Keluarga

Seberapa Efektifkah Blended Learning di Masa Pandemi?

Seberapa Efektifkah Blended Learning di Masa Pandemi?

Blended learning di masa pandemi belakangan sangat populer. Apa sih blended learning dan hybrid learning itu?

Pandemi Covid-19 sudah berlalu selama 1,5 tahun. Bukanlah hal yang mudah bagi pihak sekolah dan universitas untuk mengubah sistem pembelajaran yang biasanya penuh tatap muka menjadi sistem pembelajaran daring. Dibutuhkan usaha dan tenaga banyak serta biaya yang tidak sedikit.

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi yang terus berkembang menyesuaikan kebutuhan dan permintaan manusia. Hadirnya pandemi memaksa pihak sekolah, pemerintah, serta murid sendiri untuk beradaptasi untuk menyikapi kebijakan pembatasan berjarak. 

Metode blended learning di masa pandemi kerap dipandang sebagai metode pembelajaran terbaik.

Pendidikan di masa pandemi

seberapa-efektifkah-blended-learning-di-masa-pandemi-1

Pelaksanaan pendidikan di Indonesia pada masa pandemi sebagian besar dilaksanakan dengan sistem belajar dari rumah atau pembelajaran daring. Pembelajaran daring merupakan hal baru terutama bagi sekolah formal sehingga memberikan tantangan tersendiri bagi guru dan pengelola pembelajaran.

Praktik pembelajaran daring tidak luput dari berbagai kendala karena guru dan murid yang tidak dapat bertatap muka langsung akan menciptakan banyak masalah. Oleh karena itu, guru dan pihak sekolah harus menyesuaikan diri. 

Salah satunya harus kreatif dan inovatif dalam pembelajaran daring. Maka muncullah metode blended learning di masa pandemi.

Apa itu Blended Learning di masa pandemi?

seberapa-efektifkah-blended-learning-di-masa-pandemi-2

Secara istilah, blended learning artinya campuran atau kombinasi dari berbagai sistem pembelajaran.

Ini membuat definisi metode pembelajaran blended learning artinya gabungan dari keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap-muka dan secara virtual.

Blended learning menurut para ahli adalah sebuah kemudahan pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, dan gaya pembelajaran. 

Metode ini juga memperkenalkan berbagai pilihan media dialog antara fasilitator dengan orang yang mendapat pengajaran. Blended learning juga merupakan kombinasi pengajaran langsung (face-to-face) dan pengajaran daring yang dianggap sebagai elemen interaksi sosial. 

Sistem Blended learning menurut para ahli, menuntut pengajar untuk mengembangkan kreativitasnya agar anak-anak atau peserta didik dapat berinteraksi secara terbuka baik kepada guru maupun teman-temannya. Hal ini seperti yang diutarakan oleh Kepala Sekolah Murid Merdeka, Laksmi Mayesti. 

Sistem Blended learning di TK SMM juga mengintegrasikan antara teknologi dan pedagogi atau metode ajar yang baik. Blended learning artinya bukan berarti orangtua membiarkan siswa begitu saja bagi anak TK.

Blended learning menurut para ahli seperti yang diutarakan oleh Yusep Rohmansyah, Ph.D dari Kelompok Keahlian Teknologi Informasi ITB, menyatakan bahwa teknologi diperlukan untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, berbasis pengalaman, efektif, dan interaktif. B

ukan malah menghilangkan esensi dari pendidikan, melainkan melengkapi metode pembelajaran konvensional.

Home visit merupakan salah satu solusi untuk menjembatani antara pembelajaran daring dan pembelajaran tatap muka. Tentu saja home visit dilakukan tanpa mengabaikan protokol kesehatan seperti:

  • Satu kelompok belajar tidak lebih dari 5 siswa. Banyak guru yang melakukan home visit hanya kepada 1 murid saja;
  • Mematuhi protokol kesehatan dengan 5M (Mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas); dan
  • Kegiatan pembelajaran tidak lebih dari 2 jam dan siswa yang sakit tidak usah mengikuti pembelajaran.

Dengan home visit, diharapkan kegiatan pembelajaran di pandemi menjadi lebih maksimal.

Peran orang tua pada sistem pembelajaran blended learning di masa pandemi

seberapa-efektifkah-blended-learning-di-masa-pandemi-3

Orangtua diharapkan bisa mengetahui perkembangan anaknya dengan terlibat secara langsung tanpa harus merasa terbebani karena seolah-olah sistem pembelajaran daring cenderung hanya memberatkan orangtua dan anak-anak. Metode pembelajaran blended learning di TK juga saat menganjurkan agar orangtua mendampingi anak.

Hybrid learning

Metode blended learning dan hybrid learning adalah metode yang dapat menjadi alternatif di Indonesia menghadapi era digital. Mirip blended learning, hybrid learning adalah pembelajaran yang menggabungkan berbagai pendekatan pembelajaran, yakni pembelajaran tatap muka, pembelajaran berbasis komputer, dan pembelajaran berbasis daring.

Manfaat Blended learning dan hybrid learning

seberapa-efektifkah-blended-learning-di-masa-pandemi-4

Ada beberapa manfaat blended learning dan hybrid learning yang dirasakan pada era digital kali ini, termasuk pada masa pandemi. Apa sajakah?

1. Lebih efektif dan efisien

Setiap peserta didik memiliki cara belajar yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Dengan demikian, peserta didik pun lebih fleksibel untuk memaksimalkan penyerapan materi. Keuntungan ini juga berlaku pada hybrid learning dan blended learning di TK karena membuat kolaborasi bersama antara tenaga ajar, murid, dan Orang Tua.

Peserta didik dapat mengatur dan memilih waktu belajar sendiri di mana saja dan kapan saja. Ini akan membuat biaya sekolah terpangkas hingga 50% lebih rendah dibandingkan dengan cara belajar konvensional. Oleh karena itu, metode blended learning di masa pandemi lebih efektif.

2. Tren belajar di masa depan

Tidak hanya bagi tenaga pengajar dan peserta ajar, ternyata metode blended learning di masa pandemi ini diminati oleh banyak kalangan, termasuk oleh institusi dan perusahaan. Ini disebabkan karena metode-metode ini didukung dengan berbagai ragam kemudahan seseorang dalam mencari informasi tertentu.

3. Mendukung pengembangan keterampilan digital peserta didik dan pengajar

Keberadaan blended learning di masa pandemi disadari atau tidak mampu meningkatkan keterampilan digital dalam proses belajar mengajar baik bagi peserta didik ataupun pengajar. Dengan menggunakan perangkat digital sebagai pendukung blended learning di masa pandemi, para pendidik dapat  berinteraksi secara intens dengan pengajar.

Apakah si kecil juga turut mengikuti metode blended learning di masa pandemi?

Editor: Dwi Ratih