Keluarga

6 Ciri Suami Durhaka Pada Istri Dalam Pandangan Islam

6 Ciri Suami Durhaka Pada Istri Dalam Pandangan Islam

Di tengah maraknya kasus kekerasan dalam rumah tangga yang banyak dialami istri, muncul topik pembahasan tentang suami durhaka. Bagaimana tidak? Seorang suami yang seharusnya menjadi tempat berteduh bagi istrinya dalam rumah tangga justru mendzalimi istri dan menjadi suami durhaka.

Apa saja yang mengkategorikan suami durhaka pada istri menurut Islam?

Islam memandang hubungan suami dan istri


Dalam  Qur’an Surah An-Nisa’ ayat 34, disebutkan bahwa, suami adalah penanggung jawab atas istri karena secara kodrat seorang laki-laki telah diberi kelebihan dari seorang perempuan. Tanggung jawab ini untuk menyayangi, melindungi, mengayomi, dan mengupayakan kesejahteraan keluarga.

Disebutkan juga bahwa seorang istri juga taat kepada Allah ketika suaminya tidak ada. Bahkan jika seorang istri meninggalkan kewajibannya, maka suami harus memberi nasihat, berhak tidur terpisah dan bila perlu dipukul dengan cara yang tidak menyakitkan. Sedangkan jika seorang istri taat, maka suami tidak boleh mencari-cari kesalahan kesalahan untuk mempersulit istri.

Dari penjabaran arti dalam ayat ini, sudah ada gambaran bahwa suami selayaknya mengemban tanggung jawab atas istri dan anak, tidak menuduh istri sembarangan serta meluruskan istri yang salah dengan cara yang baik. Bila ini semua tidak dilakukan, maka bukan tidak mungkin suami digolongkan sebagai suami durhaka.

Memperkuat firman Allah tersebut, Nabi Muhammad SAW juga menegaskan melalui sabdanya,

 “Sebaik-baik kalian adalah (suami) yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” (HR Tirmidzi)

Melansir dari Universitas Islam Indonesia pada kajian pranikah yang diadakan dalam lembaga tersebut, bahwa seorang suami memiliki kewajiban pada istri, di mana itu akan menjadi hak istri, yaitu:

  • Memberikan nafkah
  • Memberikan perlindungan
  • Memberikan pendidikan agama
  • Mempergauli istri dengan baik, dan
  • Memberikan perlakuan adil.

Tentu ini semua menjadi tolak ukur apakah suami telah menjalankan kewajiban seperti yang telah dikemukakan dalam Al-Quran dan hadist, atau justru sebaliknya, suami durhaka kepada istri.

Ciri-ciri suami durhaka menurut Islam

1. Tidak menafkahi istri


Konteks menafkahi di sini adalah memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, kebutuhan biologis hingga kesehatan pikir dan mental istri. Bahkan Islam mengatur kebutuhan ini setelah perceraian.

Melansir dari laman Dalam Islam, Allah menyebutkan kewajiban suami ini dalam Surat Ath-Thalaaq ayat 6 yang berisi:

“Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin. Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anakmu) untukmu, maka berikanlah kepada mereka upahanya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik. Dan jika kamu menemui kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.”

Ini bukan berarti sebuah rumah yang langsung dibeli wajib diberikan pada istri. Bila belum mampu membeli, menyewa rumah yang cukup untuk keluarga sudah bisa dilakukan untuk memenuhi kewajiban.

Kesehatan mental istri pun tak kalah luput. Hatinya perlu ditenangkan dan dibahagiakan agar rumah tangga selalu damai dan anak-anak juga tumbuh dengan bahagia.

Selain itu, mencukupi kebutuhan fisik dan biologis istri dengan cara yang baik juga perlu dipenuhi suami. Jangan sampai abai pada kondisi fisik dan psikis istri dan menjadi suami durhaka.

2. Melakukan kekerasan pada istri


Pernikahan dalam Islam bermakna keamanan, ketenangan, perlindungan dan kenyaman rumah tangga. Melansir dari penjabaran Komunitas Muslim Amerika Utara dalam artikel tentang kekerasan dalam rumah tangga, tidak ada kekerasan dalam rumah tangga yang dibenarkan dalam Islam.

Ada banyak penjelasan dalam Quran dan Hadis tentang hubungan antara suami dan istri. Semuanya menjelaskan tentang hubungan yang penuh cinta, saling menghargai dan dihujani kebaikan.

Tentunya ini juga berarti bahwa suami yang melakukan kekerasan pada istrinya bertentangan dengan esensi pernikahan itu sendiri dalam Islam. Tidak heran jika suami yang melakukan kekerasan adalah ciri suami durhaka.

3. Merendahkan istri


Dalam bukunya yang berjudul Principles of Marriage & Family Ethics, Ibrahim Amini menyebutkan bahwa suami merupakan pelindung keluarga. Istri juga merupakan seorang manusia yang memiliki hak atas hidupnya dan kebebasan.

Menikahi seorang istri bukanlah memiliki pembantu, tapi memilih teman hidup sehidup semati. Suami yang memiliki peran utama dalam rumah tanga bukan berarti bisa dengan egois menyalahgunakan kekuasaannya dan menindas istri semaunya. 

Dalam penggalan Surat Al-Baqarah ayat 228 menyebutkan bahwa istri memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya dengan cara yang patut. Sehingga suami yang merendahkan istri bagaimanapun bentuknya merupakan tindakan suami durhaka.

4. Mempergauli istri dengan buruk


Mempergauli istri dengan kekerasan, pemaksaan, melalui dubur serta melakukannya saat haid sangat merugikan istri. Selain memengaruhi kesehatan istri, ini juga akan memberikan dampak psikologis yang buruk bagi istri.

Suami yang memaksa istrinya berhubungan seksual dengan cara yang tidak dibenarkan termasuk suami durhaka. Rasulullah SAW bersabda:

“Istri kalian adalah ladang bagi kalian, maka datangilah ladang kalian di mana dan kapan saja kalian kehendaki. Datangilah dari depan atau belakang, tetapi jauhilah dubur atau ketika haid.” (HR. Tirmidzi)

5. Menuduh istri berzina dan mencari kesalahan istri


Allah berfirman dalam Surat An-Nur ayat 6-7 yang bermakna bahwa suami yang menuduh istrinya berzina, harus mendatangkan 4 saksi untuk mensahkan tuduhannya. Kemudian suami juga perlu bersumpah sekali lagi untuk bersedia menerima laknat Allah jika berbohong.

Namun jika tidak memenuhi syarat ini, maka belum dapat dipastikan tuduhan suami benar. Ini juga dapat digolongkan sebagai tindakan mencari-cari kesalahan istri. Padahal telah disebutkan bahwa, suami tidak boleh mencari-cari kesalahan istri dan bersikap kepada istri.

6. Mengajak berbuat dosa


Suami yang dengan sengaja mengajak istrinya berbuat dosa tergolong dalam suami durhaka. Kewajiban seorang suami adalah menuntun istri dalam kebaikan terutama membimbing dalam hal ibadah.

Ini juga dipertegas dengan firman Allah dalam Surat At-Thamrin ayat 6 yang bermakna bahwa seorang yang beriman dihimbau untuk menjaga diri dan keluarganya dari api neraka. Artinya apa saja yang membawa pada ganjaran api neraka digolongkan dalam perbuatan dosa. Maka jika suami justru mengajak istri berbuat dosa maka suami akan dimintai pertanggungjawabannya kelak oleh Allah. 

Itulah ciri-ciri suami durhaka yang bertentangan dengan Quran dan hadist. Semoga rumah tangga kita selalu dilindungi Allah dan dijauhkan dari kesesatan.

Editor: Aprilia