Keluarga

14 Contoh Sikap Sopan Santun Anak

14 Contoh Sikap Sopan Santun Anak

Ibu pernah, dong, mendengar istilah ‘anak menyerap seperti spons’? Maksudnya, anak ‘menyerap’ dan mencontoh apa pun yang ada di sekitarnya, yang baik dan buruk. Jadi, jika Ibu ingin putra-putri Ibu tumbuh menjadi anak-anak yang baik, Ibu mesti memberi contoh yang baik pula. Salah satu hal baik yang mesti dicontohkan pada anak adalah sikap sopan santun.

Kapan anak bisa diajar sopan santun?

Sopan santun bisa diajarkan pada anak sedini mungkin, bahkan ketika usianya satu tahun. Yang perlu diingat adalah, ketika Ibu hendak mengajarkan sopan sikap sopan santun pada anak, maka Ibu perlu menyesuaikan dengan usia anak, mengukur kemampuan mereka untuk belajar menerapkannya dan melihat siapa saja yang ada di sekitar anak atau kepada siapa si anak akan menerapkan sikap sopan santunnya. 

Kenapa sopan santun penting untuk anak?

Sikap sopan santun dan perilaku yang baik bisa mempermudah anak diterima dan dihargai oleh orang-orang di sekitarnya, sikap yang baik ini juga diperlukan untuk bergaul. Jangan abaikan jika anak melalukan sesuatu yang buruk, ya, Bu, karena perilaku seperti ini cenderung terbawa hingga anak dewasa.

Tips cara mengajari sikap sopan santun pada anak

  1. Memberi contoh

    Jangan berharap anak akan bersikap baik, jika Ibu dan Ayah tidak memberi contoh yang baik pula untuk mereka.

  2. Melatih di rumah

    Karena anak mencontoh dari orang terdekatnya, terutama orangtua, maka tempat untuk belajar anak yang paling utama adalah di rumahnya. Mulailah untuk menerapkan sikap santun sehari-hari di rumah. Pastinya, anak mesti diajari lebih dulu, apa itu sikap sopan santun, seperti apa contoh sopan santun dan batasan-batasannya. Agar mudah diingat dan dipahami oleh anak, proses belajar ini bisa dijadikan aktivitas yang menyenangkan seperti ditulis di buku catatan.

  3. Memberi pujian

    Anak-anak sangat suka dipuji. Betul, pujian bisa membuat anak merasa dihargai dan didukung, namun pujian untuk anak mesti diberikan dengan cara yang benar dan tidak berlebihan, karena pujian yang tidak pada tempatnya, bisa membuat anak tumbuh menjadi anak yang arogan dan ‘besar kepala’. Cukup berikan anak pujian ketika ia melakukan sesuatu yang baik.

  4. Mengajar dengan sabar

    Apalagi jika ia masih amat kecil, maka kesabaran ekstra akan sangat dibutuhkan, hal ini karena anak belum sepenuhnya memahami proses dan apa yang sedang dipelajarinya. Dengan kesabaran dan proses belajar yang berkesinambungan, maka Ibu akan mendapatkan hasil yang diharapkan.

  5. Berulang kali

    Mau mengajari anak nggak bisa hanya sekali, ya, Bu. Jika Ibu ingin anak memahami makna kata ‘terima kasih’, maka Ibu perlu mengulangnya sebanyak mungkin. Misalnya, selalu encourage anak untuk mengatakan terima kasih setiap kali Ibu mengambilkannya susu, membawakannya makanan atau berikan contoh, misalnya ucapkan ‘terima kasih’ pada anak ketika ia melakukan perintah Ibu.

  6. Mesti konsisten

    Kunci keberhasilan dalam mendidik anak adalah konsisten. Selain itu, antara, Ibu, Ayah, atau siapa pun yang turut mengasuh anak, mesti dalam satu suara, atau turut menerapkan pola pendidikan yang sama.

  7. Menjadi pelatih yang baik 

    Belajarlah menjadi pemimpin dan pelatih yang baik bagi anak. Temukan cara mengajar yang disukai dan tepat bagi anak-anak Anda.

  8. Mengoreksi dengan benar

    Anak usia dini, umumnya belum mengerti apa yang sedang dilakukannya. Nah, dalam mendidik anak, maka Ibu perlu segera mengoreksi jika ia melakukan sesuatu yang salah.

  9. Bicara yang baik 

    Maksudnya, mulailah kebiasaan dengan bahasa yang baik selama di rumah, terutama ketika anak berada di sekitar Anda. 

Contoh sikap sopan santun yang bisa diajarkan ke si kecil

Mulailah mengajarkan contoh sikap sopan santun pada anak, dengan beberapa sikap sederhana berikut ini.

  1. Table manners

    Cara makan yang baik mesti diajar sejak dini. Setelah anak memasuki usia tiga tahun, seharusnya anak sudah mampu duduk tenang, mampu menggunakan sendok atau garpu dengan baik. Pada usia ini, anak juga sudah bisa diajarkan untuk mengelap mulutnya dengan tisu atau sapu tangan jika ada makanan yang melekat di sekitar mulutnya. Pelajaran lainnya adalah mengoreksi seandainya anak membuang makanannya ke lantai, misalnya dengan mengatakan, ‘makanan bukan untuk dibuang ke lantai’.

    Menggunakan kata ‘tolong’ dan ‘maaf’

    Anak usia dini, mungkin sudah bisa menyebut kata-kata baik ini dengan lancar, namun belum memahami maksudnya. Untuk mengajarinya, Ibu bisa memulainya, misalnya dengan mengatakan, ‘kalau dikasih hadiah, kita harus bilang apa?’

    Anak mampu berbagi. Misalnya, ketika anak di kelas bermain, seorang temannya datang dan terlihat ingin memegang mainan yang dipegang anak, maka Ibu mesti bisa mendorong anak untuk sukarela berbagi dengan temannya.

  2. Berani meminta maaf

    Salah satu cara untuk mulai belajar berempati adalah belajar meminta maaf. Cara mengajar anak makna meminta maaf, contohnya, ketika anak memukul saudaranya, maka ia mesti didorong untuk segera meminta maaf. Intinya, anak mesti diajari, bahwa tindakan yang membuat orang lain merasa sedih, menyakiti orang lain, adalah tindakan yang salah dan ia seharusnya meminta maaf.

  3. Bicara yang sopan

    Apa yang bisa diajarkan agar anak bisa berbicara dengan sopan? Melatih anak untuk menatap lawan bicaranya, menjawab ketika diberi pertanyaan, tidak menginterupsi ketika seseorang sedang bicara. Ucapan yang sopan juga termasuk nada bicara yang baik, tidak berteriak dan nggak bicara dengan kata-kata yang kasar. 

  4. Menggunakan kata ‘permisi’

    Yuk, mengajar anak menggunakan kata permisi. Contoh, ketika anak lewat di depan kita, ajari anak untuk mengatakan permisi, atau ajari anak untuk sebaiknya lewat di belakang kita. Kata ‘permisi’ juga baik diucapkan ketika anak bertamu ke rumah orang, atau dalam hal ini bisa juga mengajarkan kata lainnya, seperti ‘assalamuailaikum’. Lainnya adalah ketika hendak bertanya.

  5. Sopan ketika bermain

    Ingin anak disukai oleh anak-anak lain? Maka ia mesti punya sikap yang baik. Ketika melihat anak memukul atau berteriak pada temannya nggak jarang ada orangtua yang mengatakan bahwa hal tersebut adalah biasa bagi anak-anak, hal ini, justru nggak baik jika dibiarkan, ya, Bu. 

  6. Hindari perilaku yang jorok

    Anak-anak sudah seharusnya untuk diajari tentang melakukan hal-hal yang nggak sebaiknya dilakukan di depan orang banyak, seperti mengorek-ngorek kotoran hidung, bersin tanpa menutup mulut, melepeh makanan dengan sengaja, atau naik ke atas meja. Contoh lainnya yang mesti diajarkan adalah agar anak tidak sembarang buang angin, buang ingus atau meludah di tempat umum.

  7. Menjaga ekspresi

    Pernah nggak Bu, ketika sedang bertamu, si anak memasang wajah merengut karena merasa bosan atau marah? Apalagi anak sampai mengucapkan kata, ‘nggak, suka berada di sini’. Duh, hal ini bisa membuat pemilik rumah merasa tidak nyaman, loh.

  8. Duduk manis

    Betul memang, yang namanya anak-anak susah untuk duduk diam. Namun ada kalanya anak mesti mampu duduk dengan, ya, Bu. Misalnya ketika sedang makan, sedang bertamu atau di dalam kendaraan.

  9. Menjaga ketenangan

    Contoh, tidak membiarkan anak berlarian di restoran atau di pusat perbelanjaan, tidak membiarkan anak berbicara dengan berteriak atau tidak membiarkan anak membuat kegaduhan di taman bermain.

  10. Menyapa dengan baik 

    Ajari anak untuk memanggil orang lain dengan baik, seperti ‘Om’, ‘Tante’, atau ‘Kakak’.

  11. Mencium tangan

    Mencium tangan seseorang yang lebih tua adalah salah satu adat yang baik untuk diajarkan, karena hal ini bisa mengajari anak untuk menghormati orang lain. 

  12. Tersenyum

    Tersenyum adalah hal yang amat sederhana, namun akan sulit jika tidak dilakukan dari hati. Memberikan senyuman adalah hal mudah bagi seseorang yang mempunyai sikap ramah dan sopan, maka ajarilah ekspresi sederhana ini pada anak. Misalnya, tersenyum ketika berjumpa dengan seseorang yang dikenal anak, tersenyum ketika disapa, atau tersenyum ketika ia diajak berbicara dan dimintai tolong.

  13. Ramah

    Memang perlu untuk mengajari anak untuk tidak terlalu dekat dengan orang yang tidak dikenalnya, namun ada kalanya anak juga perlu belajar bersikap ramah. Misalnya, bersalaman ketika Ibu sedang bertemu teman, memberikan senyuman atau melambaikan tangan.

Jangan biasakan berdalih dengan anggapan, ‘namanya juga anak-anak’, karena sikap sopan santun seharusnya sudah diajarkan pada mereka sejak usia dini. Dengan memberi contoh yang baik, sabar dan konsisten, maka mengajarkan sikap santun pada anak akan menjadi lebih mudah. 

(Stephanie)