan ketidaknyamanan mereka dengan menangis atau mengamuk. Bahkan, bisa saja mereka menunjukkan agresi yang lebih ekstrim seperti memukul kepala sendiri, berbaring di lantai sambil menghentak-hentakkan kaki, atau bahkan sampai menyakiti orang tua maupun pengasuh.

4. Terlihat panik saat bertemu banyak orang

Panik, adalah tanda anak overstimulasi yang menunjukkan bahwa ia sangat tidak nyaman, sehingga mengakibatkan ia mengalami serangan panik. Apalagi jika mereka tidak bisa melepaskan diri dari rangsangan yang menyebabkan ketidaknyamanan mereka.

5. Kelelahan fisik, mental dan emosional

Anak overstimulasi juga dapat membuat mereka jadi merasa lelah secara fisik, mental, dan emosional. Kalau sudah seperti ini, sebaiknya segera ajak si kecil untik beristirahat.

Buat suasana di rumah atau disekitarnya jadi lebih nyaman. Biarkan si kecil beristirahat atau berdiam diri terlebih dahulu. Ibarat baterai handphone, anggaplah ketika anak overstimulasi ini butuh mengisi ulang daya sebelum kembali beraktivitas.

Tanda jika bayi mengalami overstimulasi

Overstimulasi pada bayi dan anak usia pra sekolah memang berbeda. Apalagi, bayi belum bisa berbicara yang mengungkapkan apa yang ia rasakan.

Melansir dari Healthline berikut ini adalah beberapa tanda khusus jika bayi mengalamo overstimulasi:

  • Bayi rewel atau lelah
  • Bayi menangis lebih kencang dari biasanya
  • Bayi tidak mau digendong atau disentuh oleh Ibu dan pengasuh sama sekali. Terkadang juga kerap memalingkan wajah
  • Menyusu lebih sering, ini dilakukan karena bayi merasa kegiatan menyusu ini adalah hal yang bikin ia merasa nyaman untuk berlindung
  • Seringkali terlihat menghentakkan kaki dan mengepalkan tangan
  • Terlihat lebih sering melambaikan tangan
  • Tampak seperti kaget atau ketakutan
  • Berusaha menenangkan diri dengan cara menghisap kepalan tangan.

Apa yang harus dilakukan?

Segala hal yang berlebihan memang sebaiknya harus dicegah sejak dini ya, Bu. Beberapa tindakan pencegahan yang bisa Ibu lakukan adalah, dengan mencari waktu yang tepat saat hendak menstimulasi anak dan kapan waktu yang tepat untuk anak beristirahat.

Selain itu, ketika anak sudah terlanjur mengalami overstimulasi, ternyata ada banyak hal yang bisa Ibu lakukan. Melansir dari Very Well Family berikut adalah hal yang bisa kita lakukan ketika anak overstimulasi:

  • Melihat bagaimana anak merespon stimulasi yang dilakukan. Ketika anak sudah mulai terlihat bosan dan lelah, segera hentikan stimulasi tersebut
  • Ibu wajib tenang dan bersabar. Jangan sampai menghadapi anak overstimulasi dengan kondisi marah dan kesal. Sebab, alih-alih bikin si kecil merasa tenang, nyatanya hal ini malah bikin ia makin tantrum, lho!
  • Ajak anak ke ruangan yang bikin ia merasa lebih tenang. Jika si kecil terlalu banyak menatap layar gadget dari televisi, segera matikan. Kemudian berikan si kecil pelukan agar ia merasa lebih tenang
  • Bantu anak mengenali apa yang dirasakannya. Ibu bisa menanyakan apa yang anak rasakan, ketika ia sudah merasa lebih tenang. Tanyakan kegiatan apa yang ia sukai dan tidak. Supaya ke depannya Ibu tak lagi melakukan kegiatan tersebut secara berlebihan
  • Ibu wajib tahu kapan saat yang tepat untuk bermain dan beristirahat. Pada bayi, jangan biarkan ia terbangun di jam tidurnya, alih-alih banyak tamu yang sedang berkunjung ke rumah dan ingin melihat si kecil yang menggemaskan. Buat Ibumin, hal ini jelas big no no ya!
  • Terapkan batasan screen time. Apalagi pada anak usia balita yang belum bisa menatap layar gadget terlalu lama. Jika dibiarkan, hal ini justru bikin anak overstimulasi, lho!