Kehamilan

Menutupi Jalur Lahir, Kenali 4 Jenis Plasenta Previa Pada Bumil

Menutupi Jalur Lahir, Kenali 4 Jenis Plasenta Previa Pada Bumil

Setiap Ibu tentu ingin proses kehamilan hingga melahirkannya berlangsung dengan lancar, dan tidak ada masalah sedikitpun. Namun, manusia hanya bisa berharap dan Tuhanlah yang bisa menentukan.

Meski harapan itu tetap ada, nyatanya kita juga tidak bisa menghindari beragam masalah saat hamil dan melahirkan. Salah satu masalah yang kerap menghantui adalah Ibu terdiagnosa mengalami plasenta previa.

Jika dikutip dari Mayo Clinic plasenta previa adalah kondisi ketika ari-ari bayi posisinya menutupi jalur lahir. Plasenta previa seringkali menyebabkan Ibu mengalami perdarahan hebat, baik saat hamil maupun saat melahirkan.

Namun, ada berbagai macam jenis plasenta previa yang perlu Ibu ketahui. Sebab, jenis plasenta previa ditentukan dari bagaimana posisi ari-ari yang menutup jalur lahir tersebut.

Untuk itu, yuk kenali macam-macam plasenta previa dan bagaimana cara mengatasinya, dalam ulasan berikut ini!

Apa saja yang jadi penyebab plasenta previa?


Melansir laman Better Health sebagian besar kasus plasenta previa bisa terdiagnosa di atas usia kandungan 20 minggu atau di trimester kedua kehamilan. Biasanya diagnosa tersebut dilakukan melalui pemeriksaan USG.

Biasanya, plasenta previa ditandai dengan pendarahan hebat hingga membuat Ibu merasakan kram perut. Tapi, nggak semua pendarahan di trimester dua kehamilan merupakan tanda plasenta previa. Untuk itu, berikut adalah beberapa penyebab yang perlu Ibu ketahui terlebih dahulu:

  • Rendahnya implantasi sel telur yang telah dibuahi
  • Kelainan pada lapisan rahim, seperti fibroid
  • Adanya jaringan parut pada lapisan rahim (endometrium)
  • Abnormalitas plasenta
  • Kehamilan kembar
  • Usia di atas 35 tahun
  • Bukan kehamilan pertama
  • Posisi janin tidak normal, misalnya sungsang atau lintang
  • Ada riwayat operasi pada rahim; kuretase, operasi caesar
  • Riwayat keguguran
  • Ibu yang menjalankan kehamilan dengan program IVF atau bayi tabung.

Jenis plasenta previa yang umum dikenal


Photo source: inviTRA

Ada empat jenis plasenta previa yang umum dikenal dalam dunia medis. Keempat jenis plasenta previa tersebut dibedakan oleh kondisi plasenta yang menutupi jalur rahim.

Dikutip dari Cleveland Clinic berikut adalah beberapa jenis plasenta previa yang perlu Ibu ketahui:

1. Jenis plasenta previa marginalis

Jenis previa marginalis dikenal ketika posisi plasenta tidak menutupi jalan lahir. Sehingga kemungkinan Ibu untuk melahirkan secara normal atau pervagiman cukup tinggi.

Hal ini karena, jenis plasenta previa marginalis hanya tertutup di bagian tepi dalam jalan lahir saja. Namun, risiko untuk mengalami perdarahan tetap ada. Akan tetapi, jenis plasenta previa ini lebih mungkin bergeser dengan sendirinya sebelum HPL bayi.

2. Jenis plasenta previa totalis 

Jenis plasenta previa totalis menyebabkan jalan lahir bayi tertutup oleh plasenta secara total atau keseluruhan. Sehingga sangat tidak memungkinkan bayi dilahirkan secara normal atau melalui proses pervaginam.

Bahkan, selama proses persalinan, kebanyakan Ibu juga akan mengalami perdarahan yang sangat hebat. Kemungkinan plasenta untuk bergeser sendiri juga sangat kecil. Kebanyakan jika usia kandungan sudah genap 37 minggu, dokter akan menyarankan untuk melakukan persalinan caesar.

3. Jenis plasenta previa partialis

Jenis plasenta previa partialis membuat jalur lahir jadi tertutupi plasenta secara sebagian. Memang, masih ada kemungkinan plasenta bergeser, namun kemungkinannya juga sangat kecil.

Plasenta previa partialis dapat membuat bayi sulit untuk dilahirkan secara normal atau pervaginam. Sehingga bayi harus dilahirkan melalui operasi caesar dengan kemungkinan perdarahan yang masih ada.

4. Jenis plasenta previa low laying

Sebenarnya low laying plasenta nggak tergolong jenis plasenta previa ya Bu. Namun, kondisi ini memang seringkali dikaitkan.

Jika melansir What To Expect low laying plasenta atau plasenta letak rendah adalah plasenta yang letaknya dekat tetapi tidak menutupi pembukaan serviks (biasanya dalam jarak 2 cm).

Diketahui dalam 9 dari 10 kasus, plasenta letak rendah ini bisa bergeser dan sembuh dengan sendirinya. Sehingga kondisi ini tidak tergolong dalam jenis plasenta previa. Apalagi seiring dengan pertumbuhan janin, terutama pada trimester ketiga, plasenta akan ‘bermigrasi’ alias berpindah dengan sendirinya, bergerak ke atas dan menjauhi serviks.

Tanda dan gejala plasenta previa


Setelah mengetahui berbagai jenis plasenta previa, ini saatnya mengenali tanda dan gejala yang ada. Beberapa Ibu dengan jenis plasenta previa umumnya mengalami:

  • Perdarahan tanpa sebab dan bisa dibarengi dengan rasa nyeri maupun tidak
  • Perdarahan terjadi secara tiba-tiba meskipun Ibu tidak melakukan kegiatan berat sekalipun
  • Perdarahan terjadi secara berulang-ulang
  • Perdarahan berwarna merah segar.

Cara mengatasi plasenta previa


Salah satu cara penting untuk mengatasi plasenta previa adalah dengan bed rest atau istirahat total. Dikutip dari Healthline mungkin memang nggak mudah menghadapi kondisi ini.

Namun, Ibu tetap bisa tenang dan melakukan cara berikut untuk membantu mengatasi pendarahan akibat plasenta previa:

1. Curhat dengan teman yang pernah mengalami

Semakin banyak ilmu yang Ibu tahu, semakin Ibu lebih tahu apa yang diharapkan meski mengalami plasenta previa. Nggak ada salahnya untuk berbagi cerita dengan teman yang memiliki pengalaman sama, supaya Ibu merasa lebih tenang.

2. Bersiap dengan risiko persalinan normal ataupun caesar

Proses persalinan memang tergantung pada jenis plasenta previa yang Ibu alami. Namun, Ibu mungkin tidak dapat melahirkan secara normal. Cobalah untuk mengikhlaskan hal tersebut, yang semata-mata demi kebaikan Ibu dan calon buah hati.

3. Bed rest 

Mengistirahatkan organ panggul menjadi hal penting saat Ibu mengalami kondisi ini. Selain itu, Ibu sebaiknya juga tidak boleh melakukan aktivitas berat atau bahkan turun dari tempat tidur (apabila perdarahan terus terjadi).

4. Hindari stress dan manjakan diri

Stress adalah salah satu hal yang wajib dihindari saat hamil. Usahakan untuk menghindari stress dan upayakan untuk selalu memanjakan diri dengan menikmati beragam kesenangan kecil seperti; nonton film di rumah, membeli sepasang piyama baru yang nyaman, membaca buku yang bagus atau melakukan jurnaling.

Macam-macam plasenta previa yang disebutkan di atas memang bisa terjadi pada siapa saja. Sehingga, penting untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin tiap bulannya guna mendeteksi dini, kemungkinan mengalami jenis plasenta tersebut.