Ibupedia

Jadi Penyebab Kematian Terbesar Kedua, Kenali Gejala Kanker Anak Sejak Dini

Jadi Penyebab Kematian Terbesar Kedua, Kenali Gejala Kanker Anak Sejak Dini
Jadi Penyebab Kematian Terbesar Kedua, Kenali Gejala Kanker Anak Sejak Dini

Jarang ditemui pada anak, bukan tidak mungkin anak mengidap penyakit kanker. Seringkali tiba-tiba muncul tanpa orang tua sadari sebelumnya.

Mengenali gejala kanker anak sebaiknya dilakukan orang tua ,sebagai bentuk antisipasi agar segera mendapat penanganan sebelum stadium semakin meningkat. Apa saja gejala kanker anak dan penyebab yang melatarbelakanginya?

Kanker pada anak


Melansir dari Yayasan Onkologi Anak Indonesia, terdapat 14,000 kasus kanker anak setiap tahunnya. Kasus-kasus ini adalah temuan baru, dan banyak jumlahnya karena orang tua yang belum mendapatkan pengetahuan tentang gejala kanker anak dan pentingnya pengenalan sejak dini.

Selain itu para orang tua juga kurang mendapat informasi terkait kanker pada anak. Sehingga menurunkan tanggapnya penanganan segera terhadap anak yang terkena kanker.

Miris sekali ya, Bu. Karena persentase kasusnya tidak tinggi, banyak orang tua tidak menaruh kekhawatiran besar pada satu jenis penyakit ini. Padahal, kanker anak perlu diketahui gejalanya sedini mungkin untuk memperbesar kesempatan sembuh.

Kanker anak sendiri merupakan penyebab kematian terbesar kedua. Melansir dari Cleveland Clinic, dengan penyembuhan terkini lebih dari 80%, penderita kanker anak bisa bertahan hingga 5 tahun setelah terkena kanker. Meski potensi kanker kedua masih besar dialami.

Dijelaskan dalam laman Penyakit Tidak Menular Indonesia, Kementerian Kesehatan, kanker adalah pertumbuhan sel atau jaringan yang tidak dapat dikendalikan, tidak bisa mati dan terus bertambah. Sel-sel ini juga bisa menyebar ke jaringan tubuh lain.

Kategori kanker pada anak adalah kanker yang menyerang anak di bawah 18 tahun, tidak menutup kemungkinan anak yang berada dalam kandungan. Jenis kanker anak yang banyak ditemui di Indonesia adalah:

  • Leukemia, 2.8 per 100,000 anak
  • Retinoblastoma, 2.4 per 100,000 anak
  • Osteosarkoma, 0.97 per 100,000 anak
  • Limfoma maligna, 0.75 per 100,000 anak
  • Karsinoma nasofaring, 0.43 per 100,000 anak, dan
  • Neuroblastoma, 10.5 per 1,000,000 anak.

Gejala kanker anak


Kanker pada anak termasuk lebih sulit disadari keberadaannya, karena hampir semua anak belum mampu menjelaskan rasa sakit yang dialaminya. Lain halnya dengan orang dewasa, yang mungkin menyadari ada yang salah dalam tubuhnya dan bisa langsung melakukan pemeriksaan.

Menurut laman Unit Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, secara umum gejala kanker anak meliputi tanda-tanda di bawah ini:

  • Demam tanpa sebab
  • Sakit kepala yang terus menerus dan sulit hilang
  • Nyeri pada tulang dan otot, serta seluruh tubuh
  • Perut membuncit, berbeda dari ‘buncit’ khas anak-anak
  • Batuk yang tak kunjung reda
  • Penurunan drastis berat badan anak
  • Muncul benjolan atau pembengkakan yang tidak nyeri tanpa sebab pasti
  • Sering berkeringat di malam hari.

Gejala lain yang muncul sebagai tanda anak mengidap kanker adalah badan mudah memar, mual dan muntah tanpa sebab. Bila kanker anak menyerang mata, terdapat bintik putih pada pupil serta penurunan kemampuan penglihatan.

Lebih lanjut, gejala kanker anak dijabarkan oleh Penyakit Tidak Menular Indonesia, di antaranya:

1. Leukemia


Kanker sel darah merah yang berasal dari sumsum tulang belakang. Gejalanya:

  • Pucat
  • Lemah
  • Nafsu makan menurun
  • Rewel
  • Pembesaran organ dalam seperti hati, limpa dan kelenjar getah bening
  • Perdarahan
  • Nyeri tulang, sehingga anak cenderung menangis saat diminta berdiri
  • Pembesaran dan pengerasan buah zakar
  • Kejang dan penurunan kesadaran.

2. Retinoblastoma

Kanker primer pada mata yang biasa dijumpai pada anak di bawah 5 tahun. Gejalanya:

  • Bintik putih pada pupil
  • Mata tampak seperti mata kucing
  • Juling
  • Pembesaran bola mata
  • Peradangan jaringan bola mata
  • Kemerahan
  • Anak merasa penglihatannya buram.

3. Osteosarkoma

Kanker tulang yang meneyerang tulang anak. Gejalanya:

  • Nyeri pada tulang di malam hari atau setelah beraktivitas
  • Bengkak dan kemerahan
  • Teraba hangat di tulang
  • Gerakan tulang terbatas
  • Demam
  • Penurunan berat badan
  • Mudah lelah.

4. Limfoma Maligna


Kanker primer yang menyerang kelenjar getah bening yang bersifat pada. Gejalanya:

  • Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak dan pangkal paha tanpa rasa nyeri
  • Saluran pencernaan terhambat
  • Sulit bernafas
  • Lemah dan lesu
  • Penurunan berat badan dan tidak nafsu makan.

5. Karsinoma nasofaring

Kanker yang menyerang area antara hidung dan tenggorokan. Gejalanya:

  • Ingus bercampur darah
  • Sering pilek dan air ludah mengental
  • Mimisan
  • Telinga berdengung
  • Hidung tersumbat
  • Telinga terasa penuh dan nyeri.

6. Neuroblastoma

Kanker yang berkembang pada sl saraf yang belum matang. Gejala kanker anak ini adalah:

  • Mata menonjol da nada pendarahan di sekitar mata
  • Nyeri tulang
  • Perut terasa penuh dan mengalami diare
  • Kontraksi pupil
  • Satu kelopak mata menurun
  • Mata kering
  • Nyeri dan lumpuh
  • Gangguan fungsi usus dan kandung kemih.

Apa penyebab kanker anak?


Berbeda dari kanker pada orang dewasa, disebutkan dalam Better Healthkanker pada anak tidak disebabkan karena gaya hidup tidak sehat, merokok atau alkohol. Kanker pada anak disebabkan karena, kelainan genetik atau pengaruh penyakit bawaan yang berkembang menjadi kanker.

Kelainan genetik ini bisa terjadi sejak dalam kandungan, bukan di awal-awal kehidupan anak. Tidak diketahui secara pasti apa yang menyebabkan perubahan genetika, yang terjadi ketika bayi tumbuh dalam rahim.

Meski memang paparan radiasi pernah diteliti menjadi penyebabnya. Namun secara umum, belum ada kepastian mengapa terjadi perubahan genetika saat pembentukan tubuh.

Bila Ibu mendapati anak mengalami gejala kanker anak seperti di atas, segera temui dokter untuk melakukan pemeriksaan lengkap untuk mengetahui jenis kanker dan penanganan cepat di awal diagnosa. Tujuannya agar bisa ditangani segera dan lebih cepat dalam proses penyembuhannya.

Editor: Aprilia