Kelahiran

Harus Curiga! Gerakan Janin Berkurang Bisa Jadi Ciri-Ciri IUFD

Harus Curiga! Gerakan Janin Berkurang Bisa Jadi Ciri-Ciri IUFD

Kehilangan seorang bayi merupakan duka yang sangat mendalam bagi orang tua. Apalagi jika si kecil sangat dinanti-nanti hingga bertahun-tahun lamanya.

Meskipun Ibu sudah berusaha menjaga kesehatan selama hamil, namun bayi yang meninggal dalam kandungan seringkali tidak diketahui penyebabnya bahkan tidak bisa dicegah. Nah, dalam istilah medis kondisi ini disebut dengan Intrauterine fetal death atau IUFD.

Biasanya seorang Ibu dikatakan mengalami IUFD jika janin berusia diatas 20 minggu di dalam kandungan. Walau hal ini seringkali tidak bisa dicegah namun risiko IUFD tetap bisa dikurangi dengan berbagai cara.

Di Indonesia sendiri IUFD seringkali disamakan dengan keguguran. Padahal kondisi ini punya perbedaan lho Bu. Supaya lebih jelas mengenai IUFD dan apa saja ciri ciri IUFD pada Ibu hamil lainnya, simak dalam ulasan berikut ini ya.

Apa yang dimaksud dengan IUFD? 


Melansir Very Well Family intrauterine fetal death atau IUFD adalah kondisi janin yang meninggal di dalam kandungan setelah kehamilan berusia 20 minggu. Tapi setiap dokter memiliki kriteria sendiri untuk menentukan apakah Ibu hamil mengalami IUFD atau keguguran biasa.

Lalu apa sih perbedaan IUFD dan keguguran? Umumnya janin yang diklasifikasikan IUFD berusia 20-37 minggu dengan bobot lebih 350 gram. Sementara keguguran biasanya dialami dalam waktu kurang dari 20 minggu dan berat janin belum mencapai 350 gram.

Kebanyakan Ibu yang dicurigai mengarah pada ciri ciri IUFD biasanya tidak diketahui penyebab pastinya. Screening menggunakan alat USG dan pemeriksaan khusus lainnya diperlukan untuk menegakkan diagnosis apakah Ibu mengalami ciri ciri IUFD.

Faktor apa saja yang jadi penyebab IUFD?


IUFD pada kehamilan seringkali juga disebut dengan stillbirth. Sayangnya, IUFD ini tidak diketahui penyebabnya. Namun tetap ada beberapa tanda yang dicurigai menjadi faktor penyebab IUFD yang paling umum dialami oleh Ibu hamil, melansir Child Birth Injuries diantaranya sebagai berikut:

  • Gangguan pada plasenta

Plasenta akan berfungsi dengan normal apabila pasokan oksigen dan makanan bisa terdistribusi dengan baik dan lancar. Tapi jika Ibu mengalami gangguan plasenta bisa jadi salah satu ciri ciri IUFD yang patut dicurigai. 

Gangguan pada plasenta sendiri meliputi; janin dalam kandungan lebih dari satu, adanya masalah genetik turun temurun (kelainan kromosom dan lainnya), pertumbuhan janin yang lambat dalam kandungan, adanya infeksi menular dari Ibu pada bayi.

  • Kondisi medis tertentu yang diderita Ibu

Terkadang IUFD kehamilan terjadi akibat adanya masalah kesehatan pada Ibunya. Misalnya saja seperti; Ibu hamil dengan usia di atas 40 tahun, Ibu menderita diabetes, pernah mengalami preeklamsia, kelebihan berat badan, hipertensi, gangguan imunitas tubuh, Ibu kurang gizi serta infeksi bakteri toksoplasma atau rubella.

Ibu dengan kondisi seperti ini harus ditangani secara khusus oleh dokter. Bukan hanya pemberian obat penguat kandungan saja, namun perawatan penunjang lain seperti test laboratorium pun mungkin juga diperlukan.

  • Gangguan lainnya

Biasanya gangguan lainnya ini memang sulit diprediksi sehingga tidak pasti apakah termasuk penyebab IUFD kehamilan atau tidak. Namun dokter menyimpulkan bahwa kondisi tali pusar pendek, cedera Ibu hamil, dan durasi kehamilan yang lewat dari HPL mungkin juga bisa menjadi penyebabnya.

Pola hidup tidak sehat pada Ibu juga dianggap sangat berpengaruh misalnya saja Ibu perokok berat, mengonsumsi alkohol

Ciri ciri IUFD yang patut dicurigai


Gerakan pertama si kecil dalam kandungan merupakan hal yang sangat dinanti para Ibu. Tapi pada Ibu dengan ciri ciri IUFD, hal ini bisa saja tidak terjadi. Terutama jika janin sudah berusia lebih dari 24 minggu. Agar Ibu bisa lebih waspada, simak ciri ciri IUFD yang patut dicurigai Bumil berikut ini:

1. Tidak ada gerakan janin lebih dari usia 24 minggu. Jika ada pun biasanya tidak banyak, ada baiknya catat gerakan janin sesering mungkin. Umumnya janin bergerak sebanyak 10 kali dalam dua jam.

2. Adanya perdarahan pada vagina. Ciri ciri IUFD yang satu ini memang mirip seperti ciri keguguran ya Bu. Jika hal ini terjadi maka harus segera berkonsultasi ke dokter.

3. Kram rahim terlalu sering, mirip seperti kontraksi palsu. Pada Ibu yang mengalami pendarahan vagina, biasanya juga mengalami kram rahim sebagai salah satu tanda keguguran.

4. Detak jantung janin tidak terdengar dengan alat USG. Saat kontrol rutin ke dokter, biasanya hal utama yang dokter lakukan adalah memeriksa detak jantung bayi serta ukuran lingkar kepala. Apabila detak jantung bayi tidak normal atau malah berhenti, bisa jadi ini merupakan ciri ciri IUFD.

5. Mengalami infeksi pada rahim hingga membuat tubuh demam. Infeksi rahim kadang bisa membuat tubuh menjadi demam akibat reaksi tubuh melawan virus maupun bakteri penyebab infeksi.

Cara menangani IUFD


Biasanya pada kasus keguguran, dokter akan merekomendasikan prosedur kuret untuk mengeluarkan janin yang sudah meninggal. Sementara pada kasus IUFD, janin yang sudah meninggal biasanya akan dikeluarkan melalui persalinan.

Pada beberapa kasus darurat, dokter juga mungkin untuk merekomendasikan operasi caesar guna membantu mengeluarkan bayi yang mengalami IUFD. Lalu bagaimana dengan kehamilan kembar?

Umumnya IUFD yang terjadi pada kehamilan kembar di mana satu janin masih hidup, biasanya proses persalinan darurat tidak dianjurkan. Kecuali pada kondisi tertentu yang bisa mengancam nyawa janin lain yang masih hidup. Pada beberapa kasus, dokter akan mempertahankan kedua janin tetap di dalam kandungan sampai waktu persalinan tiba.

Langkah pencegahan


Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, kondisi IUFD memang tidak bisa dicegah. Namun kita tetap bisa meminimalisir hal tersebut dengan melakukan langkah pencegahan berikut ini:

  • Berhenti merokok;
  • Ibu wajib menjalankan pola hidup sehat;
  • Berhenti mengonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan berbahaya;
  • Usahakan untuk selalu tidur miring ke kiri, terutama jika sudah memasuki trimester 2 kehamilan; dan
  • Rutin periksa kandungan ke dokter atau bidan untuk meminimalisir kemungkinan Ibu mengalami IUFD.

Editor: Dwi Ratih