Kehamilan

Plasenta Previa Saat Hamil, Berbahayakah?

Plasenta Previa Saat Hamil, Berbahayakah?

Setiap calon ibu tentu menginginkan janin yang dikandungnya selalu sehat dan persalinannya kelak lancar. Namun dalam kenyataannya, ada yang mengalami kelainan, masalah, atau komplikasi selama kehamilan.

Salah satu masalah kehamilan yang patut diwaspadai adalah plasenta previa. Jika dokter menyatakan Anda memiliki plasenta previa, itu berarti plasenta Anda berada pada tempat yang salah alias tidak semestinya.

Plasenta Anda di luar dugaan terletak di bawah uterus, di dekat atau bahkan menutupi serviks. Padahal normalnya, plasenta --organ yang berbentuk seperti pancake dan berfungsi mensuplai nutrisi untuk janin melalui tali pusar-- terletak di bagian atas uterus.

Apakah plasenta previa berbahaya bagi kehamilan?

Bisa ya, bisa tidak. Jika Anda terdeteksi dini mengalami plasenta previa saat hamil muda, biasanya tidak terlalu berbahaya. Namun jika plasenta tetap berada dekat dengan serviks di usia kandungan yang semakin tua, Anda bisa mengalami pendarahan yang selanjutnya dapat memicu terjadinya komplikasi. Itu berarti bayi Anda terancam lahir prematur.

Bila kehamilan sudah mencapai trimester akhir dan Anda masih memiliki plasenta previa, Anda disarankan menjalani operasi caesar.

Tanda dan gejala plasenta previa

Pendarahan jadi gejala utama plasenta previa dan ini terjadi pada kebanyakan wanita (70 sampai 80 persen) yang mengalami kondisi ini.

  • Pendarahan vaginal setelah usia kehamilan 20 minggu jadi karakteristik plasenta previa.

  • Biasanya pendarahan tidak terasa sakit, tapi terkait dengan kontraksi rahim dan nyeri perut.

  • Pendarahan bisa bervariasi dari ringan hingga berat.

Penyebab plasenta previa

Plasenta berada di bagian bawah rahim dan menutupi serviks karena sejumlah penyebab. Plasenta biasanya berpindah dari bukaan serviks ketika kehamilan berlanjut, jadi wanita di tahap awal kehamilan lebih mungkin mengalami plasenta previa dibanding wanita yang sudah cukup bulan.

Meski hingga 6 persen wanita dengan usia kehamilan antara 10 sampai 20 minggu bisa melihat bukti plasenta previa saat pemeriksaan USG, 90 persen kasus ini hilang dengan sendirinya ketika kehamilan berlanjut.

Plasenta previa yang tetap terjadi setelah kehamilan 20 minggu bisa karena kondisi abnormal pada rahim yang membuat plasenta menempel di area bawah rahim atau karena faktor yang membutuhkan peningkatan ukuran plasenta.

Faktor rahim bisa mempengaruhi plasenta previa, termasuk luka pada jaringan atas rahim. Ini bisa terjadi karena kelahiran caesar sebelumnya atau pembedahan lain yang melibatkan rahim.

Siapa yang paling berisiko mengalami plasenta previa?

Penyebab pasti plasenta previa tidak diketahui. Risiko Anda meningkat ketika usia semakin bertambah. Mayoritas wanita yang mengalaminya tidak memiliki faktor risiko tertentu. Namun plasenta previa bisa dialami oleh wanita yang memiliki riwayat plasenta previa pada kehamilan sebelumnya, mereka yang melakukan operasi caesar (semakin sering caesar, semakin tinggi risiko plasenta previa), hamil anak kembar, pernah melakukan operasi uterus, perokok, atau pengguna kokain.

Risiko juga meningkat bila Anda keturunan Asia. Hal berikut ikut meningkatkan risiko Anda:

  • Pengobatan kesuburan. Pengobatan yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan untuk hamil bisa membuat Anda lebih berisiko mengalami plasenta previa

  • Semakin sering Anda hamil, semakin tinggi risiko kondisi ini. Risiko Anda meningkat bila kehamilan berjarak kurang dari 1 tahun. Kehamilan sebelumnya yang berakhir aborsi atau keguguran juga meningkatkan risiko plasenta previa.

  • Luka pada rahim. Plasenta previa lebih mungkin terjadi bila Anda memiliki luka pada rahim. Luka bisa terjadi akibat pembedahan atau kehamilan sebelumnya. Luka bisa meningkatkan risiko plasenta tumbuh di bagian bawah rahim.

Diagnosa plasenta previa

Bila plasenta previa ditemukan di akhir kehamilan, semakin besar kemungkinan kondisi ini tidak akan hilang. Dokter akan bertanya tentang kesehatan Anda dan kehamilan sebelumnya. Beri tahu dokter bila Anda pernah menjalani bedah rahim.

Dokter bisa memeriksa serviks dengan menggunakan alat speculum di vagina. Speculum adalah alat untuk membuka vagina untuk membantu dokter melihat serviks. Anda juga akan menjalani hal berikut:

  1. Pemeriksaan USG

    • USG transvaginal. Alat kecil dimasukkan ke dalam vagina agar dokter bisa melihat rahim. Akan terlihat bila plasenta berada di bagian bawah rahim. Dokter juga bisa melihat seberapa dekat plasenta dengan ujung serviks.

    • USG abdominal. Alat kecil akan digunakan di sekitar perut untuk mendapat gambar rahim. Dokter perlu memastikan kandung kemih Anda penuh untuk menjalani pemeriksaan ini. USG abdominal bisa menunjukkan apakah plasenta menutup bukaan rahim, juga menunjukkan masalah dengan bayi seperti pertumbuhan yang lambat.

    • USG doppler. USG doppler bisa dilakukan untuk memeriksa apakah plasenta telah tumbuh di dinding rahim.


  2. MRI

    Pemeriksaan ini menggunakan magnet dan komputer untuk mengambil gambar panggul. Gambar MRI bisa menunjukkan posisi plasenta di dalam rahim. MRI juga bisa menunjukkan seberapa dalam plasenta tumbuh di dinding rahim.

    Jangan masuk ke ruang MRI dengan membawa benda terbuat dari logam. Logam bisa menyebabkan cedera serius. Beri tahu dokter bila ada material logam di tubuh Anda.

Jenis Masalah Plasenta Saat Hamil

Ada berbagai macam masalah plasenta saat kehamilan, antara lain:

  • Plasenta yang menutupi serviks secara penuh (biasa disebut complete previa atau total previa).

  • Plasenta yang berada di sebelah kanan tepi serviks (marginal previa).

  • Plasenta yang menutupi sebagian serviks (partial previa).

  • Plasenta yang berada 2 cm di dalam serviks (low-lying plasenta).

Posisi plasenta Anda biasanya bisa dilihat saat USG usia kehamilan 16-20 minggu dan dapat diulangi setelahnya jika diperlukan.

Komplikasi Akibat Plasenta Previa

Plasenta previa terkadang membahayakan karena bisa mengakibatkan komplikasi bagi ibu hamil seperti pendarahan hebat hingga membutuhkan transfusi darah. Kasus ini tidak hanya dapat terjadi saat hamil namun juga selama persalinan maupun pasca-melahirkan. Sementara bagi janin, plasenta previa bisa mengakibatkan kelahiran prematur yang diiringi risiko komplikasi seperti masalah pernapasan dan berat badan rendah.

Meski bisa membahayakan kandungan maupun Anda sendiri, jangan panik jika hasil USG pada trimester kedua menunjukkan Anda memiliki plasenta previa. Sebagaimana perkembangan kehamilan, plasenta Anda bisa saja “migrasi” dan menjauh dari serviks Anda dan kandungan Anda tak lagi bermasalah.

Yang dimaksud berpindah di sini, sebenarnya bukan plasenta Anda yang bergerak karena plasenta ditanam di dalam uterus. Namun dengan bertambahnya usia kehamilan, plasenta tentu saja berkembang dan membesar ke arah suplai darah di bagian atas uterus.

Bila plasenta previa masih tampak di layar monitor USG pada trimester kedua kehamilan, Anda sebaiknya kembali memeriksakan kandungan Anda pada trimester ketiga. Terlebih jika Anda mengalami pendarahan. Namun tenang saja Bunda, karena hanya sedikit persentase bumil yang memiliki low-lying plasenta atau previa lainnya yang terdeteksi USG sebelum usia kandungan 20 minggu dan masih memilikinya hingga menjelang persalinan. Secara keseluruhan, plasenta previa hingga ibu hamil melahirkan hanya terjadi pada 1 dari 200 persalinan.

Apa yang akan terjadi jika plasenta previa masih terjadi hingga trimester ketiga dan menutupi seluruh serviks? Anda diharuskan mengistirahatkan panggul Anda, yang berarti Anda tidak boleh melakukan hubungan intim saat hamil hingga persalinan. Anda juga mungkin disarankan menghindari aktivitas berlebihan seperti melakukan pekerjaan rumah tangga yang rumit atau mengangkat beban berat karena dikhawatirkan mengakibatkan pendarahan.

Jika terjadi pendarahan atau kontraksi, sebaiknya Anda mendapat perawatan khusus di rumah sakit. Pendarahan disebabkan oleh serviks yang membuka (meski sedikit) yang mengganggu aliran darah di area tersebut. Nanti pada saat persalinan, Anda juga harus memilih opsi caesar sebab plasenta menutupi jalan lahir.

Bayi Anda bisa juga lahir prematur jika kondisi janin tidak memungkinkan untuk bertahan hingga trimester ketiga atau jika Anda mengalami pendarahan hebat tanpa henti. Di rumah sakit Anda akan dipantau hingga pendarahan berhenti.

Jika usia kandungan kurang dari 34 minggu, Anda mungkin diberi corticosteroids untuk mempercepat perkembangan paru-paru janin Anda dan mencegah terjadinya komplikasi. Jika pendarahan berhenti dan Anda merasa lebih baik dan janin dalam kondisi baik, Anda mungkin dipersilakan pulang. Namun jika tak lama Anda mengalami pendarahan lagi, segeralah kembali ke rumah sakit.

Menjalani kehamilan setelah diagnosa plasenta previa

Ada banyak mitos dan cerita tentang kehamilan yang membuat orang takut. Para calon ibu memeriksakan diri ke dokter dengan harapan mendengar semua baik-baik saja dan bisa melihat si buah hati lahir dalam kondisi sehat.

Kadang rasa bahagia dan takut menimbulkan kecemasan tentang satu hal buruk yang akan terjadi. Plasenta previa jadi salah satu komplikasi yang bisa menyebabkan kecemasan ini. Plasenta previa berisiko pendarahan berat dan persalinan prematur.

Jangan stres Bun, ini untuk meminimalisir risiko yang mungkin terjadi. Dengan istirahat yang cukup dan kerja sama yang baik dengan dokter, calon ibu bisa melahirkan bayi yang sehat. Nah, berikut ini beberapa hal yang bisa membuat Anda tetap menikmati kehamilan meski didiagnosa plasenta previa:

  1. Metode melahirkan

    Ketika tiba waktunya untuk melahirkan, data menunjukkan 75 persen wanita dengan plasenta previa di trimester terakhir menjalani operasi caesar untuk menghindari pendarahan berat yang bisa mengancam keselamatan. Calon ibu bisa diresepkan obat untuk mencegah persalinan dini dan membantu kehamilan berlanjut hingga setidaknya 36 minggu. Untuk mengantisipasi pendarahan berat, suntikan steroid akan diberikan untuk membantu paru-paru bayi matang dan bedah caesar darurat bisa dilakukan.

    Tapi beberapa wanita dengan plasenta previa (marginal atau low-lying previa) bisa melahirkan secara normal. Apapun metode melahirkannya, jangan lupa kalau kebanyakan ibu dengan plasenta previa melahirkan bayi yang sehat tanpa komplikasi.


  2. Komplikasi

    Ada sejumlah komplikasi yang perlu Anda ketahui, tapi jangan membuat Anda takut. Pendarahan berat bisa mengancam keselamatan ibu dan bayi, tapi pada banyak kasus bisa ditangani secara efektif. Jangan lupa, transfusi darah dan obat tertentu bisa diberikan bila tipe darah Anda Rh negatif, semua ini untuk mengatasi pendarahan berat.

    Pada kasus yang jarang terjadi, plasenta previa bisa berhubungan dengan plasenta accreta, kondisi dimana plasenta menempel terlalu dalam di dinding rahim dan otot, yang mengharuskan pengangkatan melalui bedah rahim. Sekali lagi, jangan panik, karena intervensi awal bisa dilakukan untuk membantu ibu.


  3. Bayi dan plasenta previa

    Karena plasenta memberi makan janin, pengaruhnya tidak hanya pada ibu tapi juga bayi. Pendarahan berat bisa mengancam keselamatan bayi, sehingga bedah caesar dibutuhkan. Tetap tenang dan percaya pada dokter Anda. Dokter akan memastikan Anda menerima suntikan steroid untuk mestimulasi paru-paru bayi agar berfungsi mandiri.

    Bila menjalani persalinan prematur, jangan lupa kalau bayi Anda bisa lahir dalam kondisi sehat dan kuat. Tiap kasus berbeda dan jangan lupa kalau kebanyakan ibu dengan plasenta previa melahirkan bayi yang sehat dengan indikator fisik, emosi, dan perilaku yang normal.


  4. Organ yang mengagumkan

    Plasenta adalah organ di tubuh manusia yang sering dibahas oleh calon orangtua, karena sangat penting untuk kehidupan di dalam rahim. Plasenta adalah segalanya bagi janin, berfungsi sebagai paru-paru, ginjal, dan liver. Plasenta menyediakan nutrisi, darah, oksigen, dan hormon. Fakta yang mengagumkan adalah 500 ml darah bersirkulasi melalui plasenta per menit, yang merupakan jumlah darah yang mengalir melalui otak orang dewasa.

    Hingga akhir abad 19 plasenta dibiarkan menempel ke bayi selama beberapa hari di beberapa negara di Asia. Di negara-negara Afrika plasenta dikubur sebagai ungkapan rasa syukur.

    Plasenta adalah organ yang menghubungkan ibu dengan bayinya. Plasenta mulai terbentuk di minggu pertama kehamilan. Yang menarik, plasenta yang berkembang berbentuk bulat dan beratnya sekitar 400 sampai 500 gram.


  5. Tetap berpikir positif

    Bila mendengar Anda didiagnosa plasenta previa, jangan panik Bunda. Bila diagnosa muncul di awal kehamilan, jangan lupa kalau wajar bila plasenta berada di bawah rahim di awal kehamilan. Plasenta bisa bergerak ke atas rahim ketika rahim berkembang, yang akan menghilangkan komplikasi yang mungkin terjadi.

    Tapi bila di trimester ketiga plasenta belum berpindah dan masih menutupi serviks, plasenta previa kemungkinan jadi diagnosa final. Tapi Anda tetap tak perlu panik. Penanganan dini dan bedah caesar terencana bisa membantu Anda melahirkan bayi yang sehat.

    Yang penting adalah tetap berpikir positif dan hindari stres yang Anda atau orang lain ciptakan. Cari informasi sebanyak mungkin dan bicara pada orang yang memiliki kondisi yang sama. Bila Anda tahu kapan harus menghubungi dokter, misalnya ketika mengalami pendarahan pada vagina, tak ada yang perlu dikhawatirkan.


  6. Plasenta previa dan Ibu bekerja

    Lingkungan yang bebas stres jadi hal terbaik untuk calon ibu dan bayinya, terutama ketika Anda mengalami plasenta previa. Karenanya, bila Anda tidak atau sedikit mengalami pendarahan, Anda dianjurkan menjalani bed rest selama hamil di rumah. Bila terjadi pendarahan berat yang tidak terkontrol, Anda akan dirawat di rumah sakit. Ingat, bed rest di sini berarti bed rest yang sebenarnya, jadi hindari berdiri, duduk, atau bersih-bersih.

    Saat menjalani bed rest jadi waktu yang tepat untuk menghentikan kesibukan perkerjaan dan nikmati waktu Anda. Anda bisa memanjakan diri di rumah. Perbanyak tidur dan rileks. Baca buku favorit Anda, dengarkan musik yang menenangkan, atau tonton acara komedi kesukaan. Bila masih terjadi pendarahan, segera hubungi dokter.


  7. Tetap bugar

    Anda mungkin ingin tahu tentang aktivitas fisik yang bisa dilakukan. Tentu, Anda tidak boleh mengangkat benda berat, baik ketika mengalami plasenta previa atau tidak.

    Bila tidak terjadi pendarahan ada olahraga berintensitas rendah yang bisa Anda lakukan, seperti jalan kaki, mulai dengan 30 menit per hari. Anda bisa berjalan kaki di taman,  sehingga bisa meghirup udara segar di hari yang cerah ditemani pasangan.

    Cara menarik lain untuk rileks dan bugar adalah melakukan yoga atau pilates. Keduanya bisa memberi kekuatan pada lengan, kaki, dan punggung. Ini akan membuat tubuh siap melahirkan dan menghadapi perubahan yang akan terjadi setelahnya.

    Yoga bisa membantu Anda fokus pada pernafasan yang sangat dibutuhkan selama persalinan. Perhatikan kemampuan tubuh Anda dan segera berhenti ketika mengalami rasa sakit. Hubungi dokter bila terjadi pendarahan.


(Dini & Ismawati)