Kelahiran

Kelainan Pada Mata, Retinopati Prematuritas Yang Dialami Putri Ariani

Kelainan Pada Mata, Retinopati Prematuritas Yang Dialami Putri Ariani

Putri Ariani mengguncang panggung American Got Talent dengan suara indah dan lagu orisinil ciptaannya. Tak tanggung-tanggung, Putri Ariani mendapat Golden Buzzer dari Simon Cowell, juri yang dikenal paling selektif di ajang ini.

Putri Ariani sendiri merupakan penyandang disabilitas asal Indonesia dengan talenta musik yang luar biasa. Terlepas dari keterbatasan pada matanya, Putri mampu membuktikan dirinya memiliki kelebihan luar biasa.

Putri Ariani kecil lahir prematur dan mengalami retinopathy of prematurity, sebuah kelainan bawaan yang menyertai bayi lahir belum cukup bulan. Apakah itu retinopathy of prematurity atau retinopati prematuritas?

Apakah kelainan ini akan selalu menyebabkan kebutaan total? Yuk, kita bahas selangkapnya dalam ulasan berikut.

Tentang retinopati prematuritas

Photo source: @arianinismaputri

Melansir dari National Eye Institute di Amerikaretinopati prematuritas adalah kelainan pada mata di mana ada pertumbuhan pembuluh darah yang tidak normal di retina bayi prematur. Pada beberapa kasus bayi dengan gejala ringan, retinopati prematuritas akan membaik tanpa perlu adanya tindakan medis khusus.

Namun pada tingkatan berat, pembuluh darah akan menekan retina dan menyebabkan retina terlepas sebagian, atau bahkan seluruhnya hingga menyebabkan kebutaan total pada bayi.

Ada beberapa tingkatan pada retinopati prematuritas, yaitu:

  • Tingkat 1 dan 2

Bayi prematur pada tingkat ini, memiliki gejala ringan dan pertumbuhan pembuluh darah di retina yang tidak agresif. Biasanya bayi tidak memerlukan penanganan khusus, tapi tetap diawasi dokter untuk kemungkinan retinopati prematuritas memburuk.

  • Tingkat 3

Bayi pada tingkatan ini memerlukan penanganan untuk mencegah pembuluh darah merusak retina.

  • Tingkat 4

Bayi telah mengalami kerusakan sebagian retina.

  • Tingkat 5

Bayi telah mengalami kerusakan permanen pada retina. Meski melalui penanganan khusus, retinopati prematuritas pada tingkat ini sudah menghilangkan penglihatan bayi secara total.

Faktor risiko retinopati prematuritas (ROP)


American Academy of Ophthalmology menjelaska,n besarnya kemungkinan komplikasi ROP pada bayi dengan faktor risiko berikut:

  • Lahir dengan berat badan kurang dari 1500 gram
  • Lahir di usia kehamilan kurang dari 30 minggu
  • Pertumbuhan yang tidak sesuai setelah dilahirkan
  • Bayi mendapatkan treatment oksigen konsentrasi tingkat tinggi, untuk membantunya bernapas.

Bahkan, bayi yang lahir dengan berat lebih dari 1500 gram dan usia kehamilan lebih dari 34 minggu pun, dapat mengalami faktor risiko yang lebih berat dan memerlukan skrining ROP. Biasanya faktor risiko tersebut di antaranya mengalami infeksi berat, sesak napas berulang, penyakit jantung bawaan, perdarahan otak, transfusi darah berulang dan pemberian oksigen bantu lebih dari 7 hari.

Mengingat kondisi bayi prematur sendiri belum sempurna, maka kemungkinan ROP bisa saja muncul. Untuk itu diperlukan adanya pemeriksaan terkait kemungkinan adanya kelainan ini, di samping kelainan-kelainan lain yang mengikuti bayi prematur.

Data dari Kementerian Kesehatan di tahun 2016-2017 menunjukkan bahwa bayi prematur di Indonesia memiliki potensi mengalami ROP di beragam usia kelahiran. Bayi yang lahir <28 minggu 18%-nya mengalami ROP, bayi yang lahir di antara minggu ke 28 dan 32 7%-nya mengalami ROP, dan bayi >32 minggu 3.8%-nya berpotensi mengalami ROP.

Untuk itu, Kementerian Kesehatan juga menyarankan agar bayi prematur menjalani skrining ROP jika dicurigai besar mengalami retinopati prematuritas. Skrining sedini mungkin bisa memberi kepastian penangan lebih tepat.

Penanganan pada bayi yang mengalami ROP


Bayi yang membutuhkan penanganan pada kasus retinopati prematuritas akan menjalani pilihan berikut:

1. Perawatan dengan laser

Ini adalah perawatan awal, yang bisa dilakukan untuk menghambat pergerakan abnormal pembuluh darah dan melindungi penglihatan bayi.

2. Injeksi

Dokter akan menyuntikkan obat khusus pada mata, yang bertujuan menutup pertumbuhan pembuluh darah yang merusak retina.

3. Operasi mata

Operasi mata biasanya dilakukan pada bayi dengan ROP tingkat 4 dan 5. Ada 2 pilihan operasi yang bisa dijalankan untuk menyelamatkan kerusakan retina.

Pertama, dengan memberikan pengikat pada area putih mata untuk menahan retina yang rusak sampai retina dapat berkembang sendiri. Pengikat ini kemudian akan dilepas.

Kedua, akan dilakukan pembedahan pada dinding mata untuk mengganti gel mata dengan larutan garam. Baru kemudian mengambil jaringan rusak pada retina.

Bila memperhatikan segala proses yang dilalui bayi dengan retinopati prematuritas, tampak bahwa bayi-bayi prematur ini adalah pejuang kecil yang tangguh. Bahkan mereka tidak hanya menanggung satu jenis kelainan, karena pada umumnya akan muncul masalah kesehatan lainnya juga.

Anak-anak spesial yang pada akhirnya bertahan hidup hingga dewasa tidak sedikit memiliki kondisi khusus seperti yang dialami Putri Ariani. Tapi tentunya ini menyadarkan kita bahwa ,bagaimanapun kondisi seorang anak, dengan arahan yang tepat potensi anak akan muncul dan memberikan manfaat untuk kehidupannya.

Pernahkah kamu mendapati kondisi retinopati prematuritas di sekitarmu juga? Meski anak mengalami kondisi retinopati prematuritas, yang jelas hal ini nggak akan bisa jadi penghalang bagi si kecil untuk berjuang, semangat menjalani hidup dan bahkan meraih prestasi layaknya yang dilakukan oleh Putri Ariani saat ini.

Editor: Aprilia