Memiliki rambut lurus mungkin menjadi dambaan bagi tiap wanita. Rambut lurus dianggap lebih mudah ditata dan terlihat lebih rapi dibandingkan rambut keriting.
Berbagai cara rela dilakukan demi mendapatkan rambut lurus yang permanen, misalnya saja dengan cara smoothing rambut. Teknik ini merupakan cara instan yang masih digandrungi hingga sekarang.
Sebab teknik smoothing rambut dapat membuat rambut tampak lebih lurus meski tidak diblow ataupun dicatok setiap hari lho. Teknik ini juga cukup membuat rambut lurus bertahan lama yakni bisa sekitar 3-6 bulan.
Akan tetapi sayangnya teknik ini ternyata juga memiliki efek buruk bagi rambut. Sama seperti prosedur rambut lainnya, smoothing yang tidak dilakukan dengan benar dan melebihi batas wajar, dapat memberikan efek negatif bagi rambut.
Terutama jika smoothing rambut dilakukan tanpa diimbangi dengan perawatan ekstra setelahnya. Apalagi proses smoothing rambut melibatkan krim atau cairan yang mengandung banyak sekali bahan kimia yang dapat mengubah struktur rambut.
Lalu apa saja sih bahaya smoothing rambut lainnya? Kemudian bagaimana cara aman smoothing rambut yang benar? Simak ulasan berikut ini ya Bu.
Apa itu smoothing rambut?
Melansir Times of India smoothing adalah teknik meluruskan rambut menggunakan obat yang mengandung keratin, jenis protein yang menyusun kulit, kuku, dan rambut manusia. Nah, nantinya obat tersebut diaplikasikan pada rambut sebelum diluruskan menggunakan catokan rambut.
Hasil smoothing tidak selalu permanen, tergantung dari kekuatan rambut dan seberapa sering kita mencuci rambut atau keramas. Biasanya rambut akan kembali seperti semula sekitar 3 atau 6 bulan setelah smoothing.
Mengingat banyaknya bahan kimia dalam obat smoothing, bukan tidak mungkin obat tersebut memiliki efek smoothing rambut ya Bu. Biasanya terdapat iritasi ringan berupa, gatal di kulit kepala dan obat yang perih jika terkena mata. Untuk efek jangka panjang sendiri biasanya rambut akan kering, rontok, ujung rambut bercabang dan lain sebagainya
Ragam bahaya smoothing rambut
Melakukan smoothing rambut tentu dapat membuat penampilan rambut Ibu tampak lebih rapi dan terlihat cantik. Sayangnya, dibalik semua itu tentu ada bahaya smoothing rambut yang bisa mengancam. Melansir Sylecraze berikut adalah bahaya smoothing rambut yang sering kita alami.
1. Rambut rontok berlebihan
Rambut yang rontok tentu memiliki dampak pada kecantikan. Rambut rontok merupakan dampak dari bahaya smoothing rambut yang paling sering terjadi.
Hal ini diakibatkan oleh obat kimia dan proses pelurusan menggunakan catokan yang dapat membuat rambut kering, akarnya menjadi rapuh dan berujung kerontokan. Efek smoothing rambut nantinya dapat membuat kekuatan menjadi berkurang, rambut terlihat tidak berkilau dan kusam.
2. Pusing, mata perih, dan iritasi kulit
Selain kerontokan rambut, efek smoothing rambut selanjutnya adalah biss menyebabkan kepala pusing, mata perih dan iritasi kulit akibat aroma dari obat smoothing yang sangat kuat. Bahan kimia dalam obat tersebut juga bisa membuat kulit menjadi iritasi.
3. Dampak pada kelembutan alami rambut
Tanpa melakukan smoothing rambut, sejatinya rambut manusia sudah lembut secara alami lho Bu. Bahaya smoothing rambut lainnya adalah bisa membuat kelembutan alami tersebut semakin hilang dan hanya menyisakan rambut bercabang dan kasar jika di pegang.
4. Membuat rambut menjadi terlalu kering
Lagi lagi, rambut yang kering ini akibat dampak dari obat dan proses smoothing rambut yang perlu berkali-kali dilakukan untuk mendapatkan rambut lurus sempurna. Tapi justru bahaya smoothing rambut ini dapat membuat rambut menjadi terlalu kering.
5. Rambut bercabang
Rambut yang kering bisa menyebabkan ujung rambut menjadi bercabang. Kerusakan rambut ini jika didiamkan dapat menyebabkan rambut rontok hingga kebotakan lho, Bu!
6. Rambut berketombe dan lepek
Hal ini akibat dari obat smoothing rambut yang cukup keras efeknya pada rambut. Sehingga membuat kulit kepala menjadi gatal, kering, rambut rontok dan mengundang ketombe. Setelah rambut berketombe maka kulit kepala akan lebih berminyak dan membuat rambut menjadi lepek.
Cara smoothing rambut yang aman dan benar
Agar rambut tetap sehat setelah melakukan smoothing, maka perlu teknik yang tepat. Berikut adalah cara smoothing rambut yang aman dan benar:
- Pakai obat smoothing rambut dengan merk yang terdaftar dan jelas;
- Gunakan shampoo dan kondisioner untuk melindungi rambut dari bahaya obat smoothing;
- Pijat kulit kepala perlahan agar lebih rileks dan kulit kepala tidak kaget jika terkena obat smoothing;
- Keringkan dan sisir rambut dengan lembut agar tidak mengganggu proses smoothing rambut;
- Bagi rambut ke dalam beberapa bagian, sisir dan oles rambut dengan obat secara bertahap;
- Pastikan kulit kepala tidak terkena obat secara langsung;
- Cuci rambut dengan menggunakan air hangat agar rambut dan kulit kepala menjadi rileks kembali setelah terkena paparan obat smoothing; dan
- Gunakan vitamin rambut setelah proses smoothing selesai. Ini merupakan tahap penting yang tidak boleh dilewatkan ya Bu.
Bolehkah Ibu hamil smoothing rambut?
Mengingat adanya bahan kimia berbahaya yang diperlukan dalam proses smoothing rambut maka melakukan smoothing rambut selama hamil tentu ada pro kontranya ya Bu. Melansir Baby Center kita tidak pernah tahu seberapa toleran tubuh saat hamil terhadap bahan kimia berbahaya tersebut.
Sebuah studi menunjukkan bahwa penggunaan produk pelurus rambut tidak akan meningkatkan risiko kelahiran prematur atau bayi yang berat badannya rendah. Akan tetapi, studi ini tidak meneliti cacat pada kelahiran.
Ibu sebaiknya menghindari perawatan kimia smoothing rambut selama masa kehamilan. Jika hendak melakukan perawatan, hindari perawatan yang berlabel keratin atau Brazilian hair treatment. Lalu, Ibu menyusui bolehkah smoothing rambut?
Kembali lagi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa mewarnai atau smoothing rambut memiliki efek saat menyusui. Hanya saja hal ini perlu dipertimbangkakn terkait penggunaan bahan kimia yang terdapat pada produk smoothing yang digunakan ya Bu. Ada baiknya sebelum berniat melakukan smoothing rambut, konsultasikan terlebih dahulu ke dokter agar lebih aman.
Editor: Dwi Ratih
