Kelahiran

Bikin Khawatir! Mikroplastik Dalam ASI Kenapa Bisa Terjadi?

Bikin Khawatir! Mikroplastik Dalam ASI Kenapa Bisa Terjadi?

Baru-baru ini, kabar mengenai mikroplastik dalam ASI ramai diperbincangkan. Pasalnya, mikroplastik dalam ASI ini mengundang kegalauan bagi Ibu menyusui. Seperti yang kita ketahui, ASI adalah sumber asupan nutrisi terbaik bagi bayi.

Sayangnya, kabar mengenai mikroplastik dalam ASI ini membuat para Ibu menyusui khawatir. Pasalnya, mikroplastik dalam ASI ini khawatir dikonsumsi oleh bayi yang sedang dalam tahapan tumbuh dan berkembang.

Disisi lain, setiap Ibu didorong untuk memberikan ASI pada bayi hingga usia 2 tahun. Jika Ibu mengkhawatirkan kontaminasi mikroplastik dalam ASI, Ibu perlu berpikir tenang dan mulai memahami seputar mikroplastik di lingkungan sekitar dan bagaimana menghadapinya.

Apa itu mikroplastik?


Dikutip dari Eufic, mikroplastik adalah potongan-potongan kecil yang sangat beragam ukurannya. Potongan terkecil masih dapat terlihat dengan mata telanjang. Sedangkan yang berukuran sangat kecil tidak dapat dilihat mata. 

Komposisi mikroplastik bisa berasal dari polietilen (PE), polibutilen suksinat (PBS) atau polivinil klorida (PVC). Bentuk, warna, ukuran, dan kepadatannya juga berbeda-beda. Mikroplastik memiliki ukuran <5 mm. 

Ukuran yang sangat kecil ini membuat mikroplastik mudah menyebar di air dan udara. Berbeda dengan mikroplastik, nanoplastik jauh lebih kecil lagi, karena ukurannya 1 nm–1 mm (kurang dari seperjuta meter), seukuran dengan DNA dan virus. Mikroplastik sendiri dikelompokkan menjadi mikroplastik primer dan sekunder. 

  • Mikroplastik primer: Mikroplastik ini berukuran kecil ketika dibuang, misalnya berasal dari produk kosmetik
  • Mikroplastik sekunder: Potongan plastik yang lebih besar seperti kantong, botol, dan jaring ikan yang dibuang kemudian mengalami pelapukan dan terfragmentasi menjadi mikro dan nanoplastik. Mikroplastik ini yang banyak ditemukan di lautan dan tertelan hewan. 

Dikutip dari Jurnal Oseana, berdasarkan bentuknya, mikroplastik terdiri dari beberapa jenis:

  1. Fiber: Berbentuk menyerupai serabut, pada umumnya digunakan sebagai bahan serat pakaian, jaringan nelayan dan pembuatan peralatan rumah tangga
  2. Fragment: Berupa pecahan berasal dari sampah seperti botol, toples, mika, pipa paralon dan sebagainya
  3. Film: Berbentuk menyerupai pecahan plastik, umumnya digunakan untuk pembuatan kantong plastik
  4. Foam: Memiliki warna putih dengan tekstur kenyal, pada umumnya berasal dari produk sekali pakai seperti stereofoam
  5. Pellet: Berbentuk silindris dengan warna putih.

Jenis-jenis mikroplastik ini tersebar mencemari air, tanah, dan udara. Dikutip dari 4ocean, pada tahun 2014, para peneliti memperkirakan sekitar 51 triliun keping mikroplastik mencemari lautan. 

Jumlah ini 500 kali lipat lebih banyak daripada bintang di Galaksi Bima Sakti. Oleh karena itu, banyak mahkluk hidup dan manusia yang menelan mikroplastik secara tidak disengaja .

Mikroplastik dalam ASI bagaimana bisa terjadi?


Dalam sebuah penelitian yang dilaporkan oleh The Guardian, hasil uji coba dari sampel ASI yang diambil dari 34 ibu yang sehat di Itali, 26 atau sebanyak 75% diantaranya terdeteksi mikroplastik dalam ASI. Plastik sering mengandung bahan kimia berbahaya seperti pthalates yang ditemukan dalam ASI sebelumnya. 

Penelitian dalam junral Polymers, menemukan bahwa mikroplastik yang terdiri dari polietilen,PVC dan polipropilena banyak ditemukan dalam kemasan makanan. Namun, para peneliti juga tidak dapat menganalisis kedua pertikel mikroplastik dalam ASI. 

Dr. Valentina Notarstefano, Universitas Politecnia delle Marche, Ancona, Italia berharap agar temuan mikroplastik dalam ASI tidak menyurutkan dan membuat stress Ibu menyusui. Lebih lanjut, Notarstefano mengimbau agar Ibu hamil menghindari makanan dan minuman kemasan plastik, kosmetik, dan pasta gigi yang mengandung mikroplastik, serta pakaian yang terbuat dari kain sintetis. 

Walaupun mikroplastik dalam ASI terdeteksi, para peneliti masih belum mengetahui secara pasti dampak mikroplastik pada bayi yang menyusu. Namun, kondisi ini mendesak untuk penelitian lebih lanjut karena bayi baru lahir dan anak kecil rentan terpapar bahan kimia. Disisi lain, Ibu juga harus tetap menyusui karena bagaimanapun ASI adalah sumber nutrisi utama bayi. 

Mikroplastik juga ditemukan pada bayi


Selain ditemukannya mikroplastik dalam ASI, mikroplastik juga ditemukan pada bayi. Dikutip dari News Medical & Life Sciences, dalam penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa nanopartikel polistiren berpindah dari paru-paru ke janin mamalia. Penelitian pada manusia juga ditemukan mikroplastik dalam jaringan plasenta

Mikroplastik juga ditemukan dalam mekonium dan feses bayi. Dalam kasus ini, kemungkinan terjadi akibat kontaminasi mikroplastik yang berasal dari botol susu, mainan plastik, ASI, susu formula bayi atau dari plasenta itu sendiri. 

Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa ketika susu formula bayi disiapkan, terjadi pelepasan jutaan mikroplastik dalam botol polypropylene (PP). Jadi, mikroplastik tidak hanya mengkontaminasi ASI, namun juga pada susu formula dan benda-benda plastik di sekitar kita.

Meminimalisir paparan mikroplastik


Persebaran mikroplastik memang tidak dapat terhindarkan. Namun, Ibu tidak usah khawatir karena yang perlu dilakukan adalah bijak memilih produk kemasan dan wadah plastik. Dikutip dari Mayo clinic, terdapat beberapa langkah untuk mengurangi paparan mikroplastik pada BPA (bisphenol A) yang ditemukan pada polycarbonate plastics dan resin epoksi: 

  • Gunakan produk BPA-free: Pilih produk peralatan rumah tangga dengan label BPA-free
  • Hindari suhu terlalu panas: Jangan meletakkan wadah plastik dalam microwave atau dishwasher karena dapat menyebabkan BPA hancur dan melebur dengan makanan
  • Pilihlah makanan utuh yang segar: Jika memungkinkan, pilihlah buah dan sayuran segar utuh
  • Gunakan alternatif lain: Gunakan wadah yang terbuat dari kaca, porselen atau stainless steel untuk makanan dan cairan panas.

Nah, memang persebaran mikroplastik ini sulit dihindari. Tapi, Ibu tidak boleh menyerah untuk memberikan ASI pada anak Ibu untuk tumbuh kembang yang optimal. Usaha yang perlu dilakukan saat ini adalah cermat dan lebih berhati-hati lagi menggunakan kemasan plastik. 

Editor: Aprilia