Balita

Waspada Dry Drowning, Rentan Terjadi Pada Anak Setelah Tenggelam!

Waspada Dry Drowning, Rentan Terjadi Pada Anak Setelah Tenggelam!

Ibu, pernahkah mau mendengar istilah dry drowning? Yes, istilah dry drowning mungkin masih asing di telinga kita ya Bu. Padahal dry drowning bisa terjadi saat anak sempat tenggelam ketika berenang, lho!

Dikutip dari Parents, dry drowning adalah komplikasi yang biasanya terjadi pada anak beberapa jam setelah tenggelam. Bisa dikatakan, tanda dry drowning pada anak sendiri umumnya muncul pada 24 jam pertama setelah tenggelam dan kemudian selamat.

Karena bisa menyebabkan komplikasi, maka bisa dikatakan dry drowning ini sangat berbahaya bagi anak. Bahkan bisa mengancam jiwanya, apabila tidak ditangani dengan baik.

Sebab, dry drowning sendiri bisa menyebabkan gangguan pernapasan pada anak. Meskipun dry drowning kasusnya cukup jarang terjadi, tapi nggak ada salahnya untuk mengetahui tanda dry drowning pada anak secara lebih detail seperti ulasan berikut.

Lebih jelas mengenai dry drowning


Dry drowning sendiri merupakan kondisi ketika anak selamat setelah tenggelam. Dry drowning terjadi saat anak pernah menelan air yang masuk melalui hidung atau mulutnya.

Dry drowning pada anak, bisa dan menyebabkan kejang akibat jalan napas tertutup. Dry drowning sendiri paling sering terjadi sesaat setelah anak tenggelam.

Namun, jika gejala dry drowning terlambat terjadi biasanya lebih dikenal dengan sebutan secondary drowning, yang merupakan gejala tertunda yang dialami anak setelah tenggelam. Biasanya secondary drowing terjadi setelah 12-24 jam anak tenggelam, kondisi ini bisa menyebabkan peradangan atau pembengkakan pada paru-paru.

Mengutip dari Cleveland Clinic menurut Dr. Jason Milk, DO, selaku dokter spesialis emergency medik, mengungkapkan, pembengkakan atau edema paru ini dapat menyebabkan paru-paru berhenti berfungsi dengan baik. Jelas, hal ini termasuk dalam darurat medis yang amat serius.

"Kamu seperti tenggelam dalam air sendiri, meskipun kamu tidak berada di dalam air." jelas dokter Milk.

Tanda dry drowning pada anak


Sesaat setelah anak tenggelam, orang tua wajib mewaspadai ‘badai’ yang mungkin terjadi berupa dry drowning. Mengutip dari WebMD tanda dan gejala dry drowning pada sendiri biasanya cukup umum, diantaranya:

  • Batuk

Perhatikan suara batuk yang dialami si kecil sesaat setelah tenggelam. Sebab, batuk yang persisten, erat kaitannya dengan batuk saat kesulitan bernapas.

  • Nyeri dada

Nyeri dada ini diakibatkan karena anak merasa kesulitan bernapas, akibat edema paru. Sehingga ia merasa nyeri, dan tidak nyaman.

  • Kesulitan bernapas

Napas cepat, dada cekung dan bunyi napas yang terengal-engal menandakan bahwa si kecil kesulitan bernapas akibat dry drowning. Jangan ragu periksakan si kecil ke dokter jika ia mengalami gejala kesulitan bernapas seperti ini ya Bu.

  • Merasa sangat lelah

Kelelahan juga bisa jadi tanda anak mengalami dry drowning. Ini juga menjadi salah satu tanda bahwa anak kekurangan oksigen di otaknya.

  • Muntah

Tahukah Ibu? Ternyata muntah setelah tenggelam, bisa jadi tanda tubuh sedang stres akibat peradangan dan kekurangan oksigen, lho! Biasanya juga ditandai dengan gejala lain sebelum muntah seperti, batuk dan tersedak

  • Mudah mengantuk

Mengantuk setelah tenggelam juga menjadi tanda bahwa tubuh dan otak kekurangan oksigen. Karena tenggelam biasanya menguras banyak tenaga.

  • Mengalami perubahan perilaku

Misalnya seperti lekas marah atau penurunan tingkat energi, yang bisa jadi tanda bahwa otak tidak mendapatkan oksigen yang cukup.

Saat anak alami dry drowning, harus bagaimana?


Nggak perlu khawatir, karena menurut para ahli dry drowning sendiri biasanya bisa diatasi dengan baik. Bahkan, jarang bisa mengakibatkan masalah kesehatan yang serius.

Tentunya dengan catatan, jika kondisi ini segera ditangani dengan cepat dan tepat. Perlu diketahui, penanganan dry drowning pada anak sebenarnya tergantung pada tingkat ataupun gejala yang mereka alami.

Jadi, bisa dikatakan penanganan tiap anak jelas berbeda. Namun, pada intinya penanganan ini bertujuan agar anak bisa kembali bernapas dan aliran darah ke paru-paru kembali normal.

Tindakan pencegahan


Salah satu tindak pencegahan dry drowning pada anak adalah, memberikan perhatian lebih saat anak berenang agar tidak tenggelam. Karena, jika anak sudah tenggelam maka kemungkinan anak mengalami dry drowning tentu lebih besar.

Beberapa tindakan pencegahan lain yang bisa dilakukan diantaranya:

  • Selalu perhatikan baik-baik saat anak bermain air di laut ataupun kolam renang
  • Jika berenang di pantai, pastikan anak berenang di area yang memiliki penjaga pantai
  • Jangan biarkan anak berenang sendirian tanpa pendamping, meskipun ia sudah mahir berenang
  • Wajib ajarkan anak mengenai cara berenang yang baik, dan tindakan pencegahan agar tidak tenggelam. Anak usia 6 bulan hingga 3 tahun sudah bisa diajarkan untuk belajar berenang, dengan diawali gerakan yang sederhana.

Ketika orang tua curiga anak mengalami dry drowning setelah tenggelam, saran Ibumin jangan ragu bawa si kecil ke dokter ya Bu. Supaya bisa mendapatkan penanganan khusus, untuk menyelamatkan nyawanya.