Kehamilan

Perhatikan 5 Hal Ini Ketika Puasa Saat Hamil

Perhatikan 5 Hal Ini Ketika Puasa Saat Hamil

Fidya (34 tahun) membuat teman-temannya khawatir saat ia bercerita bahwa ia tetap berpuasa meskipun kehamilannya berada di trimester pertama. Ia memang belum berkonsultasi dengan dokter kandungan tentang keputusannya tersebut karena ia tidak merasakan gangguan kesehatan sama sekali. Amankah berpuasa bagi kandungan Fidya?

Bagi ibu hamil, konsumsi makanan dan minuman bernutrisi merupakan hal penting yang menempati urutan pertama dari sekian banyak hal yang harus dilakukan ibu hamil. Sayangnya, datangnya bulan puasa membuat banyak ibu hamil menjadi bimbang, apakah puasa saat hamil akan mengganggu tumbuh kembang janin. 

Seperti Ibu ketahui, trimester pertama adalah masa krusial dalam kehamilan karena janin sedang mengalami pembentukan organ-organ tubuh. Gangguan yang terjadi pada trimester pertama dapat menyebabkan kecacatan janin, baik yang disebabkan oleh faktor kelainan genetis, radiasi, obat-obatan, maupun infeksi. Jadi, ibu hamil harus ekstra hati-hati dalam perawatan kehamilan dan konsumsi makanan yang dapat meningkatkan imunitas sehingga tidak mudah terkena infeksi.


Risiko Puasa Saat Hamil

Sebelum memutuskan untuk berpuasa, ada baiknya bila Ibu mengkonsultasikannya dulu dengan dokter kandungan. Jangan pula memaksa untuk berpuasa saat sudah diberi 'lampu merah' oleh dokter. Jika Ibu memaksakan diri, puasa saat hamil dapat membawa sejumlah risiko, yaitu:

  1. Kekurangan cairan

    Dalam situs kehamilan What to Expect disebutkan bahwa cukup minum memegang peranan penting bagi pertumbuhan janin. Jika ibu hamil berpuasa, itu artinya selama kurang lebih 12 jam janin tidak akan menerima cairan apapun, meskipun antara berbuka dan sahur ibu minum 8 gelas air. Dengan kata lain, puasa saat hamil rentan menyebabkan dehidrasi, di mana efeknya akan menyebabkan volume cairan ketuban terlalu sedikit, meningkatkan risiko persalinan prematur, dan kecacatan pada janin. 

  2. Kelahiran prematur

    Penelitian yang dimuat pada The Journal of Nutrition tahun 2019 menunjukkan bahwa angka kelahiran prematur pada wanita keturunan Arab di Provinsi Quebec, Kanada meningkat pada bulan Ramadan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh tim dari University of Montreal Hospital Research Centre ini, ibu hamil yang berpuasa pada trimester kedua kehamilan memiliki kemungkinan 35% lebih besar untuk melahirkan di usia kandungan 28-31 minggu dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak berpuasa.

    Risiko ini semakin besar jika puasa saat hamil dilakukan pada paruh kedua trimester kedua, yaitu antara minggu ke 22 hingga 27. Meskipun tidak diketahui apakah semua ibu hamil pada kasus kelahiran prematur pada penelitian ini berpuasa, namun dapat diasumsikan bahwa berpuasa memiliki kontribusi pada kehamilan prematur.

  3. Berat badan lahir rendah

    Puasa saat hamil yang dilakukan pada trimester pertama berisiko membuat bayi lahir dengan berat badan rendah. Meskipun demikian, penelitian menunjukkan bahwa selisih berat badan tersebut tidak terlampau jauh dari bayi yang dilahirkan oleh ibu hamil yang tidak berpuasa.

Terlepas dari risiko yang mungkin muncul seperti yang dijelaskan di atas, ternyata tidak ada perbedaan nilai APGAR pada bayi dari ibu yang puasa saat hamil dan tidak puasa. Nilai APGAR merupakan penilaian sederhana untuk mengetahui kondisi kesehatan bayi secara menyeluruh dengan mengukur lima aspek, yaitu A (activity atau aktivitas otot), P (pulse atau denyut jantung), G (grimace atau refleks gerak), A (appearance atau warna kulit), dan R (respiration atau pernapasan). Nilai APGAR berkisar antara 1-10 dari total 5 aspek di atas, di mana 7 adalah nilai minimal untuk bayi dinyatakan sehat.


Tips Lancar Puasa Saat Hamil

Meskipun demikian, jika Ibu memutuskan untuk puasa saat hamil, maka perhatikan beberapa catatan berikut:

  1. Konsultasikan terlebih dahulu ke dokter atau bidan

    Mengingat kondisi tubuh ibu hamil berbeda-beda, berkonsultasi pada bidan atau dokter menjadi awalan yang baik jika Ibu ingin berpuasa saat hamil. Ibu hamil yang mengalami anemia dan diabetes tidak disarankan untuk menjalani puasa karena dapat menyebabkan komplikasi kehamilan. Karena itu, ibu hamil yang memutuskan untuk berpuasa sebaiknya lebih sering memeriksakan diri ke tenaga kesehatan, setidaknya untuk mengecek kadar gula darah. Lebih baik lagi jika Ibu melakukan general check up.

  2. Konsumsi cairan 8 gelas per hari 

    Salah satu hal yang dikawatirkan ketika Ibu melakukan puasa saat hamil adalah terjadinya dehidrasi atau kekurangan cairan. Karena itu, salah satu solusinya adalah memastikan konsumsi 8 gelas air per hari. Untuk mencegah terjadinya kembung atau mual, Ibu bisa minum segelas air saat bangun sahur, segelas air sebelum imsak, dua gelas air saat berbuka puasa, dan empat gelas di malam hari. 

  3. Hindari kegiatan yang menyebabkan ibu hamil banyak berkeringat atau lelah

    Mengingat puasa akan mengurangi cadangan energi ibu hamil, maka ibu hamil sebaiknya membatasi aktivitas fisik atau aktivitas lain yang membuat lelah. Kegiatan rumah tangga seperti memasak, menyapu, mencuci bisa cukup menguras energi, khususnya saat kandungan sudah membesar. Lakukan kegiatan domestik secara perlahan atau mencicil, alih-alih melakukan semuanya dalam satu waktu. Manajemen aktivitas domestik juga perlu dilakukan jika ibu hamil memiliki anak balita maupun tidak memiliki asisten rumah tangga. Bagi ibu hamil yang bekerja, miliki waktu rehat yang lebih sering untuk mengembalikan kondisi tubuh. Namun, jika jenis pekerjaan Ibu banyak melibatkan fisik, pertimbangkan kembali untuk tetap berpuasa.

  4. Hindari puasa dalam waktu lama

    saat dokter menyatakan kandungan Ibu aman untuk diajak berpuasa, jangan lupa tanyakan berapa hari Ibu boleh berpuasa. Hal ini terkait dengan kebutuhan janin yang semakin meningkat seiring dengan usia kehamilan. Jangan sampai Ibu merasa kuat namun ternyata janin kekurangan nutrisi. Utamakan keselamatan bayi karena ketentuan agama tidaklah memberatkan.

  5. Meminta bantuan ahli gizi

    Ahli gizi dapat membantu merencanakan asupan yang sesuai dengan kebutuhan janin jika Ibu ingin puasa saat hamil. Jika Ibu tidak yakin dengan kandungan nutrisi yang dikonsumsi sehari-hari, bantuan dari ahli gizi dapat membuat ibu hamil lebih tenang berpuasa saat hamil. Jangan lupa mencatat apa saja yang Ibu konsumsi saat sahur dan berbuka untuk memastikan gizi Ibu terpenuhi.


Tips sahur untuk ibu hamil

Setelah Ibu dinyatakan aman berpuasa saat hamil, kini saatnya mengatur asupan makanan saat sahur dan berbuka. Sahur merupakan salah satu kunci keberhasilan menjalankan puasa saat hamil. Dengan pengaturan gizi seimbang, mulai dari tersedianya makanan pokok, protein, sayur, buah, serta air putih sesuai kebutuhan tubuh, Ibu hamil bisa berpuasa tanpa menomorduakan kesehatan janin. Apa saja panduan makan sahur yang sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil?

  1. Konsumsi karbohidrat kompleks

    Karbohidrat kompleks adalah jenis karbohidrat yang dicerna secara perlahan oleh tubuh sehingga rasa kenyang bertahan lebih lama, sering juga disebut karbohidrat tinggi serat. Contohnya adalah beras merah, beras coklat, beras hitam. Semua beras ini masih memiliki warna karena kulit arinya tidak dihilangkan seperti yang terjadi pada beras putih. Kulit ari ini kaya akan serat dan vitamin, yang membuat beras berwarna lebih sehat dikonsumsi daripada beras putih.  

    Hal ini berlaku juga untuk roti. Roti gandum asli yang masih terlihat serpihan kasar bijih gandumnya lebih lama dicerna tubuh daripada roti putih. Selain itu, serat pada bijih tersebut juga mampu mengikat kolesterol dan karbohidratnya lebih lama diubah menjadi gula darah. Sebaliknya, roti berwarna putih (juga nasi putih) merupakan karbohidrat sederhana yang mudah dicerna tubuh. Efeknya, ibu hamil cepat merasa kenyang namun juga cepat lapar kembali.

    Selain beras berwarna, kentang, pasta gandum, roti gandum, dan oatmeal (bukan oatmeal instan dengan susu dan perasa, ya) juga merupakan karbohidrat kompleks. Namun, masak kentang dengan cara direbus atau dikukus saja karena menggoreng kentang akan menambah tinggi kandungan minyak dan lemaknya. 

  2. Konsumsi buah dan sayur

    Buah dan sayuran merupakan salah satu sumber karbohidrat alami sekaligus sumber serat. Sama dengan karbohidrat kompleks, buah dan sayur lebih lama dicerna oleh tubuh. Sementara itu, serat pada buah dan sayur juga mampu mencegah sembelit. Kandungan vitamin dan mineralnya pun tidak perlu diragukan lagi. 

    Sayuran berdaun hijau dan brokoli kaya akan folat yang baik untuk perkembangan otak janin. Kandungan antioksidannya pun tinggi, begitu juga zinc dan vitamin C-nya yang dapat meningkatkan imunitas. Jika kurang menyukai brokoli dan bayam, Ibu bisa memilih sayur apapun yang ibu suka selama diolah hingga matang.

    Untuk buah, Ibu bisa memilih buah yang memiliki kandungan air tinggi seperti jeruk, semangka, dan stroberi untuk mencegah dehidrasi. Pisang juga bisa dipilih karena kandungan kaliumnya dapat menjadi sumber energi tambahan saat berpuasa. 

  3. Cukup protein

    Sumber energi yang juga penting untuk puasa saat hamil adalah protein yang dapat dipenuhi melalui konsumsi daging, telur, juga protein nabati seperti kacang-kacangan. Daging kaya akan zat besi yang dapat mendukung tumbuh kembang bayi serta melancarkan sirkulasi oksigen dalam darah. Sementara itu, mengandung asam amino lengkap yang dibutuhkan selama kehamilan dan baik untuk perkembangan otak janin.

  4. Hindari makanan tinggi gula

    Ibu hamil identik dengan camilan penghilang lapar kala bekerja dan beraktivitas. Terkadang, saat puasa pun jenis makanan ini yang terbayang untuk dikonsumsi saat berbuka atau sahur. Roti, kue, biskuit adalah beberapa makanan tinggi gula yang sudah menjadi kudapan harian para ibu. Mengonsumi makanan jenis ini akan menaikkan gula darah dengan cepat, namun cepat pula menurunkan gula darah sehingga timbul rasa pusing atau berkunang-kunang. Selain itu, berlebihan makan makanan tinggi gula juga mampu menekan kinerja sistem imun. Akibatnya, ibu hamil bisa mudah sakit. 

  5. Hindari kafein

    Tak bisa lepas dari kopi? Mungkin ini saatnya Ibu membatasi konsumsi kopi (meski bagi banyak orang, kopi bisa mengembalikan mood). Alasannya, minuman berkafein seperti kopi, teh, minuman bersoda, cokelat, dan green tea membuat tubuh kehilangan lebih banyak cairan saat berkemih. Ini membuat ibu hamil cepat haus dan rentan mengalami dehidrasi. Susu kehamilan, susu almond, ataupun susu kedelai bisa menjadi alternatif jika Ibu menginginkan minuman bercita rasa manis.


Tips berbuka puasa saat hamil

Untuk hidangan berbuka, Ibu diperbolehkan membatalkan puasa dengan makanan atau minuman manis untuk mengembalikan cadangan energi dengan cepat. Buah segar, buah kering, maupun kurma sangat cocok menjadi makanan pertama yang masuk ke dalam tubuh setelah seharian berpuasa. Jangan lupa, beri ruang pada lambung untuk minum air putih agar anjuran 8 gelas sehari dapat terpenuhi. Jika benar-benar ingin, es buah, jus buah, atau kolak pisang juga masih aman dikonsumsi asal tidak berlebihan.

Meskipun makanan dan minuman manis diperbolehkan untuk berbuka, Ibu tetap harus menjaga kualitas makanan “berat” dengan gizi seimbang seperti saat sahur. Jika memungkinkan, hindari makanan yang digoreng meskipun gorengan menjadi hidangan lezat, murah, enak yang saat berbuka. Alasannya, makanan dengan lemak tinggi seperti gorengan dapat memperlambat proses pencernaan. Sebagai alternatif, pilih ayam panggang, pepes ikan, atau sup daging, sebagai hidangan berbuka. Jangan lupa sayur dan buah, yang semua dikonsumsi sesuai panduan gizi seimbang, bukan sekadar “ada sayur” dan “ada buah”.

Porsi yang dianjurkan adalah 5 porsi per hari. Ibu bisa membaginya 2 porsi saat sahur dan 3 porsi saat berbuka, atau sebaliknya. Satu porsi sayur adalah sebanyak 100 gram sayuran matang yang sudah ditiriskan, sementara buah sebanyak 50 gram atau setara dengan sebuah pisang ambon ukuran sedang, 1 buah kecil apel merah, atau dua buah jeruk ukuran sedang.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jika saat berpuasa Ibu mengalami beberapa gejala berikut: 

  • pusing, demam, mual, hingga muntah;

  • frekuensi buang air kecil berkurang dan warna urine gelap dan baunya lebih kuat;

  • Ibu merasa sangat kehausan;

  • tidak terjadi kenaikan berat badan sesuai standar.

Sebaiknya, segera hentikan puasa. Merujuk pada ketentuan dalam Islam, Ibu hamil mendapat keringanan untuk menunda puasa dan menggantinya di hari lain saat kondisi memungkinkan atau membayar fidyah jika tidak mampu berpuasa.

Jika Ibu benar-benar ingin berpuasa namun kondisi tidak memungkinkan, tidak ada salahnya merelakan dulu melewatkan puasa tahun ini. Yang penting, janin Ibu dapat berkembang maksimal dan sehat.

(Menur)