Balita

Apakah Wajar Anak Berbicara Sendiri Saat Sedang Bermain?

Apakah Wajar Anak Berbicara Sendiri Saat Sedang Bermain?

Kalau sedang bermain dengan mainan kesayangannya, samar-samar si kecil terdengar asyik berbicara sendiri. Bagi sebagian orang dewasa hal ini mungkin saja terlihat aneh ya, Bu?

Namun anak berbicara sendiri ternyata menyimpan banyak manfaat lho. Jadi orang tua nggak perlu khawatir atau cemas kalau si kecil sering berbicara sendiri bersama mainannya ya.

Anak suka berbicara sendiri masuk ke dalam ciri anak yang jenius dan aktif. Ketika anak berbicara sendiri itu tandanya ia sedang berimajinasi, berekspresi dan mengasah fantasinya.

Nggak hanya itu, saat anak berbicara sendiri ia juga otomatis sedang berlatih bagaimana cara bersosialisasi yang benar terhadap lingkungannya. Terlebih jika anak berbicara sendiri sambil bermain peran.

Lalu kenapa sih anak suka berbicara sendiri? Apa saja manfaat lain dari anak berbicara sendiri dengan mainannya? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut ini ya Bu.

Kenapa anak suka berbicara sendiri?


Memasuki usia 2 tahun ke atas, orang tua nggak perlu kaget kalau si kecil suka berbicara sendiri. Apalagi kalau sedang bermain atau sambil berkaca di cermin.

Sebab, melansir Todays Parent menurut Ester Cole seorang psikolog anak dari Toronto pada usia tersebut anak sedang aktif mengeksplor sekitar. Salah satu caranya dengan melatih bahasa mereka melalui permainan peran.

Jadi jangan heran kalau anak suka berbicara sendiri saat bermain. Karena, dengan bermain peran mereka sedang melatih diri mereka sendiri dengan melakukan hal-hal tertentu mengikuti apa yang mungkin dilakukan oleh orang dewasa serta lingkungannya.

Berbicara sendiri juga disebut sebagai representasi dari rasa keingintahuan seorang anak serta kesiapannya untuk mulai eksplorasi dan belajar. Nah, nantinya pada usia 4 tahun saat anak mulai lebih lancar berbicara dan mengenal kata ia mungkin akan lebih sering lagi berbicara sendiri.

Hal ini sangat normal terjadi sebagai tanda bahwa pertumbuhan si kecil cukup pesat dan sangat aktif. Lalu apa yang perlu orang tua lakukan? Cukup arahkan jika ia kesulitan mengucap sebuah kata, atau Ibu juga bisa jadi lawan bermain bagi si kecil agar kemampuan bahasanya lebih terarah.

Manfaat anak berbicara sendiri


Setelah mengetahui penjelasan di atas, berikut ini adalah manfaat ketika anak berbicara sendiri:

1. Melatih kemampuan kognitif

Saat si kecil berbicara sendiri tanpa orang tua sadari ia sedang melatih kemampuan kognitif dan bahasanya. Melansir Parenting First Cry saat anak suka berbicara sendiri, otomatis ia juga sedang mengamati dan belajar mengenai lingkungan sekitarnya.

Apalagi jika ia lebih sering berbicara sendiri dengan mainannya. Si kecil juga jadi belajar seni peran, karena mainannya bisa jadi karakter apapun yang ia inginkan sesuai dengan imajinasinya.

2. Membantu anak mengarahkan proses berpikirnya

Ketika anak suka berbicara sendiri, maka hal ini juga memungkinkan anak untuk mengarahkan proses berpikirnya. Jadi lambat laun anak dapat mengklasifikasi pikirannya menjadi lebih jelas.

Masa-masa inilah kemudian dapat meningkatkan kemampuan anak terhadap kontrol internal dan perilakunya. Sehingga jika si kecil semakin sering berbicara sendiri, maka ia pun dapat melatih pemikirannya saat sudah siap bersosialisasi nantinya.

3. Anak jadi makin dekat dengan cita-citanya

Saat anak berbicara sendiri, ia sedang melalui proses pengenalan diri. Sehingga ia jadi lebih tahu apa yang diinginkannya dan paham akan tujuan dan cita-citanya.

Ia juga jadi lebih ekspresif dan tidak takut bersosialisasi dengan orang lain. Karena saat anak berbicara sendiri, anak juga akan berpikir dari sudut pandang orang lain yang dijadikan objek dalam pembicaraannya. Nah, dengan begini orang tua mungkin jadi lebih bisa membaca dan mengetahui apa bakat dan keinginan anak sejak kecil.

4. Memperkaya kosakata

Anak yang suka berbicara sendiri ternyata lebih banyak mengenal kosakata dan lebih mudah untuk paham akan maksud dari lawan bicaranya lho, Bu. Kata-kata tersebut bisa ia dengar dan pelajari saat sedang memperhatikan lingkungan sekitar termasuk orang tua ketika sedang berbicara.

Pentingnya peran orang tua


Bukan berarti anak berbicara sendiri tidak perlu dapat bimbingan dari orang tua ya Bu. Justru ketika anak suka berbicara sendiri, peran orang tua untuk mengarahkan si kecil dengan melafalkan kalimat dengan baik sangatlah penting. Untuk itu, ketika anak berbicara sendiri orang tua perlu melakukan hal-hal berikut:

  • Biarkan anak bermain sendiri dengan mainannya.
  • Jangan terlalu sering mengkritik atau mengolok permainan peran yang sedang ia mainkan. Hal ini hanya akan membuat si kecil menjadi malu dan minder.
  • Ajak anak bermain bersama sesekali untuk mengetahui seberapa banyak kosakata yang sudah mereka kuasai.
  • Sering-seringlah meminta anak untuk menceritakan kembali kegiatannya saat bermain dengan mainannya.
  • Orang tua bisa rutin membacakan buku cerita sebelum tidur dengan nada yang berirama agar ia paham akan intonasi kalimat.
  • Agar tidak bosan, Ibu juga bisa mengajak anak untuk mengundang teman-temannya ke rumah supaya kosakata anak bisa lebih banyak lagi.

Kapan harus khawatir?


Psikolog Ester Cole mengatakan bahwa, meskipun tidak ada yang perlu dikhawatirkan saat anak berbicara sendiri akan tetapi pada kondisi tertentu orang tua tetap harus waspada. Sebab, anak yang terlalu banyak dan terlalu sering berbicara sendiri bisa jadi tanda anak menderita gangguan seperti hiperaktif.

Terlebih, jika berbicara sendiri lebih sering terjadi dan dipicu oleh peristiwa traumatis. Misalnya, kematian hewan peliharaan tercinta atau akibat anak diasingkan atau mengalami bullying.

Kalau sudah seperti ini ada baiknya orang tua perlu menindaklanjuti dengan berkonsultasi ke dokter atau psikolog. Dokter mungkin akan mencoba menguraikan apakah anak merasa dikucilkan atau ditolak, atau hanya tidak mendapatkan komunikasi timbal balik yang cukup dari pengasuh atau teman sebayanya.

Editor: Dwi Ratih