Keluarga

9 Nama Peralatan Dapur Dalam Bahasa Jawa, ‘Pasrah’ Salah Satunya!

9 Nama Peralatan Dapur Dalam Bahasa Jawa, ‘Pasrah’ Salah Satunya!

Ragam bahasa daerah di Indonesia, bikin penyebutan benda-benda tertentu berbeda antara daerah yang satu dengan yang lainnya. Termasuk juga nama peralatan dapur.

Nah, kali ini Ibumin mau memberikan beberapa informasi mengenai nama peralatan dapur dalam bahasa Jawa, lengkap bersama dengan fungsinya. Peralatan dapur tersebut bahkan sampai sekarang juga masih digunakan, lho!

Informasi ini juga dianggap penting, terutama buat Ibu yang bukan berasal dari suku Jawa, namun tinggal di lingkungan yang mayoritas berbahasa Jawa. Yuk, simak nama peralatan dapur berikut ini.

Nama peralatan dapur lengkap dalam bahasa Jawa

1. Dandang


Alat pengukus yang satu ini paling banyak ditemui di hampir seluruh dapur. Sejak dulu, dandang difungsikan sebagai alat dapur utama untuk mengukus nasi yang telah direbus atau diaron.

Menurut Kamus Bahasa Jawa-Indonesia 1, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dandang adalah periuk besar untuk mengukus nasi, umumnya terbuat dari tembaga. Karena nasi adalah makanan pokok masyarakat Indonesia sejak masa lampau, nggak heran ya kalau dandang jadi alat dapur yang wajib ada di dapur.

Dandang yang terbuat dari tembaga pada jaman dahulu, tidak memiliki pembatas untuk meletakkan beras yang sudah dikukus. Untuk menampung beras tersebut, digunakan kukusan bambu berbentuk runcing di bawah yang kemudian diletakkan dalam dandang berisi air mendidih.

Selanjutnya uap air akan mematangkan nasinya. Pasangan tutup dandang yang terbuat dari tembaga disebut kekeb.

Kalau di zaman sekarang, seluruh bagian dandang terbuat dari alumunium dan hadir dalam berbagai ukuran mulai kecil hingga sangat besar untuk menanak nasi dalam jumlah banyak.

2. Kendhil


Nah, ini dia periuk yang lebih kecil. Biasanya digunakan untuk memasak lauk dan sayur. Kendhil rata-rata terbuat dari tanah liat dengan bagian bawah yang tebal, karena bagian ini yang harus berhadapan dengan api nantinya.

Kendhil biasanya terbuat dari gerabah, dengan kualitas baik tidak mudah pecah dan lebih awet digunakan memasak. Memang jadi agak berat. Tapi setara dengan lezatnya masakan yang dihasilkan karena ada aroma tembikar bakarnya.

Kalau di masa sekarang orang lebih memilih menggunakan panci atau wajan dengan cekungan dalam, ya. Selain karena alasan kepraktisan, panci dan wajan sudah lebih modern dari segi tampilan dan fungsi.

3. Cowek dan ulekan


Nama peralatan dapur dalam bahasa Jawa berikutnya adalah, cowek dan ulekan. Cowek merupakan nama Jawa dari cobek, wadah yang digunakan sebagai alas penghalus atau penggiling bumbu.

Pasangannya adalah ulekan, yang digunakan sebagai penggilingnya. Cowek dan ulekan terbuat dari kayu, batu atau keramik.

Cowek dan ulekan yang terbuat dari batu sendiri sebenarnya adalah warisan dari zaman batu, lho! Karena konsepnya sama, yaitu menghaluskan atau menghancurkan bahan makanan dengan batu untuk mendapatkan saripati, tekstur dan aroma yang diinginkan.

Ada fakta menarik, nih! Cowek yang ukurannya lebih besar memiliki julukan lain, lho, yaitu Layah. Ibu sudah pernah dengar nama peralatan dapur dan fungsinya seperti cowek, belum?

4. Sutil


Beberapa orang mungkin sudah tidak asing dengan nama peralatan dapur yang satu ini. Spatula masak yang biasa digunakan untuk memasak atau mengaduk masakan dalam wajan disebut sutil.

Kalau Ibu sadari, saat ini sudah banyak bentuk spatula masak, ya. Mulai yang menyerupai spatula besar, berbentuk trapesium, berlubang-lubang, atau yang lubangnya bergaris. Semua pengaduk ini tetap dijuluki sutil dalam bahasa Jawa.

5. Irus


Nah, kalau yang satu ini, Ibu-Ibu tahu nggak, ya? Irus adalah sendok sayur, Bu. Peralatan dapur yang digunakan untuk mengaduk masakan berkuah atau makanan lain yang betekstur cair.

Bahkan orang Jawa sendiri sering tertukar menyebut irus dan sutil, kalau belum terbiasa di dapur. 

6. Pasrah


Bukan pasrah pada keputusanmu meninggalkanku, ceritanya ya Bu. Pasrah di sini adalah nama peralatan dapur dalam bahasa Jawa untuk parutan. Karena kegiatan memarut sendiri disebut dengan ‘masrah’.

Benda yang digunakan untuk memarut disebut ‘pasrah’ atau ‘pasrahan’.

7. Lading


Berikutnya ada pisau, yang nama peralatan dapur pisau dalam bahasa Jawa disebut dengan Lading. Melansir dari Perpustakaan Digital Budaya Indonesia, penggunaan kata lading sendiri sebenarnya sudah lama sekali, yaitu pada sekitar tahun 9 masehi. Di abad ke-20 orang Jawa lebih sering menggunakan kata peso untuk menyebut pisau.

Tapi ternyata kata lading masih terbawa hingga abad ke-20 hingga kini. Sehingga orang ada yang menyebut pisau dengan istilah lading, ada yang menyebut peso.

8. Langgen


Langgen adalah nama peralatan dapur dalam bahasa Jawa untuk talenan. Alat yang digunakan sebagai alas saat memotong bahan masakan. Banyak yang beranggapan bahwa talenan sendiri sudah merupakan bahasa jawa.

Sehingga orang tidak banyak menggunakan kata langgen. Padahal langgen-lah yang sebenarnya bahasa Jawa dari papan pemotong ini.

9. Ajang


Masyarakat Jawa sering mengutarakan, “mangan ajang opo iki?” yang artinya “makan dengan piring apa ini?”. Kalimat ini sering diutarakan karena pada beberapa situasi, piring makan tidak haruslah piring pada umumnya.

Bisa saja menggunakan cowek, biasanya pada makanan bersambal, atau daun pisang dan jati, pada makanan seperti pecel, gudeg, dan beberapa jenis makanan manis.

Namun pada dasarnya ‘ajang’ sendiri merujuk pada alas makan, sehingga paling mudah diartikan sebagai piring. Gimana, nih Bu? Kosakata nama peralatan dapur dalam bahasa Jawa di atas, apakah ada yang familiar di telinga Ibu?

Editor: Aprilia