Kesehatan

Masih Ada Harapan! Tangani Anak Alergi Dengan Terapi Akupunktur

Masih Ada Harapan! Tangani Anak Alergi Dengan Terapi Akupunktur

Faktor pemicu alergi pada anak memang sangat beragam. Beberapa diantaranya yang dicurigai adalah mulai dari makanan, debu, cuaca, hingga bulu hewan.

Gejala yang ditimbulkan pada anak alergi juga beragam, mulai dari gatal, hingga asma. Kedua gejala ini memang sangat mengganggu, dan bisa bikin anak jadi nggak nyaman.

Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, Parents nggak perlu khawatir lagi. Karena sebenarnya ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi anak alergi.

Salah satunya dengan terapi akupunktur anak. Seberapa amankah terapi ini? Serta bagaimana soal keefektifannya dalam mengatasi anak alergi?

Jenis alergi apa yang paling sering terjadi pada anak? 


Dalam kesempatan Instagram Live Acu4Health X Ibupedia, Dr. A.A.A. Putu Indah Pratiwi, Sp.A atau yang biasa disapa dokter Iin mengatakan, alergi merupakan sebuah reaksi pada imun tubuh manusia yang timbul dengan cara yang nggak biasa. Reaksinya terkadang menimbulkan seakan-akan suatu benda dianggap sangat berbahaya.

“Misalnya susu sapi, seharusnya nggak bahaya buat kita. Tapi untuk anak alergi, tubuhnya bisa bereaksi karena alergi (bisa dari saluran napas atau saluran cerna,” jelas dokter Iin.

Mengenai jenis alergi yang paling awam terjadi pada anak dokter Iin menjelaskan, dermatitis atopik (alergi di kulit) jadi yang paling sering ditemui. Munculnya alergi ini dimulai pada usia 1 bulan ke atas, reaksinya berupa ruam di pipi.

Nah, mengenai penyebab dari dermatitis atopik ini sendiri kebanyakan adalah susu sapi. Untuk anak-anak yang usianya sudah jauh lebih besar, gejala-gejala yang timbul bisa lebih beragam, Salah satunya terkait saluran napas (pilek rhinitis alergi dan asma)

Mengenai penyebabnya biasanya adalah paparan debu, tungau, bulu hewan dan yang jarang disadari adalah mold atau jamur yang muncul di ruangan kamar yang lembab. Alergi termasuk golongan reaksi cepat, sehingga dapat menimbulkan reaksi tertentu.

Beberapa reaksi anak alergi yang rentan timbul diantaranya adalah:

  • Gatal-gatal di kulit (timbulnya sangat cepat)
  • Bersin-bersin
  • Hidung meler/tersumbat
  • Gatal pada mata/berair
  • Batuk
  • Napas berat
  • Asma (hingga muncul bunyi mengi).

Mengatasi anak alergi, apa yang bisa dilakukan orang tua?


Menurut pada ahli dari Medical News Today saat ini dapat dikatakan alergi memang merupakan gangguan kesehatan yang nggak bisa disembuhkan. Jadi tubuh anak biasanya sudah memiliki ‘memori’, jika suatu saat bertemu lagi dengan paparan atau pencetus alergi, maka akan timbul reaksi yang sama.

Menurut dokter Iin, pada kondisi anak alergi, prinsip utamanya yang perlu digaris bawahi adalah melakukan upaya penghindaran paparan alergen tersebut. Kalau sudah menimbulkan reaksi, maka Parents harus punya obat-obatan khusus untuk meredakan gejala.

Obat antihistamin adalah salah satu contohnya ataupun obat-obatan lain untuk mencegah serangan asma. Mengatasi anak alergi ini sejatinya cukup challenging.

Mengingat pemicunya tidak terlihat, misalnya seperti tungau yang terkadang walau sudah membarrier tubuh anak dengan masker, tetap saja tembus. Mengenai cara menghindari alergi selain menghindari faktor pemicunya, kita juga perlu menjaga kondisi tubuh anak dan menjaga kebersihan lingkungan

Misalnya untuk mencegah anak gatal-gatal di kulit, Parents bisa menjaga agar kulit anak tetap lembab dan tidak kering. Mengingat tungau sangat gemar menempel pada kulit manusia yang kering dan kotor.

Bisa juga menghindari paparan polutan, rajin mencuci hidung, menggunakan penjernih udara di dalam rumah, menghindari makanan pemicu alergi dan menjaga kebersihan. Pada penanganan medis, mengatasi anak alergi juga bisa dilakukan dengan teknik akupunktur anak.

Seberapa aman dan efektifkah terapi akupuntur ini?


Mengenai hal ini, Dr. Stefanus Agung Budianto, SpAk mengungkapkan, terapi akupunktur anak memang bisa membantu mengendalikan gejala. Seperti yang dikatakan dokter Iin, alergi bukanlah suatu kondisi yang bisa disembuhkan, namun tetap bisa dikendalikan gejalanya.

“Yang orang tahu, terapi akupunktur akan menggunakan jarum sebagai alat terapi utama. Tapi yang perlu digaris bawahi, terapi akupunktur anak efeknya nggak bisa instan dan memerlukan efek akumulasi,” jelas dokter Agung.

Jadi ketika Parents datang ke dokter untuk meminta terapi akupunktur, saat alergi anak sedang kambuh, jelas hal ini nggak bisa dilakukan. Diperlukan terapi yang cukup banyak, agar terjadi reaksi regulasi dalam imun tubuh.

Kalau kondisi imunnya lebih baik, maka otomatis gejalanya juga akan berkurang dan terkendali. Nah, yang kedua menurut dokter Agung, akupuntur juga nggak bisa dilakukan ketika anak menolak (tantrum atau takut).

Untuk melakukan terapi akupunktur anak, maka si kecil juga perlu dipersiapkan agar lebih tenang. Sehingga, sebelum melakukan tindakan, dokter Agung menyarankan agar Parents bisa mengajak anak datang terlebih dahulu ke tempat terapinya.

Agar anak lebih familiar dengan teknik terapi yang nantinya akan dilakukan. Apalagi teknik ini menggunakan alat khusus yang asing bagi anak.

Namun sebenarnya, terapi akupunktur anak ini nggak harus menggunakan jarum ya, Parents. Karena ada teknik lain yang bisa dilakukan seperti; laser, akupressure (pemijitan di bagian-bagian tubuh tertentu) yang harus dilakukan tiap hari oleh orang tuanya, dan juga tentunya menggunakan jarum.

Mengenai titik penanganan anak alergi sendiri biasanya ada di lengan, kaki dan punggung. Jadi nggak mesti menggunakan jarum ya, Parents. Sehingga dapat dikatakan terapi akupunktur anak ini sangat aman dan cukup efektif.

Berapa lama waktu yang diperlukan untuk terapi?  


Dokter Agung menjelaskan, mengenai waktu terapi yang dilakukan berulang tergantung pada keparahan alergi yang ditimbulkan. Kalau pada kondisi anak alergi yang nggak terlalu berat, sesuai terapi yang diperlukan sekitar 1-3 kali/minggu.

Dengan catatan obat-obatan yang diberikan pada dokter tetap rutin diminum agar gejalanya lebih terkendali. Efektifitasnya sendiri kemungkinan baru bisa dirasakan pada 4-8 minggu.

Nah, mengenai waktu pengerjaan terapi akupuntur anak ini sangat bervariasi, antara 30 menit sampai 1 jam. Apa saja yang kerjakan?

Biasanya dokter akan mendiagnosa alergi anak dengan wawancara ke orang tuanya terlebih dahulu, tentang kondisi anak alergi dan gejala yang timbul. Baru setelahnya dokter bisa negosiasi ke anak maupun orang tua, mengenai teknik dan alat akupuntur yang akan dilakukan pada si kecil.

“Semua harus sesuai dengan persetujuan anak, kalau anak menolak atau kurang kooperatif, dokter akan memilih teknik dan alat lain yang seusai,” tambah dokter Agung.

Melakukan akupuntur, perlukah surat rujukan dari dokter anak?


Menurut dokter Iin, biasanya ia akan merujuk anak melakukan opsi pengobatan lain jika kondisi alerginya sulit dikontrol. Misalnya dengan kondisi asma pada anak yang dialami salah satu pasiennya, yang juga sudah dibekali obat pengontrol tetap sulit meredakan gejalanya.

Biasanya orang tua akan bertanya, mengenai opsi lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi anak alergi. Salah satunya adalah terapi akupunktur anak.

Dokter Iin juga nggak akan sembarangan merujuk jika nggak ada basic penelitiannya, mengingat terapi akupunktur anak ini sudah ada penelitian lengkap dan dapat membantu mengatasi alergi, jadi pasien akan dirujuk melakukan terapi akupunktur. Sebagai alternatif terapi tanpa obat.

Hasilnya, anak yang dirujuk tersebut saat ini sudah lepas obat kontroler dan menyelesaikan terapi. Sehingga dapat dikatakan, hasilnya juga cukup nyata.

Jadi dengan kata lain, Parents nggak bisa langsung merujuk anak ke dokter akupunktur tanpa rujukan dari dokter anak terlebih dahulu. Karena semua dokter ini saling berkesinambungan.

“Kita biasanya juga akan menyarankan orang tua untuk datang ke dokter anak terlebih dahulu, sebelum melakukan terapi. Karena yang tahu catatan perkembangan dan kondisi anak adalah dokter anak, kita tanya melakukan terapi untuk meredakan gejala,” jelas dokter Agung.

Jadi gimana nih Parents, tertarik mengajak anak alergi terapi akupunktur?