Konsepsi

Testpack Positif Tapi Nggak Hamil? Yuk Kenali Penyebabnya

Testpack Positif Tapi Nggak Hamil? Yuk Kenali Penyebabnya

Alat test kehamilan atau yang biasa disebut testpack merupakan alat uji kehamilan yang tingkat keakuratannya mencapai 99%. Testpack dapat mengetahui kehamilan dengan cara mendeteksi kandungan hormon kehamilan human chorionic gonadotropin (hCG) di dalam urin atau air kencing.

Hormon hCG baru bisa dideteksi setelah 7-14 hari setelah masa pembuahan oleh testpack. Seorang wanita dikatakan hamil biasanya ditandai dengan telat haid atau menstruasi. Kalau sudah telat, tak jarang banyak wanita mengandalkan alat testpack untuk mengetahui positif atau tidaknya.

Dikutip dari Healthline testpack memiliki tingkat keakuratan sebanyak 99%, namun masih tersisa 1% yang memungkinkan alat testpack mendapatkan hasil yang salah. Hal ini bisa berupa 'false positive' alias tes yang menunjukkan Ibu mendapatkan testpack positif dan dianggap sedang hamil, padahal sebenarnya tidak hamil, atau bisa juga berupa 'false negative' di mana hasilnya negatif tapi sebenarnya hamil.

Penyebab Hasil Testpack Positif Tapi Tidak Hamil


Lalu apa saja yang menjadi penyebab hasil testpack positif tapi tidak hamil? Simak ulasan mengapa testpack positif padahal tidak hamil berikut ini ya, Bu.

1. Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik merupakan kondisi kehamilan yang sel telurnya tumbuh di luar rahim. Sel telur yang tumbuh tak normal ini biasanya terjebak dalam tuba fallopi.

Kondisi ini bisa terjadi jika terdapat kelainan pada tuba fallopi, peradangan dan jaringan parut pada tuba fallopi, atau riwayat infeksi rahim. Meski begitu, kehamilan ektopik tetap bisa menghasilkan pembacaan testpack positif. Secara garis besar memang menunjukan bahwa Ibu kemungkinan hamil, walau kehamilan ini tidak berada pada posisi yang tepat.

2. Kehamilan kimiawi

Kondisi ini terjadi ketika embrio atau sel telur yang sudah dibuahi tidak dapat tertanam dengan baik atau berkembang. Hal Inilah yang memungkinkan testpack positif sempat mendeteksi hormon hCG yang dihasilkan di awal kehamilan. Meskipun kondisi ini sebenarnya sangat umum terjadi, namun Ibu tak perlu khawatir sebab hal ini tidak disebabkan oleh kesalahan sendiri.

Kehamilan kimiawi umumnya terjadi akibat gangguan pada rahim seperti misalnya kelainan bentuk. Penyebab lainnya adalah kurangnya kadar hormon tertentu, seperti progesteron, yang dapat mengurangi peluang embrio untuk tumbuh dan berkembang.

3. Alat testpack kadaluwarsa

Udara yang lembab atau terlalu panas sangat memengaruhi kerusakan pada testpack. Sehingga sangat penting untuk menyimpan alat ini di tempat yang kering dan sejuk.

Tespack yang kawaluwarsa sangat mungkin menyebabkan hasil yang tidak akurat atau false negatif. Jika ingin melakukan tes kehamilan ada baiknya beli testpack dadakan saja ya Bu. Pastikan alat testpacknya masih baru dan masih di segel.

4. Pengaruh obat kesuburan

Obat kesuburan biasanya mengandung hormon hCG yang dapat dideteksi oleh testpack. Terutama jika Ibu sedang menjalani perawatan kesuburan, seperti sedang melakukan program kehamilan berbantu atau IVF. Hal ini bisa menyebabkan pembacaan testpack positif

5. Baru saja mengalami keguguran

Beberapa hari setelah mengalami keguguran, biasanya hormon hCG masih tersisa di dalam darah dan urine. Hal ini karena hormon hCG membutuhkan waktu yang cukup lama untuk turun.

Biasanya hormon hCG baru akan hilang setelah Ibu sampai pada periode menstruasi yang baru. Jadi kondisi ini menjadi sangat wajar apabila hasil testpack positif.

6. Adanya tumor yang menghasilkan hCG

Pada beberapa kasus, tumor memang seringkali menghasilkan hormon hCG. Hal ini dapat terjadi ketika sel-sel yang seharusnya membentuk plasenta justru membentuk tumor. Meskipun kasus ini sangat jarang ditemukan, namun hal tersebut dapat memengaruhi hasil yang menyebabkan testpack positif.

7. Terlalu lama membaca hasil testpack

Jika dibaca dengan teliti, dalam cara penggunaan testpack tertulis bahwa sebaiknya jangan baca alat tes terlalu lama (lebih dari 10 menit). Hal ini dikarenakan, urin bisa menguap dan meninggalkan garis samar yang menunjukan testpack positif.

Untuk itu penting untuk memperhatikan cara pakai yang tertera pada kemasan dan jangan lupa pastikan kamu membaca hasil pemeriksaan sesuai waktu yang ditentukan ya Bu.

Cara gunakan testpack yang akurat

Testpack harus digunakan dengan benar sesuai petunjuk pemakaian agar mendapatkan hasil yang akurat. Gunakan sesuai petunjuk pemakaian yang tertera pada kemasan produk.

Beberapa jenis testpack mungkin saja memiliki cara pakai yang berbeda. Maka disinilah pentingnya untuk membaca cara pakai yang ada pada kemasan produk.

Kapan waktu yang tepat untuk testpack

Dilansir dari verywellfamily testpack bisa dilakukan kapan saja. Namun beberapa ahli percaya bahwa sebaiknya testpack dilakukan pada pagi hari.

Hal ini memang benar adanya, sebab diyakini hormon hCG sangat tinggi saat pagi hari dan membuat konsentrasi urine masih pekat. Sehingga membuat hormon hCG mudah terdeteksi oleh testpack.

Sebaiknya lakukan testpack sekitar satu atau dua minggu setelah terlambat haid dan bukan hitungan hari. Sebab, hal ini bisa mengakibatkan hasilnya justru menjadi tidak akurat. Jika tidak yakin pada testpack yang Ibu lakukan, memeriksakan diri ke dokter kandungan merupakan cara terbaik.

Menstruasi tak kunjung datang walau testpack negatif?

Jika hal ini sudah mulai mengkhawatirkan, tak ada salahnya konsultasikan pada dokter kandungan ya, Bu. Sebab bisa jadi kondisi ini terjadi akibat adanya suatu penyakit, penurunan berat badan yang ekstrem, olahraga yang ketat, stress yang berlebihan dan bahkan sedang konsumsi obat tertentu (seperti steroid dan antipsikotik) yang mengacaukan siklus menstruasi. Perlu diingat, bahwa seorang Ibu yang sedang menyusui atau sedang menjalani program KB juga bisa saja mengalami siklus haid yang tidak teratur.

Penulis: Aprilia Ramdhani
Editor: Dwi Ratih