Kesehatan

Si Kecil Tampak Lesu? Cek Tanda Kurang Vitamin D Pada Anak!

Si Kecil Tampak Lesu? Cek Tanda Kurang Vitamin D Pada Anak!

Tanda kurang vitamin D pada anak seringkali tidak kita sadari. Padahal menyadari adanya kemungkinan tanda kurang vitamin D pada anak dapat membantu tumbuh kembangnya secara lebih optimal. 

Selain itu, jika Ibu abai terhadap gejala kurang vitamin D pada anak, otomatis akan membuat kebutuhan anak akan vitamin D tidak tercukupi dengan baik. Kondisi ini akan menyebabkan anak mengalami defisenesi vitamin D. 

Disisi lain, kekurangan vitamin D akan menimbulkan masalah pada anak, bahkan dampaknya beragam sesuai usianya. Pada dasarnya vitamin D merupakan unsur nutrisi yang penting bagi semua usia. 

Nah, agar anak Ibu tidak mengalami kekurangan vitamin D, yuk kita pelajari apa saja ciri-ciri kurang vitamin D pada anak agar dapat mencegah dampaknya!

Ciri-ciri dan gejala kurang vitamin D pada anak

Tanda kurang vitamin D pada anak memang berbeda dengan anak remaja. Tanda kurang vitamin D ini memang lebih mudah dideteksi dengan bantuan dokter. Namun, langkah awal yang bisa Ibu lakukan adalah mulai mengidentifikasi ciri-ciri kurang vitamin D yang dialami oleh si kecil. 

Dilansir dari Healtline, gejala kurang vitamin D pada anak sebenarnya lebih mudah diidentifikasi daripada remaja. Tanda kurang vitamin D pada remaja cenderung samar seperti, lesu dan mudah marah terkadang membuat remaja mendapat salah diagnosa. Pasalnya, ciri-ciri tersebut mirip dengan depresi atau fibromyalgia.

Gejala kurang vitamin D pada anak tidak boleh disepelekan. Pasalnya, hal ini bisa berdampak serius pada kesehatannya dikemudian hari. Berikut ini adalah tanda kurang vitamin D pada anak yang perlu Ibu ketahui:

Bayi 


Bayi hingga usia 2 tahun berisiko lebih tinggi mengalami kekurangan vitamin D, karena terpapar sinar matahari lebih sedikit daripada orang dewasa. Jika bayi mengalami kekurangan vitamin D, maka kemungkinan yang terjadi seperti berikut:

  • Kejang akibat rendahnya kadar kalsium
  • Pertumbuhan terlambat
  • Rewel dan sensitif
  • Badan lesu
  • Kelemahan otot
  • Sering mengalami infeksi pernapasan.

Pada tingkatan kekurangan vitamin D ekstrem dapat menyebabkan rakhitis, yakni suatu kondisi kelainan pertumbuhan pada tulang dan bentuk sendi. Rakhitis rentan dialami pada bayi dan anak kecil usia 6-23 bulan dan remaja usia 12-15 tahun. 

Rakhitis merupakan kondisi pada mineralisasi yang rusak (kalsifikasi), tulang penutupan lempeng efisis. Pada umumnya, lempeng efisis dikenal sebagai lempeng pertumbuhan, yakni bagian tulang rawan yang terletak di ujung tulang panjang anak-anak dan remaja.

Anak-anak dan remaja


Meskipun prevalensi kekurangan vitamin D pada anak-anak dan remaja bervariasi. Namun, menurut wilayah geografis, para penelitian memperkirakan tingkat prevalensi kekurangan vitamin D terjadi sebanyak 15% pada anak-anak usia 1-11 tahun, serta 14% pada anak-anak dan remaja usia 12-19 tahun.

Anak-anak dan remaja yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas, berpotensi kekurangan vitamin D dibandingkan anak yang memiliki berat badan seimbang. Gejala yang dialami anak-anak dan remaja akibat kekurangan vitamin D tidak jauh berbeda dengan yang dialami bayi, yakni sebagai berikut: 

  • Rewel dan sensitif
  • Perkembangan terlambat
  • Tulang mudah patah
  • Nyeri otot.

Jika kekurangan vitamin D tidak terdeteksi maka dapat menyebabkan demineralisasi tulang, kejang-kejang, dan kerusakan pada jantung. Kekurangan vitamin D ekstrem pada remaja, jika tidak diobati akan menyebabkan rakhitis dan osteomalacia

Berbeda dengan rakhitis, osteomalacia merupakan pelunakan tulang yang terjadi setelah penutupan lempeng pertumbuhan. Lempeng pertumbuhan umumnya menutup antara usia 13-15 tahun pada anak perempuan dan antara usia 15-17 pada anak laki-laki. 

Ketahui penyebab kurang vitamin D pada anak

Tanda kurang vitamin D pada bayi, anak-anak, dan remaja yang cenderung samar membuat Ibu kadang merasa bingung. Pada dasarnya, kondisi ideal tubuh yang cukup vitamin D memiliki standarnya tersendiri. Dikutip dari Nation Wide Childrens, terdapat beberapa level vitamin D yang perlu diperhatikan. 

  • Kurang dari 21: Deficient (level sangat rendah)
  • 21-29:  Insufficient (tidak cukup)
  • 30-120: Sufficient (cukup)
  • Lebih dari 120: Terlalu banyak

Jika level vitamin D anak Ibu di bawah normal, kemungkinan terdapat beberapa faktor yang membuat si kecil kekurangan vitamin D. Adapun beberapa faktor tersebut sebagai berikut:

  • Bayi yang disusui secara eksklusif tidak mendapatkan suplemen vitamin D atau Ibu yang menyusui juga memiliki level vitamin D rendah
  • Anak tidak meminum cukup susu atau makanan yang mengandung tambahan vitamin D
  • Bayi prematur karena kurang mendapatkan vitamin D selama trimester ketiga kehamilan
  • Bayi, anak, dan orang dewasa lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan atau tinggal di wilayah beriklim dingin
  • Kondisi medis yang menyebabkan tubuh sulit menyerap vitamin D seperti, penyakit hati, ginjal, celiac dan fibrosis kistik. 
  • Memiliki kulit lebih gelap
  • Mengonsumsi obat yang berdampak pada penyerapan vitamin D.

Mencegah kekurangan vitamin D


Vitamin D dibutuhkan anak-anak untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang. Walaupun Ibu sulit mendeteksi tanda kurang vitamin D pada anak, Ibu tidak perlu khawatir. Pasalnya, terdapat beberapa cara untuk mencegah terjadinya kekurangan vitamin D pada anak. Dikutip dari Raising Children, berikut langkah pencegahan yang dapat Ibu lakukan:

  • Pastikan anak terpapar sinar matahari yang cukup

Anak membutuhkan paparan sinar matahari pada kulitnya agar tubuh dapat menghasilkan vitamin D. Biasanya anak bisa mendapatkan 80% vitamin D dari sinar matahari. Ajak si kecil Ibu berjemur sekitar 10 menit antara pukul 10.00-16.00 WIB. Gunakan pelindung tubuh ketika berjemur seperti sunscreen, topi, kacamata dan pakaian yang melindungi tubuh agar terlindungi dari paparan sinar matahari secara langsung. 

  • Berikan makanan yang mengandung vitamin D

Terdapat beberapa makanan yang mengandung vitamin D antaranya ikan berlemak segar seperti salmon, herring, makarel dan sarden. Kemudian, hati, jamur, dan kuning telur juga kaya vitamin D. Beberapa bahan makanan lainnya yang mengandung vitamin D diantaranya produk susu rendah lemak, sereal, dan margarin. Semua susu formula untuk bayi juga mengandung vitamin D. 

Tanda kurang vitamin D pada anak bisa Ibu deteksi lebih dini. Jika Ibu ragu dengan kondisi si kecil Ibu bisa mengkonsultasikannya dengan dokter. Mencegah kekurangan vitamin D pada anak, membuat anak Ibu tumbuh dan berkembang dengan sehat. 

Editor: Aprilia