Balita

Ciri-Ciri Anak Masuk Angin, Si Kecil Termasuk Yang Mana?

Ciri-Ciri Anak Masuk Angin, Si Kecil Termasuk Yang Mana?

Belakangan ini cuaca di beberapa daerah di Indonesia sedang tidak menentu. Terkadang terik dan panas, namun tiba-tiba bisa mendung dan hujan deras seharian.

Wah, kalau seperti ini anak-anak mungkin bisa rentan masuk angin ya Bu. Apalagi tidak semua anak memiliki daya tahan tubuh yang kuat dengan kondisi cuaca sedang tidak bersahabat seperti sekarang.

Tapi, memang masuk angin bisa terjadi pada anak kecil ya? Nah, ternyata jika dijelaskan da dunia medis baik pada orang dewasa maupun anak-anak tidak ada istilah masuk angin lho.

Sebab, masuk angin merupakan istilah yang hanya ada pada orang Indonesia saja. Kalau dalam istilah medis hal ini masuk ke dalam kategori common cold. Biasanya keluhan yang dialami adalah mual, perut kembung, flu hingga demam.

Lalu apa saja sih ciri ciri anak masuk angin lainnya yang perlu kita ketahui? Yuk simak dalam ulasan berikut ini ya Bu.

Ciri ciri anak masuk angin


Gejala masuk angin pada anak tentu tidak datang begitu saja ya Bu. Anak yang terlihat lesu, mulai muncul bersin-bersin dan demam biasanya adalah ciri ciri anak masuk angin yang paling mudah terlihat.

Apalagi jika diiringi dengan demam dan tidak nafsu makan. Melansir WebMD ciri anak masuk angin lain yang biasanya terjadi adalah sebagai berikut:

1. Muncul gejala batuk, pilek dan demam

Jika cuaca sedang tidak menentu, atau si kecil terlalu lelah bermain di luar seharian kadangkala saat malam hari batuk dan pilek baru muncul. Kemudian diiringi dengan demam ringan yang membuat si kecil menjadi lemas.

Nggak hanya itu, batuk dan pilek merupakan tanda anak masuk angin yang biasanya juga akan disertai batuk berdahak, hidung meler, mata merah berair dan hidung tersumbat. Jika sudah seperti ini biasanya si kecil menjadi cenderung lebih rewel dan manja.

2. Lemas dan terlihat lelah

Nah, ciri ciri anak masuk angin lainnya yang paling umum terjadi biasanya adalah si kecil tampak lemas dan lelah tiba-tiba setelah beraktivitas atau ketika bangun di pagi hari. Bahkan ia tampak tidak semangat meskipun Ibu mengajak bermain permainan kesukaannya. Bisa jadi hal ini merupakan tanda anak masuk angin yang perlu Ibu curigai.

3. Diare dan muntah

Diare dan muntah merupakan ciri ciri anak masuk angin yang paling sering dialami oleh si kecil sebelum akhirnya muncul batuk dan pilek. Awalnya Ibu mungkin mengira si kecil hanya salah makan saja, namun Ibu patut curiga jika anak sudah buang air besar lebih dari 3 kali sehari. Apalagi jika diiringi dengan muntah dan perut terasa mual.

4. Perut kembung

Kalau si kecil rewel tanpa sebab, coba tepuk pelan perutnya. Sebab bisa jadi ia mengalami perut kembung yang menjadi salah satu ciri ciri anak masuk angin.

Untuk mengetahui perut anak kembung lainnya Ibu juga bisa menyentuh perutnya, apakah keras atau tidak serta serta bandingkan suhu perut dengan anggota tubuh lainnya. Biasanya saat si kecil mengalami perut kembung, perutnya akan terasa lebih dingin jika disentuh.

5. Kehilangan nafsu makan

Jangan heran jika anak sedang masuk angin kehilangan nafsu makan ya Bu. Sebab, kemungkinan ia merasa tidak nyaman pada perutnya sehingga tidak nafsu makan seperti biasanya. Apalagi kalau ia muntah-muntah dan mengalami mual, tentu saja hal ini akan sangat berpengaruh pada nafsu makannya.

6. Sakit kepala

Pada beberapa anak yang sudah bisa mengungkapkan apa yang dirasakannya, mungkin juga bisa mengeluhkan sakit kepala ketika masuk angin. Sehingga hal ini juga jadi ciri ciri anak masuk angin yang mungkin terjadi.

Penyebab anak masuk angin


Tentu saja hukum sebab akibat tetap berlaku pada anak yang masuk angin ya Bu. Melansir Mayo Clinic ada banyak sekali penyebab masuk angin pada anak, namun paparan virus dan bakteri diketahui merupakan penyebab utamanya.

Nah, paparan virus dan bakteri ini bisa terjadi ketika anak sedang bermain di luar rumah. Biasanya virus dan bakteri masuk masuk ke tubuh melalui mulut, mata, atau hidung dan dapat menyebar melalui droplet di udara ketika seseorang yang sakit batuk, bersin, atau berbicara.

Virus juga bisa menyebar melalui kontak tangan ke tangan dengan seseorang yang menderita flu atau dengan berbagi benda yang terkontaminasi, seperti peralatan makan, handuk, mainan, atau telepon. 

Nah ketika anak menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah melakukan kontak tersebut, kemungkinan besar anak bisa masuk angin dan terjadi gangguan pencernaan dan pernapasan.

Selain virus dan bakteri, kemungkinan penyebab anak masuk lainnya dapat dipicu oleh daya tahan tubuh anak yang menurun, misalnya akibat telat makan, hujan-hujanan, atau terlalu lama terkena paparan udara luar.

Cara mengatasi ciri ciri anak masuk angin


Ketika si kecil sudah menunjukan ciri ciri anak masuk angin, maka tak ada salahnya jika langsung membawanya ke dokter ya Bu. Namun, melansir Kids Health Ibu juga bisa merawat anak yang masuk angin dengan cara berikut:

  • Pastikan anak beristirahat dengan cukup. Terutama setelah minum obat, sebab dengan istirahat dan tidur cukup maka tubuh akan kembali pulih dan segar kembali.
  • Pastikan anak tetap terhidrasi dengan baik dengan memberikannya minum. Tapi hindari memberikan si kecil susu jika ia mengalami mual, muntah atau diare ya Bu.
  • Mengoleskan minyak hangat, nah salah satu cara tradisional masyarakat Indonesia saat anak masuk angin adalah dengan mengoleskan minyak hangat dan dibalurkan ke seluruh tubuh. Agar tubuh anak tetap hangat dan nyaman. Ibu juga bisa memasang diffuser di dalam ruangan dengan aroma peppermint agar hidungnya yang tersumbat bisa kembali lega.
  • Menerapkan pola hidup sehat, biasanya masuk angin dan flu akan sembuh jika Ibu selalu menerapkan pola hidup sehat pada si kecil meliputi; makan makanan sehat setiap hari, ajak anak olahraga serta tetap tidur cukup.
  • Kelola stress, siapa bilang stress hanya bisa terjadi pada orang dewasa saja? Anak-anak ternyata juga bisa mengalami stress lho Bu. Terutama jika ia terlalu banyak tugas di sekolah serta masalah lainnya. Agar tubuh anak kembali bugar saat masuk angin, ajak anak untuk kelola stress dengan cara mendengarkan musik, membacakan buku cerita atau sekadar memeluknya agar ia tetap merasa nyaman.

Editor: Dwi Ratih