Kehamilan

Haid Tapi Hamil Apakah Mungkin?

Haid Tapi Hamil Apakah Mungkin?

Haid tapi hamil apakah mungkin?

Tahukah Ibu bahwa Ibu hamil bisa jadi mengalami “menstruasi” selama kehamilan?

Namun ternyata yang dialami Ibu tersebut bukanlah menstruasi, tetapi sebuah prosedur tubuh yang mirip menstruasi. Pun, jika pada umumnya menstruasi memakan waktu 6-8 hari dalam satu siklus, perdarahan saat hamil lebih singkat yakni hanya 1-2 hari saja. Inilah yang menyebabkan jawaban dari haid tapi hamil apakah mungkin adalah bisa saja jadi.

Secara ilmiah, haid tapi hamil itu tidak mungkin terjadi. Memang ada sebagian Ibu hamil yang mengeluhkan bahwa vagina mereka mengeluarkan darah secara berkala layaknya haid biasa. Namun, Ibu harus memahami bahwa pendarahan saat hamil dan menstruasi adalah dua hal yang berbeda karena penyebab pendarahan saat hamil dan menstruasi juga berbeda.

Haid tapi hamil apakah mungkin?

Menstruasi terjadi saat endometrium atau lapisan dinding rahim luruh dan menyebabkan keluarnya darah menstruasi melalui vagina. Hal ini diakibatkan tidak terjadinya pembuahan sel telur oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, maka terjadilah kehamilan. Lapisan dinding rahim akan bertahan untuk mendukung pertumbuhan janin. Jika janin tumbuh di dinding rahim, bagaimana mungkin dinding rahim meluruh?

Inilah yang menjadi jawaban dari haid tapi hamil apakah mungkin. Jawabannya adalah tidak mungkin terjadi.

Kenapa bisa terjadi pendarahan vagina?

Keluarnya darah saat hamil merupakan fenomena umum yang menimpa Ibu hamil. Dikutip dari WebMD, sekitar 20% Ibu hamil mengalami kondisi seperti ini pada trimester pertama masa kehamilan.

Untuk beberapa kasus, pendarahan vagina selama kehamilan juga dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu. Tidak hanya terjadi pada trimester pertama, kondisi ini juga dapat terjadi pada trimester kedua ataupun ketiga.

Pendarahan vagina pada trimester pertama

Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya pendarahan di vagina pada trimester pertama kehamilan:

  • Perubahan serviks: Pada tahap awal kehamilan, darah banyak mengalir ke serviks. Hubungan seksual yang menyebabkan kontak dengan serviks juga dapat memicu pendarahan. Jenis pendarahan vagina ini tidak berbahaya.
  • Infeksi: Baik infeksi serviks, vagina, hingga infeksi seksual harus diwaspadai

Berikut jenis-jenis pendarahan yang dapat terjadi pada trimester pertama kehamilan yang kerap membuat Ibu mempertanyakan haid tapi hamil apakah mungkin.

1. Pendarahan implantasi

Pendarahan implantasi adalah pendarahan yang terjadi saat janin menempel pada dinding uterus. Biasanya pendarahan ini terjadi dalam 5-12 hari setelah masa pembuahan dan kerap dikira sebagai menstruasi.

Seperti yang dilansir dari Healthline, pendarahan ini sifatnya ringan dan berlangsung dalam waktu yang singkat. Bisa jadi pendarahan ini hanya berupa bercak dan berlangsung selama beberapa jam atau hari saja. Ibu tidak perlu khawatir jika mengalami pendarahan implantasi karena sangat umum terjadi pada Ibu hamil.

2. Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik adalah saat sel telur yang dibuahi tidak menempel pada rahim, namun malah menempel pada saluran tuba falopi, rongga perut, ataupun serviks.

Kondisi ini bersifat sangat serius karena jika embrio terus tumbuh maka tuba falopi bisa pecah dan bisa mengancam jiwa sang Ibu.

Kehamilan ektopik terjadi pada 1 dari setiap 50 kehamilan atau sekitar 20 kasus dari 1000 kelahiran (2%) menurut penelitian dari American Academy of Family Physicians (AAFP). Selain pendarahan hebat, kehamilan ektopik juga dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat di perut bagian bawah, kram, hingga sakit kepala.

3. Kehamilan molar


Kehamilan molar disebut juga dengan kehamilan anggur. Ini adalah kondisi langka yang dialami oleh Ibu hamil. Kehamilan molar adalah kondisi dimana sel telur yang telah dibuahi gagal bertumbuh menjadi janin. Dalam kasus khusus, jaringan ini dapat berkembang sebagai kanker dan menyebar ke tubuh yang lain.

Gejala dari kehamilan molar adalah mual dan muntah hingga yang terparah adalah cepatnya pembesaran rahim. Waspadalah jika Ibu mengalami ini.

4. Keguguran

Trimester pertama adalah masa dimana keguguran menjadi salah satu masalah terbesar. Trimester pertama meliputi minggu 1 hingga minggu 12 kehamilan. Tidak semua pendarahan pada masa ini merupakan keguguran. Ibu perlu waspada dan mengetahui pendarahan yang diikuti ciri-ciri keguguran. Tanda-tandanya berupa:

  • Nyeri perut yang terasa seperti kram;
  • Nyeri punggung bagian bawah;
  • Terdapat flek (bercak darah) atau jaringan yang keluar dari vagina;
  • Perdarahan vagina;
  • Demam;
  • Tubuh terasa lemas; dan
  • Otot selangkangan atau area sekitar vagina terasa lemas.

Pendarahan vagina pada trimester dua atau tiga

Ternyata, pendarahan di vagina yang sering disangka haid tapi hamil bisa juga terjadi pada trimester kedua atau ketiga. Beberapa penyebab pendarahan vagina pada kedua trimester ini berupa:

  • Ektropion serviks atau perubahan pada leher rahim;
  • Plasenta previa, yaitu kondisi terhalangnya sebagian atau seluruh jalur kelahiran bayi akibat letak plasenta yang terlalu rendah dalam rahim;
  • Solusio plasenta, kondisi serius dimana plasenta terlepas dari dinding rahim; dan
  • Intrauterine fetal death (IUFD), yaitu kematian janin di dalam kandungan setelah usia kehamilan di atas 20 minggu.

Selain masalah di atas, pendarahan pada trimester dua atau tiga bisa juga pertanda awal persalinan. Kondisi ini ditandai dengan keluarnya lendir dari leher rahim yang berupa gumpalan atau bercak darah.

Haid tapi hamil apakah mungkin?

Secara medis tidak mungkin, karena sebenarnya itu adalah pendarahan vagina. Segeralah periksakan ke dokter jika Ibu mengalami pendarahan vagina yang serius.

Editor: Dwi Ratih