Varian Omicron diketahui lebih banyak tidak menimbulkan gejala, lantas bagaimana dengan obat Covid-19?
Masyarakat yang positif tanpa gejala karena varian omicron diminta untuk tetap isolasi mandiri di rumah dan melakukan telemedicine dengan dokter.
Namun satu hal yang kini harus ditegaskan adalah, obat Covid-19 yang dahulu digunakan oleh para dokter terbukti sudah tidak efektif untuk mengobati pasien.
Bahkan terapi darah plasma convalescent pun dianggap sudah tidak ampuh menjadi obat Covid-19 di gelombang 3 ini.
Nah, untuk itu berikut adalah penjelasan dari Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban melalui akun Instagramnya @profesorzubairi tentang 5 jenis obat Covid-19 di Indonesia yang terbukti sudah tidak bermanfaat.
5 jenis obat Covid-19 yang tidak bermanfaat
1. Ivermectin
Pada awal pandemi Covid-19 obat Ivermectine memang cukup dikenal oleh masyarakat. Namun, menurut Prof Beri obat ini terbukti sudah tidak bermanfaat lagi dalam menekan virus dalam tubuh manusia.
Bahkan sejak awal, obat Covid-19 ini memang tidak disetujui penggunaannya oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO serta regulator obat Uni Eropa. Menurut Prof Beri, banyak laporan pasien yang memerlukan perhatian medis, termasuk rawat inap, setelah konsumsi Ivermectin.
2. Klorokuin
Di awal pandemi kemarin, klorokuin memang banyak dipakai oleh ratusan orang di dunia. Sayangnya obat Covid-19 di Indonesia ini justru sudah tidak bermanfaat, bahkan dapat berbahaya bagi jantung lho! Nggak hanya itu, manfaat antivirusnya justru sama sekali tak ada.
Sehingga obat Covid-19 klorokuin dianggap sudah tidak bermanfaat lagi untuk para pasien. Buat kamu yang sedang positif dan hendak membeli obat ini, ada baiknya segera urungkan niat ya Bu!
3. Oseltamivir
Oseltamivir sebenarnya merupakan obat untuk influenza. Tidak ada bukti ilmiah bahwa obat ini bisa mengobati Covid-19. Bahkan WHO menyatakan bahwa obat ini tidak berguna sama sekali dalam menangani Covid-19.
Terkecuali pasien positif influenza yang jenisnya amat jarang ditemukan di Indonesia. Melansir Mayo Clinic oseltamivir merupakan obat untuk virus influenza tipe A (setara flu burung) dan B. Obat ini juga tidak cocok bagi penderita gangguan jantung, liver dan organ dalam lainnya.
4. Plasma convalescent
Siapa sih yang nggak kenal obat Covid-19 yang satu ini? Plasma convalescent terkenal menjadi salah satu obat Covid-19 paling ampuh sekaligus paling mahal yang ada di Indonesia. Sayangnya, terapi plasma darah tersebut saat ini sudah tidak bermanfaat bagi pasien Covid-19.
Selain itu, pemberian terapi plasma darah ini perlu banyak waktu. WHO pun tidak merekomendasikan obat ini, kecuali dalam konteks uji coba acak dengan kontrol.
5. Azithromycin
Obat Covid-19 yang terakhir dan terbukti sudah tidak ampuh dalam membunuh virus adalah azithromycin. Obat ini terbukti tidak bermanfaat baik skala ringan maupun sedang.
Terkecuali ditemukan bakteri selain virus penyebab Covid-19 dalam tubuh pasien. Bahkan menurut National Health Services (NHS) azithromycin merupakan obat golongan antibiotik yang justru banyak digunakan untuk mengobati infeksi seperti; infeksi telinga, kulit, leher dan beberapa penyakit terkait infeksi seksual.
Sementara itu, efek samping dari obat ini adalah diare, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, kehilangan indra perasa, pusing dan kelelahan. Penderita diabetes akut dan penyakit dalam lainnya dilarang keras untuk konsumsi obat ini.
Obat Covid-19 yang boleh digunakan
Nah, kalau semua jenis obat Covid-19 di atas sudah tidak boleh diminum lantas pilihannya apa ya Bu? Menurut Prof Beri, ada beberapa pilihan obat Covid-19 untuk antivirus yakni avigan, favipiravir, molupiravir serta remdesivir yang bisa digunakan untuk membantu menekan virus.
Selain itu, bagi pasien yang positif Covid-19 dan sedang melakukan isolasi mandiri, melansir website Kementerian Kesehatan Indonesia kini bisa mendapatkan obat gratis. Caranya melalui telemedicine yang bisa diakses melalui website https://isoman.kemkes.go.id/.
Kemenkes telah bekerja sama dengan 17 platform telemedicine, yaitu Aido Health, Alodokter, GetWell , Good Doctor, Halodoc, Homecare24, KlikDokter, KlinikGo, Lekasehat, LinkSehat, Mdoc, Milvik Dokter , ProSehat, SehatQ, Trustmedis, Vascular Indonesia, YesDok. Setelah mengakses website dengan hasil PCR positif, usai konsultasi pasien akan mendapatkan paket obat gratis, diantaranya:
- Paket A: untuk pasien tanpa gejala, terdiri dari multivitamin C, B, E, dan Zinc 10 tablet
- Paket B: untuk pasien bergejala ringan terdiri dari multivitamin C, B, E, dan Zinc 10 tablet, Favipiravir 200mg 40 kapsul, atau Molnupiravir 200 mg – 40 tab dan parasetamol tablet 500mg (jika dibutuhkan)
Akan tetapi, obat Covid-19 di luar paket harus ditebus dan dibayarkan di luar layanan telemedicine Isoman ya Bu. Jadi hanya dua paket yang di atas saja yang digratiskan oleh pemerintah.
Editor: Dwi Ratih