Kelahiran

5 Langkah Memandikan Bayi Baru Lahir

5 Langkah Memandikan Bayi Baru Lahir

Memandikan bayi bisa jadi saat-saat yang mendebarkan bagi orang tua, khususnya ibu baru. Terlebih, newborn masih memiliki kondisi yang sangat rentan sehingga wajib bagi ibu maupun ayah untuk mengetahui cara memandikan bayi baru lahir dengan benar.

Dahulu, suster-suster di rumah sakit mungkin akan mengambil bayi baru lahir dan langsung memandikan mereka. Namun, tindakan demikian tidak lagi dianjurkan karena Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) justru merekomendasikan agar bayi-bayi yang baru lahir baru dimandikan minimal 24 jam setelah dilahirkan.

Asumsi ini diperkuat dengan penelitian yang mengatakan menunda memandikan bayi baru lahir memiliki banyak manfaat secara fisik maupun emosional bagi si kecil. Bayi merupakan makhluk yang masih amat sensitif terhadap suhu dingin, bahkan bisa menjadi stres ketika menyentuh air dingin dalam sesi mandi atau untuk kasus yang ekstrem dapat menyebabkan bayi menderita hipotermia dan hipoglikemia.

“Stres yang disebabkan oleh suhu dingin membuat tubuh bayi otomatis menyalakan alarm untuk menghangatkan tubuhnya sendiri sehingga level gula bayi bisa turun secara drastis,” kata Dr Katherine Williamson, MD, dokter anak di Rumah Sakit Anak Orange County, California, Amerika Serikat.

Selain itu, cara memandikan bayi yang tidak benar juga berpotensi menghilangkan lapisan lemak mirip lilin yang menempel di sekujur tubuh bayi, bernama vernix. Padahal, lapisan lemak inilah yang menjaga tubuh bayi tetap hangat serta melindungi bayi dari infeksi pasca kelahiran akibat kondisi lingkungan yang kurang ramah untuk newborn.

Selain itu, berdasarkan hasil studi yang dilakukan pada 2013 menunjukkan bahwa menunda memandikan bayi ketika masih berada di rumah sakit hingga setidaknya 12 jam setelah dilahirkan bisa meningkatkan kesuksesan proses menyusui. Hal ini dikarenakan bayi bisa memperoleh kehangatan langsung dari ibunya lewat menyusui yang lebih dini.


Memandikan Bayi di Rumah

Meskipun demikian, tidak ada keharusan bagi ibu untuk menunda memandikan bayi ketika ia sudah berada di rumah. Para praktisi maupun dokter anak sepakat bahwa kapan dan berapa kali seharusnya bayi dimandikan ketika berada di rumah sepenuhnya merupakan hak prerogatif orang tua.

Sah-sah saja jika orang tua ingin langsung memandikan bayinya. Tetapi juga tidak mengapa bagi orang tua yang ingin menunda memandikan bayi, misalnya karena takut membuat tali pusar bayi yang belum puput menjadi lembab dan akhirnya infeksi.

“Banyak keluarga yang tidak sabar memandikan sendiri bayi mereka ketika sudah tiba di rumah, tapi bagi orang tua yang ingin menunda kegiatan ini selama beberapa hari ke depan pun tidak jadi masalah,” ujar Dr. Justin Smith, MD, dokter anak di Cook Children’s Medical Center, Texas, Amerika Serikat.

Soal waktu memandikan bayi yang tepat, para ahli dan dokter anak pun menyerahkan semuanya kepada keluarga. Ada yang memandikan bayinya setiap pagi, ada pula yang pagi dan sore hari, tak sedikit pula ibu yang memandikan bayinya sebelum tidur dengan harapan bayi akan tidur lebih nyenyak dan tidak rewel.

Ada bayi yang memang senang dimandikan dan tidak akan menangis selama prosesnya. Tetapi, ada juga bayi yang tidak nyaman berada di air sehingga justru akan rewel setiap kali mandi. Ibu jangan panik ya, semua itu normal kok.

Ada baiknya ibu bertanya kepada suster maupun dokter anak di rumah sakit mengenai cara memandikan bayi yang benar selama berada di rumah. Tetapi jika tidak, ibu bisa mengikuti saran mengenai cara memandikan bayi sebagai berikut:

  • Bayi baru lahir harus selalu dimandikan dengan air hangat, bukan air panas apalagi air dingin. Usahakan suhu air mencapai maksimal sekitar 37 hingga 39 derajat celcius, atau gunakan lengan ibu untuk menentukan bahwa air sudah hangat

  • Bayi tidak boleh ditinggalkan sedetik pun ketika tengah dimandikan. Jadi, usahakan semua peralatan mandinya berada dalam jangkauan ibu ya

  • Ibu boleh saja mengabadikan momen memandikan bayi untuk pertama kali, atau mungkin ingin membuat tutorial cara memandikan bayi, tapi jangan sampai proses membuat foto atau video itu justru membuat ibu lengah sehingga bayi terluka selama proses mandi

  • Jangan tinggalkan bayi ketika air kran atau shower masih menyala karena bayi bisa tenggelam.

Sebelum mengetahui cara memandikan bayi, ada baiknya ibu mempersiapkan segala perlengkapannya terlebih dahulu. Apalagi, bayi newborn sangat sensitif terhadap udara dingin yang biasanya dirasakan sehabis mandi. Perlengkapan mandi yang diperlukan di antaranya ialah:

  • Handuk dan alas ganti

  • Waslap

  • Bak berisi air hangat. Atau bisa juga hanya kain bersih yang digunakan sebagai alas ketika bayi masih mandi dengan dilap saja

  • Sabun khusus bayi. Jika kulit bayi ibu termasuk yang sensitif terhadap sabun bayi, tidak mengapa mandi tanpa menggunakan sabun

  • Popok bersih dan baju bayi


Cara Memandikan Bayi Belum Puput Pusar

Bayi newborn yang belum puput tali pusarnya biasanya tidak disarankan untuk mandi di dalam bak berisi air. Pasalnya, hal ini dikhawatirkan membuat tali pusar basah atau lembab, padahal tali pusar harus selalu kering agar terhindar dari infeksi seperti kulit kemerahan di sekitar tali pusar, bengkak, hingga berdarah dan bernanah.

Oleh karena itu, bayi yang belum puput tali pusar biasanya disarankan untuk hanya mandi dengan menggunakan waslap. Dalam proses ini, bayi bisa mandi di mana saja, tidak harus di kamar mandi. Ibu bahkan bisa melakukannya di tempat tidur kamar bayi, ruang tamu, atau di mana saja yang membuat ibu dan bayi nyaman.

Berikut langkah mengenai cara memandikan bayi yang belum puput pusar.

  1. Buka baju bayi

    Baringkan bayi dengan punggung berada di bawah dan mata bayi lihat ke arah ibu. Jangan lupa untuk selalu menyanggah leher bayi ketika membuka bajunya, tidak usah membuka popoknya terlebih dahulu. Kemudian, tutup badan bayi menggunakan handuk dan buka hanya pada area yang akan dimandikan.

  2. Bersihkan kuping terlebih dahulu

    Dengan menggunakan waslap yang sudah dicelup air hangat, mulai bersihkan area kuping terlebih dahulu, kemudian lanjut ke bagian leher, siku, lutut, dan di antara sela-sela jari. Bersihkan lemak-lemak yang masih menempel di tubuh bayi baru lahir dengan lembut.

  3. Bersihkan bagian kepala

    Ibu mungkin gemas ketika melihat lemak bayi masih banyak menempel di bagian rambut, tapi membersihkan area kepala harus dilakukan jelang akhir sesi mandi sehingga bayi tidak kedinginan. Tidak mengapa jika lemak tidak bisa bersih dalam satu kali sesi mandi, ulangi lagi di kemudian hari.

    Selain itu, ibu juga tidak memiliki kewajiban untuk memakaikan sampo karena dikhawatirkan menetes ke bagian mata bayi sehingga membuat bayi yang belum memiliki refleks berkedip ini menjadi perih. Cukup gunakan air hangat yang diusap di bagian kepala.

  4. Membersihkan area kemaluan

    Setelah bagian atas selesai dibersihkan, kini saatnya melepas popok dan membersihkan area kemaluannya. Cara memandikan bayi di area kemaluannya ialah dengan mengalirkan air atau membasuhnya dengan waslap basah dari arah depan ke belakang. Untuk bayi laki-laki yang sudah disunat, ibu harus lebih memperhatikan cara memandikan bayi ini dengan tidak menyentuh area sunat, apalagi membersihkan daerah kepalanya.

  5. Mengeringkan

    Setelah proses mandi selesai, bayi bisa dibungkus dengan handuk sambil ditepuk-tepuk perlahan untuk mengeringkan tubuhnya. Tidak usah menyeka terlalu keras karena kulit bayi bisa terluka.


Cara Memandikan Bayi di Bak Mandi

Ketika tali pusar sudah puput dan luka sunat sudah mengering, bayi bisa diperkenalkan dengan mandi di bak mandi. Nah, di fase transisi ini, tidak semua bayi langsung menyukai mandi di dalam bak berisi air.

Tidak usah dipaksa ya, Bu.

Jika bayi menjadi rewel ketika diceburkan ke bak mandi, ada baiknya ibu kembali memandikannya dengan waslap seperti langkah di atas dan kembali mencoba cara memandikan bayi di bak pada keesokan harinya. Mandi kadang memang membutuhkan proses adaptasi bagi bayi.

Selain itu, ibu sebaiknya tidak menggunakan dudukan bayi ketika memandikan bayi baru lahir karena dudukan bayi diperuntukkan bagi bayi yang memang sudah bisa duduk atau setidaknya memperlihatkan tanda-tanda akan duduk. Ibu harus berpulang pada cara memandikan bayi secara tradisional, yakni menyanggah leher bayi dengan satu tangan dan memandikannya dengan tangan ibu yang lain.

Selengkapnya, inilah cara memandikan bayi yang sudah puput pusar.

  1. Siapkan bak berisi air

    Isi bak mandi bayi dengan air hingga setinggi kurang lebih 7 cm atau setidaknya lebih rendah dari posisi leher bayi saat dimandikan.

  2. Lindungi mata bayi

    Gunakan waslap untuk membasahi wajah dan kepala bayi dengan terlebih dahulu melindungi mata bayi agar tidak terkena air. Setelah itu, gunakan sabun khusus bayi. Ketika rambut bayi sudah mulai tumbuh, ibu juga bisa menggunakan sampo khusus bayi dengan catatan mata bayi tetap harus terlindungi untuk menghindari iritasi akibat kandungan sampo yang belum tentu cocok untuk bayi ibu.

  3. Menjaga tetap hangat

    Selama mandi, ibu harus memastikan agar bayi tetap merasa hangat. Salah satu cara memandikan bayi agar tidak kedinginan ialah dengan mengalirkan air hangat di sekitar dada maupun perut bayi sambil diusap-usap.

  4. Mengeringkan

    Sama seperti ketika memandikan bayi dengan waslap, bungkus bayi dengan handuk sambil ditepuk-tepuk perlahan untuk mengeringkan tubuhnya. Tidak usah menyeka terlalu keras karena kulit bayi bisa terluka.

  5. Sebentar saja

    Memandikan bayi baru lahir tidak perlu berlama-lama untuk mencegah bayi merasa kedinginan. Usahakan bayi mandi selama 5 hingga 6 menit saja dalam satu sesi.

Untuk membuat bayi lebih rileks, ada baiknya ibu juga melakukan pijat bayi sederhana setelah mandi dan sebelum memakaikannya baju. Cukup mengolesi badan bayi dengan baby oil kemudian lakukan gerakan pijat sederhana dan lembut di bagian tangan, kaki, dan punggung bayi. Setelah itu, lap bekas baby oil dengan kain yang kering dan bersih kemudian pakaikan baju kepada bayi.


Produk perawatan Tubuh Khusus Bayi

Setelah mengetahui cara memandikan bayi yang benar, ibu juga patut mengetahui tentang cara merawat bayi setelah mandi. Ibu mungkin akan tergoda untuk memakaikan berbagai produk kosmetik khusus bayi seperti minyak telon, bedak, bahkan losion khusus bayi.

Meskipun demikian, apakah produk-produk itu benar-benar aman digunakan oleh bayi? Berikut penjelasannya.

  1. Hypoallergenic

    Banyak produk bayi yang menyertakan label ‘hypoallergenic’ alias produk tersebut kemungkinan besar tidak menyebabkan alergi kepada bayi. Namun, label tersebut bukan menandakan bahwa produk tersebut lebih baik daripada produk yang tidak memiliki label ‘hypoalergenic’ karena setiap bayi memiliki toleransi yang berbeda-beda terhadap allergen tertentu, bahkan bisa saja bayi tetap alergi terhadap produk berlabel ‘hypoalergenic’ tersebut.

  2. Minyak telon

    Minyak telon dipercaya oleh banyak orang tua di Indonesia bisa menghangatkan tubuh bayi sekaligus mencegah perut kembung pada bayi. Namun, hal ini hanyalah mitos karena minyak telon membuat bayi hangat ketika diusap oleh tangan ibu, setelahnya tidak meninggalkan efek apapun. Faktanya, minyak telon justru berpotensi menyebabkan bayi terkena alergi.

    Bayi-bayi di luar Indonesia tidak pernah menggunakan minyak telon, tapi tetap tidak masuk angin, kan? Jika ibu ingin membuat bayi merasa hangat, sila pakaikan bayi kaus dalam atau baju hangat berlengan panjang ya.

  3. Bedak bayi

    Bedak juga kerap menjadi pilihan bagi ibu di seluruh dunia untuk membuat kulit bayi tetap kering dan tidak lembab sehingga terhindar dari ruam atau biang keringat. Faktanya, justru penggunaan bedak ini tidak dianjurkan oleh para dokter anak karena partikelnya bisa terhirup oleh bayi dan masuk ke paru-paru sehingga menimbulkan komplikasi saluran pernapasan. Bedak juga dilarang digunakan di sekitar area kelamin bayi karena bisa menimbulkan penyumbatan dan berujung pada infeksi saluran kencing.

  4. Lotion

    Jika tidak memakai bedak, pilihan lain bagi ibu ialah mengoleskan losion agar kulit bayi tetap lembab dan lembut. Namun, penggunaan losion ini pun tidak dianjurkan oleh dokter anak karena pada dasarnya kulit bayi sudah lembab sehingga tidak memerlukan tambahan zat pelembab artifisial.

    “Bayi lahir dengan kondisi kulit yang bagus, lembab, sehingga mereka tidak memerlukan tambahan losion apapun,” kata Dr. Williamson.

    Jika kulit bayi terlihat kering, khususnya di daerah lipatan, ibu bisa mengoleskannya dengan minyak alami seperti minyak kelapa, minyak bunga matahari, ataupun petroleum jelly. Namun, jika kulit kering ini disertai dengan kerak serta kemerahan di kulit, ada baiknya ibu segera memeriksakan anak ke dokter karena ia mungkin saja menderita dermatitis atopik.

  5. Salep khusus ruam popok

    Ruam popok merupakan masalah yang sering kali menimpa bayi, terutama bagi bayi yang menggunakan popok sekali pakai alias pospak. Biasanya, ruam popok ditandai dengan munculnya kemerahan di area sekitar bokong.

    Untuk mengatasinya, ibu bisa mengoleskan salep khusus untuk ruam popok, termasuk yang mengandung petroleum jelly, atau minimal mengandung pelembab khusus untuk mencegah bayi terkena iritasi karena penggunaan popok.

  6. Baby oil

    Baby oil atau minyak khusus bayi hanya digunakan untuk pijat bayi, bukan untuk melembabkan kulit bayi. Hal ini dikarenakan kandungan dalam baby oil sulit diserap oleh kulit bayi sehingga hanya akan meninggalkan bekas yang lengket di kulit bayi.

  7. Deterjen

    Tidak ada salahnya menggunakan deterjen khusus untuk mencuci baju bayi, terlebih bila bayi ibu memiliki kulit yang sensitif. Tetapi, tidak apa-apa juga jika ibu menggunakan deterjen yang biasa digunakan untuk keluarga jika bayi tidak memperlihatkan tanda-tanda alergi terutama yang disebabkan oleh pemakaian bajunya.

Intinya, memilih kosmetik untuk bayi harus disesuaikan dengan kebutuhan. Perhatikan pula label produk tersebut dan cermati komposisinya. Pilihlah produk yang tidak mengandung phthalate dan paraben serta gunakan komposisi paling ramah untuk bayi ibu.

(Asni)