Keluarga

Ampuh! Ini Cara Mengendalikan Emosi Ketika Anak Tantrum

Ampuh! Ini Cara Mengendalikan Emosi Ketika Anak Tantrum

Ketika si kecil mulai tantrum, pekerjaan kantor dan rumah menumpuk mustahil rasanya untuk bisa mengendalikan emosi dalam kondisi ini. Apalagi bala bantuan alias ART belum balik lagi ke rumah kita. Kebayang ya Bu, gimana harus strugling dalam menghadapi hal ini.

Tak jarang orang tua bisa langsung melampiaskan emosi ke anak akibat di kecil menangis tanpa sebab, marah karena keinginannya tidak terpenuhi dan lain sebagainya. Biasanya kalau emosi orang tua sudah tidak terkontrol, cenderung melampiaskannya dengan membentak-bentak hingga meneriaki si kecil.

Berujung meminta maaf ketika anak tidur dan dihantui rasa bersalah yang teramat sangat. Kalau sudah begini, tak jarang Ibu berjanji untuk lebih bisa mengontrol emosinya. Namun nyatanya emosi itu sulit sekali dikendalikan dan kembali dilakukan esok harinya. Supaya hal ini tidak terulang, yuk simak beberapa cara mengendalikan emosi yang bisa Ibu lakukan berikut ini.

Pahami terlebih dahulu apa mau anak


Dilansir dari Very Well Family anak-anak terutama balita memang wajar bila menangis, tantrum, marah atau bahkan merasa takut berlebihan. Ini merupakan respons normal bagi seorang anak.

Namun yang menjadi masalah adalah apabila hal tersebut dilakukan terlalu sering. Sehingga dapat membuat orang tua juga ikut terpancing emosi. Dalam hal ini orang tua memang harus ekstra sabar ya, Bu. Sebab, anak-anak memang belum tahu cara mengendalikan emosi mereka dengan baik.

Seiring dengan berjalannya waktu, mereka akan mempelajari bagaimana cara mengendalikan emosi yang benar. Jadi bersabar adalah jalan terbaik yang harus Ibu lakukan.

Ibu juga bisa melakukan pendekatan dari hari ke hati untuk memahami apa yang diinginkan si kecil. Tanyakan apa yang dirasakannya, apa yang bisa Ibu bantu sehingga secara otomatis emosinya juga ikut mereda.

Alasan mengapa orang tua sulit mengendalikan emosi


Hal ini disebabkan orang tua memiliki rasa takut yang berlebih atas apa yang dilakukan oleh anak. Misalnya saja anak berlari terlalu kencang, orang tua takut bahwa ia akan terjatuh sehingga seringkali melarang mereka untuk berlari dan tak sengaja membentak.   Berujung si kecil jadi tantrum dan marah karena merasa hal yang diinginkannya justru tidak boleh dilakukan.

Biasanya kondisi orang tua yang capek, stress dan banyak tekanan juga menjadi alasan mengapa orang tua sulit mengendalikan emosi pada anak. Padahal anak-anak memang sedang belajar beradaptasi dengan perilaku dan kegiatannya sehari-hari

Lalu bagaimana cara mengendalikan emosi yang baik di depan anak? 


1. Tenangkan diri 

Bu, yuk tarik napas dalam-dalam, lalu keluarkan. Inhale, exhale, ulangi beberapa kali hingga emosi stabil. Biar nggak naik pitam saat anak berbuat sesuatu yang memancing emosi, Ibu juga bisa melipir sebentar ke dalam kamar untuk menenangkan diri sejenak. Hal ini berguna agar Ibu tidak semakin terpancing amarah yang berujung membentak anak.

2. Lakukan pendekatan hati ke hati

Cara mengendalikan emosi ini bisa dilakukan setelah Ibu merasa tenang. Lakukan pendekatan perlahan, ajak anak berbicara dan memberikan arahan untuk tidak mengulangi perilakunya lagi secara tegas. Tanyakan kepada si kecil apa yang sedang dirasakan, berikan solusi atau pujian karena sudah mau berkata jujur atas apa yang dirasakan.

3. Kendalikan intonasi nada bicara

Anak mungkin bisa menjadi salah paham ketika nada bicara Ibu atau Ayahnya mulai tinggi. Mereka akan jadi takut ataupun malah tidak mau mendengarkan. Hal ini hanya akan merugikan orang tua, karena bisa saja terpancing emosi. Coba kendalikan cara bicara selembut mungkin. Semakin sering dilatih, kita bisa menguasai diri dan membuat anak mengerti bahwa perilakunya salah. Jadi intinya, hindari berteriak dan membentak ya Bu!

4. Hindari memukul sebagai hukuman

Menurut Psychology Today memukul hanya akan mengajarkan anak-anak bahwa untuk memecahkan masalah harus dengan kekerasan. Orang tua harus tahu bahwa menghukum anak ketika tantrum bukanlah cara mengendalikan emosi dan solusi yang baik. Hal ini secara langsung hanya akan menanamkan kebiasaan yang tidak terpuji bagi anak. Hukuman hanya akan membuat kita dihantui rasa bersalah. Sebagai gantinya, terapkan batasan dan buat kesepakatan dengan anak.

5. Terima apa yang dirasakan si kecil dan jangan ragu minta maaf

Tidak hanya orang dewasa, anak juga memiliki perasaan yang mungkin tidak bisa dipahami oleh orang tuanya. Nah, disinilah pentingnya pendekatan diri kepada si kecil untuk mengajaknya berbicara apa yang dirasakan. Nggak ada salahnya, lho Bu untuk meminta maaf terlebih dahulu.

Misalnya saja Ibu bisa katakan “Maaf ya nak, kalau Ibu belum bisa mengerti maksud kamu. Mulai sekarang kamu boleh cerita apa saja yang kamu rasakan ke Ibu”. Hal ini bisa diartikan oleh anak bahwa orang tuanya bisa menjadi pendengar yang baik yang dapat ia percaya untuk meluapkan apa yang mereka rasakan. Ketika orang tua sudah bisa mengatur cara mengendalikan emosinya dengan baik. Maka anak akan belajar hal berikut:

  • Memiliki rasa emosi tidaklah buruk. Emosi merupakan bagian dari diri manusia yang bisa dikendalikan dengan baik.
  • Dengan menerima emosi dalam dirinya, anak jadi tahu bagaimana cara mengendalikan emosi yang benar.
  • Anak jadi lebih merasa nyaman dan percaya dengan dirinya serta cenderung memiliki emosional yang lebih sehat karena tidak merasa takut akan dihukum.
  • Hubungan antara orang tua dan anak menjadi lebih kuat, karena saling tahu bagaimana cara mengendalikan emosi yang benar ketika masing-masih sedang dalam keadaan emosi.

Nah, semoga dengan cara mengendalikan emosi ini para orang tua bisa lebih sabar lagi dalam menghadapi anak-anak yang sedang tantrum ya Bu. Sebab seperti kata pepatah, kesabaran orang tua tidaklah ada batasnya untuk sang anak. So, enjoy parenthood ya Bu.

Penulis: Aprilia Ramdhani
Editor: Dwi Ratih