Ibupedia

Wajib Tahu! Abrupsio Plasenta, Bisa Sebabkan Komplikasi Serius Pada Bumil

Wajib Tahu! Abrupsio Plasenta, Bisa Sebabkan Komplikasi Serius Pada Bumil
Wajib Tahu! Abrupsio Plasenta, Bisa Sebabkan Komplikasi Serius Pada Bumil

Kesehatan saat hamil, memang menjadi prioritas utama bagi Ibu. Namun, terkadang meski sudah sangat menjaga kesehatan sebaik mungkin, ada saja kendala yang ditemui.

Misalnya saja, tiap wanita hamil berisiko mengalami komplikasi abrupsio plasenta atau solusio plasenta. Abrupsio plasenta adalah kondisi di mana plasenta terlepas dari dinding rahim, sebelum persalinan.

Kebanyakan kasus abrupsio plasenta dapat menyebabkan komplikasi serius, yang juga bisa mengakibatkan perdarahan hebat saat hamil. Selain itu, abrupsio plasenta juga dapat mengganggu asupan oksigen dan nutrisi ke janin.

Tak jarang, saat Ibu mengalami abrupsio plasenta dengan status stadium berat, maka diperlukan tindakan cito caesar atau operasi caesar darurat. Tujuannya tak lain, demi menjaga keselamatan Ibu den juga bayi.

Penyebab dari abrupsio plasenta, tidak diketahui


Yup! Jika mengutip dari Mayo Clinic, sampai saat ini para ahli belum dapat mengetahui apa penyebab dari abrupsio plasenta pada Ibu hamil. Namun, riwayat trauma pada perut seperti terbentur, lebam akibat jarum suntik, air ketuban yang habis atau sangat sedikit, pernah kecelakaan saat hamil dan lain sebagainya, bisa dicurigai jadi penyebab abrupsio plasenta.

Beberapa penyebab lain dari abrupsio plasenta yang juga dicurigai oleh para ahli diantaranya adalah:

  • Pernah mengalami abrupsio plasenta pada kehamilan sebelumnya, meski tak ada kemungkinan mengalami trauma perut
  • Ibu mengalami hipertensi dan masalah terkait lainnya seperti; preeklampsia atau eklampsia
  • Gaya hidup tidak sehat; merokok, minum alkohol dan konsumsi obat-obatan terlarang
  • KPD atau ketuban pecah dini, sebelum usia kehamilan cukup
  • Adanya infeksi dalam rahim
  • Multipel kehamilan atau kehamilan kembar dua atau lebih
  • Faktor usia, kehamilan di atas 40 tahun lebih berisiko
  • Adanya kelainan pada uterus
  • Kekurangan asam folat
  • Trauma atau cedera pada perut.

Ciri abrupsio plasenta


Abrupsio plasenta adalah kondisi ketika plasenta terlepas dari dinding rahim. Nah, ketika sudah terjadi pelepasan, sayangnya akan membuat plasenta tidak dapat menempel kembali.

Jika dikutip dari WebMD abrupsio plasenta tergolong merupakan gangguan kehamilan yang termasuk jarang terjadi. Bahkan, menurut para peneliti abrupsio plasenta hanya terjadi pada 1% wanita hamil di seluruh dunia.

Biasanya, abrupsio plasenta terjadi pada trimester tiga kehamilan atau beberapa minggu jelang persalinan. Tapi, nggak menutup kemungkinan juga bisa terjadi pada kehamilan 20 minggu ke atas.

Beberapa ciri abrupsio plasenta yang paling umum adalah:

  • Nyeri atau kram perut
  • Perdarahan hebat pada rahim
  • Bisa terjadi gawat janin, yang ditandai dengan denyut jantung janin melemah
  • Terjadi tekanan darah rendah
  • Ibu merasa sangat lemas
  • Denyut jantung cepat
  • Sakit di bagian punggung dan merambat hingga ke perut.

Abrupsio plasenta berdasarkan jenis dan tingkat keparahan


Abrupsio plasenta ternyata nggak hanya ada satu jenis, lho! Melansir dari Cleveland Clinic abrupsio plasenta terbagi oleh beberapa jenis yang semua juga memengaruhi tingkat keparahannya. Kenali jenis-jenis tersebut:

  • Abrupsio plasenta parsial: terjadi ketika plasenta tidak sepenuhnya terlepas dari dinding rahim. Biasanya kondisi ini dapat menimbulkan kontraksi ringan pada rahim, denyut jantung janin normal dan perdarahan mudah diatasi
  • Abrupsio plasenta lengkap/total: terjadi ketika plasenta benar-benar terlepas dari dinding rahim. Mungkin dapat menyebabkan perdarahan sedang. Namun, bisa membuat tekanan darah jadi rendah, sehingga risiko gawat janin juga lebih tinggi
  • Abrupsio plasenta yang terungkap atau diketahui dini: dapat menyebabkan perdarahan derajat ringan hingga berat
  • Abrupsio plasenta tersembunyi: bisa saja menyebabkan sedikit atau tidak ada sama sekali perdarahan vagina yang terlihat. Namun, hal ini bisa menyebabkan darah terperangkap di antara plasenta dan dinding rahim.

Banyak yang mengira bahwa, abrupsio plasenta ini sama dengan plasenta previa. Nyatanya, Ibu tetap nggak boleh terkecoh dan harus bisa membedakan ya.

Sebab, plasenta previa adalah kondisi saat plasenta menutupi seluruh atau sebagian jalur rahim. Namun, posisi plasenta tetap menempel di rahim.

Meski begitu, baik plasenta previa maupun abrupsio plasenta bisa dapat menyebabkan perdarahan vagina selama kehamilan dan persalinan.

Wajib periksakan diri ke dokter!


Meski nggak semua perdarahan hebat saat hamil itu berarti Ibu tengah mengalami abrupsio plasenta, namun saat mengalami perdarahan pada vagina, maka Ibu harus segera memeriksakan diri ke dokter. Melansir Better Health penanganan abrupsio plasenta tergantung dari kondisi pasien dan keparahan gejala yang dialami.

Pada kasus sedang hingga berat, mungkin memerlukan operasi cito caesar atau operasi caesar darurat guna menghindari berbagai macam risiko. Baik pada Ibu maupun calon biah hatinya.

Apalagi jika kehamilan Ibu sudah tergolong cukup umur untuk dilahirkan atau di atas usia 36 minggu ke atas. Memeriksakan diri ke dokter segera setelah mengalami perdarahan pada vagina sangatlah penting.

Tujuannya tak lain untuk menurunkan kemungkinan Ibu dan bayi mengalami berbagai macam komplikasi seperti:

  • Jumlah oksigen ke bayi menurun, yang dapat menyebabkan kerusakan otak
  • Kematian pada bayi
  • Ibu kehilangan banyak darah
  • Ibu mengalami operasi pengangkatan rahim darurat atau histerektomi. Terutama jika perdarahan tidak dapat dikontrol
  • Kematian Ibu karena kehilangan banyak darah apabila transfusi tidak segera dilakukan.

Selain itu, memonitor kesehatan selama hamil juga penting sebagai upaya pencegahan. Beberapa pemeriksaan yang juga bisa Ibu lakukan diantaranya adalah:

  • Melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh meliputi: pemeriksaan fisik, termasuk memeriksa dan menghitung denyut jantung bayi tiap bulan.
  • Pemeriksaan internal vagina dan leher rahim, menggunakan spekulum
  • Tes darah rutin
  • USG untuk memeriksa posisi plasenta.

Tenang Bu, meski terlihat mengerikan, nggak semua kasus abrupsio plasenta juga perlu dilakukan proses bedah darurat kok. Jadi, sebisa mungkin harus cepat tanggap dengan kondisi Ibu dan bayi saat ini ya, terutama jika ada gangguan kesehatan selama hamil.