Kelahiran

Panduan Penting Merawat Bayi Prematur di Rumah

Panduan Penting Merawat Bayi Prematur di Rumah

Merawat bayi prematur butuh penanganan khusus dibandingkan saat merawat bayi yang lahir cukup bulan. Ini karena kondisi organ vital seperti jantung, hati, dan paru-paru belum berkembang secara sempurna sehingga menyebabkan si bayi harus dirawat secara intensif.

Selain gangguan pernapasan, bayi prematur juga biasanya menderita gangguan penglihatan dan pendengaran, kesulitan menyusu, penurunan suhu tubuh, gangguan metabolisme, menurunnya sistem imun, dan kondisi kesehatan serius lainnya.

Kekhawatiran merawat bayi prematur pun kian bertambah saat mendapati di luar sana banyak beredar informasi yang menyebutkan bahwa selamanya bayi prematur akan memiliki kemampuan di bawah rata-rata bayi yang lahir normal. 

Namun, benarkah demikian? Jangan dulu panik berlebihan ya, Bu. Simak penjelasan berikut sampai selesai, yuk.

Kapan Bayi Dikatakan Lahir Prematur?

Menurut Mayoclinic, bayi dikatakan prematur jika ia lahir 3 minggu sebelum Hari Perkiraan Lahir (HPL) atau ketika usia kandungan ibu belum mencapai 37 minggu. Umumnya, makin awal bayi dilahirkan, makin tinggi masalah kesehatan yang dideritanya.

Dunia medis mengelompokkan kelahiran bayi prematur menurut seberapa awal ia dilahirkan, yaitu:

  • Prematur terlambat (late preterm), bayi lahir pada minggu ke-34 sampai 36;

  • Prematur sedang (moderate preterm), bayi lahir pada minggu ke-32 sampai 34;

  • Sangat prematur (very preterm), bayi lahir kurang dari 32 minggu; dan

  • Prematur ekstrem (extreme preterm), bayi lahir sebelum atau pada minggu ke-25. 

Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Merawat Bayi Prematur

Bayi yang lahir prematur biasanya harus tinggal lebih lama di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan di Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Sebelum melanjutkan perawatan bayi prematur di rumah, ini hal penting yang harus Ibu lakukan.

  1. Cari Tahu Kondisi Bayi

    Sebelum melanjutkan perawatan bayi prematur di rumah, pastikan Ibu sudah mengetahui secara jelas kondisi si kecil. Tanyakan kepada dokter apakah memungkinkan jika bayi dirawat di rumah.

    Ketidakjelasan tentang kondisi bayi prematur bisa membahayakan nyawanya sendiri. Makin tahu detail kondisi bayi, makin mudah bagi Ibu merawatnya.

  2. Berikan ASI

    Sama halnya dengan bayi lahir cukup bulan, bayi prematur juga sangat membutuhkan ASI. Selain diberikan langsung setelah bayi dilahirkan, pemberian ASI juga mesti dilanjutkan paling tidak sampai kondisi bayi stabil.

    ASI merupakan sumber nutrisi dan protein yang efektif untuk mencegah infeksi yang jamak dialami bayi prematur. Bila si bayi mengalami kesulitan dalam menyusu langsung dari payudara Ibu, gunakan cup feeder.

    Memberikan ASI sesering mungkin adalah bagian dari merawat bayi prematur untuk menghindarkannya dari risiko dehidrasi dan menambah berat badan bayi.

  3. Lakukan Kontak Skin to Skin

    Kontak skin to skin antara Ibu dengan si kecil adalah langkah perawatan bayi prematur yang efektif dan mudah dilakukan di rumah. Bayi prematur harus selalu dalam kondisi hangat. Dan cara paling mudah untuk menaikkan suhu tubuh bayi tanpa inkubator adalah dengan meletakkannya di dada Ibu.

    Metode merawat bayi prematur inilah yang dikenal dengan istilah kangaroo mother care. Menurut WHO, cara perawatan bayi prematur ini tidak hanya efektif untuk menurunkan risiko hipotermia pada bayi, tapi juga meningkatkan ikatan emosional antara Ibu dengan si kecil.

    Kangaroo mother care sangat bagus dilakukan untuk mendukung pertambahan berat badan bayi dan membuat detak jantung menjadi lebih stabil.

  4. Jaga Kebersihan

    Bayi prematur sangat rentan terkena infeksi. Oleh karena itu, pastikan kondisi ruangan selalu bersih dan kering, ya. Setiap orang yang akan menyentuh bayi maupun Ibu harus mencuci tangan terlebih dahulu. 

    Bila perlu, jauhkan bayi dari kontak langsung dengan orang lain yang tidak berkepentingan. Batasi juga kunjungan orang lain di rumah sampai kondisi bayi benar-benar stabil.

  5. Pemeriksaan Lanjutan untuk Bayi Prematur 

    Tidak semua bayi yang lahir prematur harus terus mendapatkan penanganan khusus. Namun, bayi yang lahir dengan kondisi tertentu seperti apnea (henti napas), infeksi, gangguan menyusu, dan sebagainya, wajib diperiksa dan dimonitor secara berkala oleh dokter.

    Pemeriksaan lanjutan pada anak yang dulunya lahir prematur juga kadang-kadang diperlukan. Untuk memastikan tumbuh kembangnya tak terganggu, perawatan bayi prematur di dokter spesialis anak, neurologis, ophthalmologis, dan terapis kesehatan lain ketika kondisi kesehatannya sudah normal seperti anak-anak lainnya juga dibutuhkan.

  6. Pastikan Bayi Tidur Terlentang

    Bayi prematur membutuhkan waktu tidur yang lebih lama dari bayi cukup bulan. Bedanya, durasi tidurnya lebih singkat. Oh ya, pastikan si kecil selalu tidur dalam posisi terlentang ya, Bu. Ini penting untuk menghindarkan bayi dari risiko Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau sindrom kematian bayi mendadak yang kerap dialami bayi-bayi prematur.

Bayi Prematur Serba Terlambat, Mitos atau Fakta?

Ada banyak sekali info yang berkembang di masyarakat mengenai bayi prematur. Salah satunya adalah anggapan bahwa bayi prematur akan mengalami gangguan tumbuh kembang dan serba terlambat dalam menapaki setiap milestone-nya. 

Sebagian lagi bahkan percaya bahwa kemampuan bayi prematur akan selamanya kurang dibandingkan dengan bayi yang lahir normal. Benarkah demikian?

Bayi yang lahir kurang bulan memang berisiko tinggi mengalami kerusakan saraf otak dan ini bisa berdampak kurang baik bagi tumbuh kembang dan kemampuannya kelak. Studi yang dihimpun Ulrika Ådén, Professor of Neonatology, Department of Women’s and Children’s Health, Karolinska Institutet, juga menunjukkan dua pertiga bayi yang lahir prematur mempunyai kemampuan kognitif yang cenderung rendah.

Namun, Ibu yang saat ini tengah merawat bayi prematur sebaiknya tak perlu khawatir berlebihan. Masih dari penelitian yang sama, mitos bahwa bayi prematur akan serba terlambat dalam berbagai hal ternyata bisa dipatahkan dengan berbagai cara, misalnya:

  • Pemberian nutrisi yang optimal, terutama ASI. Nutrisi memegang peran penting dalam mendukung tumbuh kembang (terutama kemampuan otak) bayi prematur.

  • Stimulasi otak bayi sesering mungkin, misalnya dengan memperdengarkan suara atau musik tertentu.

  • Skin contact antara ibu dengan bayi.

  • Menggendong, mengajak bayi berbicara, dan eye contact.

  • Perawatan intensif sepulangnya dari NICU.

Cara-cara merawat bayi prematur di atas diyakini dapat meminimalisasi dampak buruk jangka pendek maupun jangka panjang akibat prematuritas.

Pesan Cinta untuk Ibu dengan Bayi Prematur

Merawat bayi prematur tentu bukan hal yang mudah. Ibu harus mengerahkan tenaga, pikiran, dan waktu ekstra demi kesehatan dan keselamatan si kecil. Secara tidak langsung, hal ini dapat memicu timbulnya stres pada orang tua, terutama Ibu. Lelah pun sudah pasti.

Lalu, bagaimana sih cara meminimalisir stres atau kelelahan karena merawat bayi prematur? Nah, Ibu bisa ikuti tips berikut:

  • Luangkan waktu untuk beristirahat. Ingat, Ibu juga butuh istirahat agar tubuh dan pikiran tetap fit;

  • Jangan sungkan meminta bantuan orang lain untuk hal apa pun, termasuk untuk menjaga bayi atau membersihkan rumah;

  • Konsumsi makanan bergizi seperti buah dan sayur;

  • Olahraga ringan secukupnya;

  • Minta support dari pasangan. Dukungan emosional dan psikologis dari suami akan sangat berharga untuk Ibu, lho; dan

  • Cari hiburan di sela kesibukan menjaga bayi, misalnya dengan membaca buku, nonton film, online shopping, dll.

Itu dia beberapa hal yang penting diketahui orang tua saat merawat bayi prematur. Tidak mudah memang, tapi percayalah kalau Ibu pasti bisa! Jika Ibu mendapati kondisi tidak normal pada si kecil atau bahkan Ibu sendiri, jangan ragu untuk segera menghubungi dokter, ya.

Apa pun keadaannya, ingatlah selalu bahwa Ibu dan si kecil berharga.

Penulis: Kristal
 Editro: Dwi Ratih