Balita

Bukan Dimarahi, Berikut 4 Cara Menghadapi Anak Manipulatif!

Bukan Dimarahi, Berikut 4 Cara Menghadapi Anak Manipulatif!

Bagaimana cara menghadapi sikap anak manipulatif?

Semakin bertambahnya usia anak, semakin banyak hal yang ia pelajari. Sayangnya, terkadang si kecil salah menangkap hal yang baru dipelajari. 

Salah satu topik yang rentan disalahpahami si kecil adalah mengenai otoritas diri. Saat belajar tentang otoritas, anak tahu bahwa ia sebagai anak punya kebutuhan yang harus dipenuhi orang tuanya. 

Namun terkadang, ada anak yang memahami otoritas sebagai alat untuk meraih semua keinginannya. Inilah yang kemudian membuat sikap anak manipulatif. 

Sikap manipulatif pada anak pun sama berbahayanya dengan sikap manipulatif pada orang dewasa. Nah, agar tidak timbul masalah lain, Ayah dan Ibu bisa simak tips menghadapi anak manipulatif berikut ini.

Apa itu sikap manipulatif pada anak?

Menurut Stanford Encyclopedia of Philosophy, manipulatif merupakan suatu upaya untuk memenuhi keinginan pribadi dengan memengaruhi pikiran orang lain. Sikap manipulatif merugikan karena pengaruh yang diberikan adalah pemikiran negatif. 

Orang yang manipulatif akan menyerang mental korbannya. Manipulator membuat korban seolah-olah bersalah jika tidak bisa memenuhi keinginannya.

Terdengar berbahaya, ya? Faktanya, sikap manipulatif pun bisa ditemukan pada anak. Dilansir dari laman Psychology Today, sikap manipulatif pada anak adalah hasil pengamatannya. 

Anak mempelajari bahwa dengan melakukan manipulasi pada orang lain, ia bisa mendapatkan keinginannya. Hal yang wajar jika anak meniru orang-orang di sekitarnya. Namun, sikap manipulatif ini jelas harus segera dicari solusinya.

Ciri-ciri perilaku manipulatif

Untuk bisa mengatasi sikap manipulatif pada anak Ayah dan Ibu harus tahu apa saja ciri-cirinya. Menurut psikolog klinis Dr. Nazish Idrees, MS, PhD., berikut adalah ciri sikap manipulatif yang umum ditemukan pada anak:

1. Emosi meledak-ledak

Anak yang manipulatif sulit menerima kata “tidak”. Saat menerima penolakan, mereka akan sulit mengontrol emosinya dan meledak-ledak. Biasanya, saat berhadapan dengan situasi ini, orang tua akan mengalah dan memenuhi keinginan anak.

2. Sering tantrum tanpa penyebab jelas

Ciri lainnya adalah anak sering tantrum tanpa alasan yang jelas. Mereka tiba-tiba berteriak, menjatuhkan tubuh, hingga menangis di tempat umum untuk mendapatkan perhatian. 

Tantrum pada dasarnya umum terjadi pada anak-anak, tapi jika terus-menerus terjadi dan tanpa alasan jelas, bisa jadi merupakan tanda sikap manipulatif.

3. Suka berbohong

Ada kalanya, saat anak menginginkan sesuatu dari orang tuanya, mereka memilih untuk berbohong. Mereka pura-pura bersedih agar orang tua bersimpati dan mengabulkan keinginannya. 

Anak menjebak orang tua dalam perasaan bersalah untuk bisa mendapat hal yang diinginkannya. Alasan inilah yang membuat berbohong menjadi ciri sikap manipulatif.

Cara menghadapi anak manipulatif

Ayah dan Ibu menemukan ciri-ciri sikap manipulatif pada si kecil? Jangan terburu-buru memarahi. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi anak manipulatif, di antaranya:

1. Cari tahu alasannya

Langkah pertama yang harus dilakukan tentu saja mencari tahu penyebab anak bersikap manipulatif. Kebanyakan anak yang manipulatif sebenarnya hanya suka cari perhatian. 

Namun reaksi orang-orang di sekitarnya bisa membuat tindakan tersebut berubah menjadi perbuatan manipulasi. 

Segera beri tanggapan saat anak mulai menunjukkan ciri-ciri manipulasi dan usahakan tetap tenang. Langkah ini akan mencegah anak memikirkan tindakan manipulatif yang merugikan.

2. Ajak si kecil bicara dari hati ke hati

Bagi anak-anak, sikap manipulatif adalah salah satu cara untuk mencapai keinginannya. Mereka tidak berpikir bahwa tindakan manipulasi bisa berdampak buruk. 

Terkadang, mereka juga merasa manipulasi tidak membuat Ayah dan Ibu sedih karena menganggap bahwa memenuhi keinginan anak adalah kewajiban orang tua. Jika sudah terjadi kesalahpahaman seperti ini, ajak anak bicara dari hati ke hati. 

Cari momen yang tepat agar anak merasa tidak keberatan berbagi perasaan dan pemikirannya. Saat anak meluapkan perasaannya, jangan menyela. Dengan begitu anak akan tahu cara yang tepat untuk meminta orang tua memenuhi keinginannya.

3. Stop negosiasi

Saat anak bersikap manipulatif, banyak orang tua yang justru bernegosiasi atau melakukan penawaran. Tak jarang juga, orang tua justru memohon-mohon pada anak. 

Alih-alih menyelesaikan masalah, tindakan tersebut justru bisa menjadi bumerang. Mereka akan merasa punya kuasa atas orang tuanya. Di sisi lain, orang tua pun merasa terjebak. 

Untuk mengatasinya, sebisa mungkin utarakan maksud Ayah dan Ibu dengan jelas dan tegas. Beri alasan yang logis agar si kecil bisa menerimanya. Tindakan ini akan mencegah anak bersikap manipulatif karena mereka merasa cara tersebut tidak berhasil.

4. Jadi role model yang baik

Seperti yang sudah disebutkan, manipulatif adalah suatu sikap yang dipelajari. Artinya, anak manipulatif kemungkinan besar, orang-orang di sekitarnya pun ada yang manipulatif. 

Nah jika memang demikian yang terjadi, kuncinya ada pada Ayah dan Ibu. Usahakan untuk selalu menjadi role model yang baik untuk si kecil. Hindari mengutamakan emosi saat menghadapi masalah. 

Misalnya, mencontohkan sikap sabar saat mengantre. Bisa juga dengan membacakan cerita tentang kesabaran yang membuahkan hasil manis.

Anak manipulatif bisa sangat menguras energi dan pikiran. Meski begitu, bukan berarti Ayah dan Ibu langsung mengedepankan emosi saat menghadapinya. 

Ulasan kali ini bisa dijadikan tambahan pengetahuan dalam menghadapi anak manipulatif. Tetap semangat ya, Ayah dan Ibu!

Editor: Dwi Ratih