Kehamilan

6 Tips Untuk Ibu Hamil di Usia 40 Tahun

6 Tips Untuk Ibu Hamil di Usia 40 Tahun

Jumlah pasangan yang melakukan program hamil di usia 30 atau 40 tahun-an semakin meningkat karena makin banyak orang yang menunda untuk membina keluarga untuk beberapa alasan, seperti tuntutan karier dan pendidikan, keinginan untuk mencapai stabilitas finansial, atau menunggu hubungan yang stabil.

Tapi Ibu perlu tahu kalau kesuburan perempuan biasanya menurun seiring bertambahnya usia, khususnya di akhir usia 30 atau 40 tahun. Ketika usia Ibu bertambah, kesempatan untuk hamil menjadi lebih rendah, risiko untuk mengalami keguguran menjadi lebih tinggi dan risiko kromosom abnormal juga lebih tinggi terjadi pada bayi.

Meski begitu, ada sisi positif dan negatif saat Anda memutuskan untuk hamil di usia 40 tahun lho. Simak yuk!

Sisi positif saat memutuskan hamil di usia 40 tahun

  1. Lebih berpengalaman

    Keuntungan terbesar saat Ibu hamil di usia 40 tahun adalah Anda punya waktu untuk menikmati hidup. Anda merasa lebih aman secara finansial dan lebih nyaman dalam karier. Kemungkinan Anda dan suami sudah saling kenal kepribadian masing-masing dan ini bisa jadi dasar yang kuat untuk membangun keluarga.

  2. Lebih bijaksana

    Ada beberapa bukti kalau semakin bertambahnya umur ibu, semakin banyak pula yang sudah Ibu pelajari dalam hidud. Dan ini dapat membuat Ibu membuat keputusan terkait parenting yang lebih bijak. Menurut sebuah penelitian, ibu yang hamil di usia 40 tahun lebih bersedia untuk menyusui bayinya secara langsung dan bertekad memberikan nutrisi yang lebih sehat untuk anak, seperti mulai menjalani pola makan yang sehat saat hamil.

  3. Lebih stabil secara finansial

    Sebuah penelitian di Amerika  menyatakan pendapatan wanita meningkat 9 persen setiap tahun ketika ia menunda memiliki anak. Itu artinya, Ibu bisa memberikan jaminan finansial yang lebih stabil untuk si kecil saat ia lahir nanti.

Sisi negatif saat memutuskan hamil di usia 40 tahun

  1. Ibu mungkin akan mengalami kesulitan untuk bisa hamil

    Salah satu sisi negatif jika Ibu menunda kehamilan hingga usia 40 tahun adalah semakin kecilnya peluang untuk hamil. Ini karena produksi sel telur menurun seiring pertambahan usia. Sel telur dari perempuan yang usianya tidak muda biasanya memiliki risiko lebih besar untuk mengalami masalah kromosom, risiko keguguran, dan cacat lahir juga makin besar.

    Ibu juga akan mengalami penurunan tingkat kesuburan di usia 40 tahun. Peneliti menemukan bahwa wanita usia 40 tahun memiliki 25 persen kemungkinan untuk bisa hamil. Tapi di usia 43 tahun, persentase ini akan menurun sebanyak 10 persen, dan di usia 44 tahun menjadi 16 persen.

    Di antara Ibu berusia 40 tahun yang berhasil hamil, persentase kegugurannya cukup tinggi. Kira-kira persentase keguguran sebanyak 24 persen yang terjadi pada wanita usia 40 tahun, 38 persen pada wanita usia 43 tahun, dan 54 persen pada wanita usia 44 tahun.

  2. Berisiko mengalami komplikasi kehamilan

    Komplikasi kehamilan dapat menjadi kekhawatiran Ibu. Hamil di usia 40 tahun membuat risiko komplikasi kehamilan makin tinggi, seperti tekanan darah tinggi, diabetes selama kehamilan, masalah plasenta dan komplikasi lainnya. 

  3. Berisiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah atau bayi prematur

    Wanita yang usianya lebih dari 40 tahun memiliki risiko lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau prematur. Tingkat kematian bayi juga lebih tinggi.

  4. Kualitas sperma suami juga tidak sama seperti saat ia masih mudah

    Jangan lupakan kondisi suami juga saat memutuskan untuk hamil di usia 40 tahun. Secara umum, pria memang masih bisa punya anak di usia 60 bahkan 70 tahun, namun kualitas sperma menurun seiring usia. Sperma dari pria yang berusia 40 tahun memiliki persentase lebih tinggi untuk menyebabkan cacat genetik dibanding sperma dari pria yang usianya lebih muda. Penelitian juga menyatakan kalau ada keterkaitan antara hubungan usia ayah dan kondisi masalah genetik, seperti Down syndrome, schizophrenia, dan gangguan spektrum autisme.

  5. Masalah keuangan

    Memang ada keuntungan finansial jika kita menunda punya anak, tapi ada juga sisi negatifnya. Bila Anda menunda kehamilan, Anda kemungkinan harus terus bekerja hingga usia sangat tua, sampai anak bisa mandiri. 

    Anda masih punya tanggung jawab finansial ketika teman seumuran Anda mulai pensiun. Bila Anda belum menyiapkan dana pensiun hingga sekarang, ini akan lebih sulit lagi disiapkan setelah punya anak. Biaya hidup bisa menjadi lebih mahal juga, seperti biaya kesehatan dan pendidikan. Bila Anda mengalami kesulitan untuk hamil, Ibu juga perlu mengeluarkan biaya besar untuk perawatan kesuburan.

Tips untuk ibu hamil di usia 40 tahun

Jika Ibu berencana untuk hamil di usia 40 tahun, simak yuk beberapa tips yang bisa diterapkan:

  1. Jangan tunda lebih lama lagi

    Salah satu tips untuk ibu hamil di usia 40 tahun adalah jangan menunda kehamilan lebih lama lagi. Penelitian menyatakan kalau kesuburan akan terus menurun drastis seiring dengan pertambahan usia Ibu.

  2. Jaga gaya hidup dan berat badan yang sehat

    Menjaga berat badan dan gaya hidup yang sehat juga menjadi tips untuk ibu hamil di usia 40 tahun yang wajib diikuti. Ingat, langsung terapkan ini jika Ibu ingin memiliki kehamilan yang sehat.

  3. Rutin kontrol kandungan

    Tips untuk ibu hamil di usia 40 tahun selanjutnya adalah rutinlah memeriksakan diri ke dokter kandungan. Ini karena kondisi kehamilan Ibu di usia tersebut sangat rentan mengalami komplikasi. Selain itu, dokter kandungan juga bisa menjadi orang yang bisa membantu Anda ketika ingin hamil di usia 40 tahun dan perlu perawatan kesuburan.

  4. Mulai minum asam folat

    Jangan lupakan tips untuk ibu hamil yang satu ini, yaitu minum asam folat. Meski asam folat tidak membantu meningkatkan peluang untuk hamil, tapi asupan ini penting untuk mencegah cacat lahir pada janin.

    Asam folat idealnya dikonsumsi 3 bulan sebelum program hamil. Konsultasikanlah ke dokter mengenai dosis asam folat yang direkomendasikan untuk Ibu.

  5. Perhatikan siklus bulanan Anda

    Cari tahu kapan masa subur Ibu berlangsung. Salag satu caranya adalah dengan memperhatikan perubahan di lendir serviks. Lendir serviks yang seperti putih telur biasanya menjadi tanda kalau ovulasi atau masa subur sedang terjadi. Lendir serviks yang teksturnya encer juga sering dikaitkan sebagai tanda masa subur.

    Anda juga bisa mengetahui siklus bulanan menggunakan teknik yang disebut “charting.” Ini adalah metode di mana Anda harus mencatat suhu tubuh setiap hari saat bangun tidur dan mencari tanda peningkatan suhu yang mengindikasikan ovulasi telah terjadi.

    Berhubung Ibu disarankan untuk berhubungan intim sebelum ovulasi terjadi untuk meningkatkan peluang kehamilan, charting suhu akan sangat membantu Anda. Dengan charting suhu, Anda dapat mengetahui kapan biasanya waktu masa subur tiba dan Ibu bisa menentukan waktu berhubungan intim agar bisa cepat hamil.

  6. Jangan tunda mencari bantuan

    Bila saat ini Ibu sudah berusia usia 30 tahunan, sebagian besar dokter akan menyarankan Anda untuk menunggu dan mencoba untuk hamil secara alami dalam satu tahun terlebih dahulu, sebelum menerima perawatan kesuburan dari yang ahli. Ketika Ibu berusia lebih dari 40 tahun, masa tunggu ini akan menurun jadi 3 sampai 6 bulan.


(Ismawati / Dok. Freepik)