Balita

Kejang Sering Dikaitkan Dengan Sawan Pada Bayi, Mitos Atau Fakta?

Kejang Sering Dikaitkan Dengan Sawan Pada Bayi, Mitos Atau Fakta?

Penyakit sawan pada bayi memang seringkali dialami oleh bayi dan anak-anak. Akan tetapi sawan pada bayi pun seringkali dikaitkan dengan mitos yang dipercaya sejak zaman orang tua kita dahulu.

Nah, di Indonesia sendiri mitosnya sawan pada bayi erat kaitannya dengan kejadian mistis yang biasanya tidak masuk akal. Apalagi jika hal ini dialami oleh bayi tanpa adanya penyebab tertentu.

Misalnya saja, bayi sering menangis menjelang maghrib, demam tiba-tiba di tengah malam tanpa adanya penyebab, nangis tak berhenti hingga membuat orang tuanya menjadi khawatir dan juga bayi kejang. Biasanya kejadian seperti ini dianggap akibat adanya gangguan dari makhluk halus.

Sehingga orang tua kita zaman dahulu menyimpulkan jika bayi mengalami kejadian seperti itu tanpa adanya penyebab disebut dengan sawan. Meskipun begitu, faktanya seiring dengan perkembangan zaman sawan pada bayi yang erat kaitannya dengan makhluk halus tak dapat diterima oleh nalar manusia.

Lalu apa yang dimaksud dengan penyakit sawan dalam istilah medis? Serta bagaimana cara menghilangkan sawan pada bayi? Yuk, simak ulasannya berikut ini.

Mitos dan fakta penyakit sawan pada bayi


Menurut penelitian dari Universiti Malaya penyakit sawan adalah kondisi yang menyebabkan bayi mengalami kejang dan membuat tangan, kaki dan tubuh berguncang (grand mal seizure). Ketika mengalami sawan umumnya bayi ataupun anak-anak tidak sadarkan diri.

Penyakit sawan pada bayi biasanya terjadi akibat proses pelepasan elektrik secara tidak normal di dalam otak dan berakibat terjadinya guncangan pada bayi. Jadi dengan kata lain dalam istilah medis, sawan pada bayi lebih dikenal dengan kondisi bayi kejang dan bukan akibat dari gangguan makhluk halus ya Bu.

Lalu apa saja yang menjadi penyebab dari penyakit sawan? Biasanya selain bayi kejang, penyakit sawan juga erat kaitannya dengan bayi kolik. Kolik sendiri adalah istilah medis dari tangis berkepanjangan dan intens atau kerewelan pada bayi yang sehat.

Bayi kolik bisa sangat membuat frustasi bagi orang tua dan juga bayinya sendiri. Apalagi umumnya ketika bayi kolik tangisannya  cenderung tak bisa diredakan dengan cara apapun.

Kolik pada bayi biasanya terjadi saat bayi berusia sekitar 6 minggu dan menurun ketika bayi sudah berusia di atas 3 bulan dan tidak menyebabkan bahaya. Penyebab bayi kolik sendiri tak diketahui dengan pasti, namun jika melansir Mayo Clinic para ahli menyatakan bahwa hal ini erat kaitannya dengan gangguan pencernaan, over stimulate, bayi belum serdawa setelah minum susu dan lain sebagainya.

Selain kolik, penyebab lain dari sawan pada bayi adalah bayi kejang. Pada kondisi ini, biasanya akan ada faktor pencetus sebelum akhirnya bayi alami kejang.

Tak lain dan tak bukan penyebabnya adalah demam lebih dari 38 derajat celcius. Meski begitu, bayi kejang disertai dengan demam dianggap tak berbahaya jika tidak terjadi lebih dari 15 menit.

Ibu tak perlu khawatir, sebab kejang yang disertai dengan demam juga bukan berarti si kecil terkena epilepsi. Epilepsi sendiri adalah suatu kondisi yang ditandai dengan kejang berulang tanpa sebab yang disebabkan oleh sinyal listrik abnormal di otak.

Nah, karena bayi kolik dan bayi kejang umumnya terjadi begitu saja tanpa adanya penyebab maka hal ini kemudian membuat orang tua zaman dahulu seringkali mengaitkan mitos bayi sawan dengan kejadian mistis. Meskipun faktanya tidak ada hubungan sama sekali antara kondisi ini dengan gangguan mistis tersebut.

Ciri-ciri bayi kena sawan


Bayi yang terkena sawan dapat ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  • Menangis tak berhenti dan sulit ditenangkan, terutama di sore atau malam hari;
  • Tangisan sangat keras lebih dari biasanya;
  • Suara tangisan seperti kesakitan dan tak nyaman;
  • Gumoh dan batuk kecil akibat tangisan yang kencang;
  • Mengepalkan jari-jari;
  • Menarik kaki;
  • Berkeringat dan wajahnya memerah;
  • Melengkungkan punggung; dan
  • Kejang tiba tiba disertai demam 38 derajat celcius.

Cara menghilangkan sawan pada bayi


Ketika si kecil kena sawan, orang tua tentu merasa khawatir dan stress. Apalagi jika ini merupakan anak pertama dan belum pernah ada pengalaman merawat bayi sebelumnya.

Tentu saja hal ini wajar dirasakan oleh orang tua. Tapi tenang saja ya Bu, sebab ada banyak cara menghilangkan sawan pada bayi seperti yang dikutip dari website Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) berikut ini:

Cara menghilangkan sawan akibat bayi kejang


1. Letakkan anak di tempat yang aman, jauhkan dari benda-benda berbahaya seperti listrik dan pecah-belah.

2. Baringkan anak dalam posisi miring agar makanan, minuman, muntahan, atau benda lain yang ada dalam mulut akan keluar sehingga anak terhindar dari bahaya tersedak.

3. Jangan memasukkan benda apapun ke dalam mulut. Memasukkan sendok, kayu, jari orangtua, atau benda lainnya ke dalam mulut, atau memberi minum anak yang sedang kejang, berisiko menyebabkan sumbatan jalan napas apabila luka

4. Jangan berusaha menahan gerakan anak atau menghentikan kejang dengan paksa, karena dapat menyebabkan patah tulang.

5. Amati apa yang terjadi saat anak kejang, karena ini dapat menjadi informasi berharga bagi dokter. Tunggu sampai kejang berhenti, kemudian bawa anak ke unit gawat darurat terdekat.

6. Apabila anak sudah pernah kejang demam sebelumnya, dokter mungkin akan membekali orang tua dengan obat kejang yang dapat diberikan melalui dubur.

Cara menghilangkan sawan akibat bayi kolik

1. Berikan susu atau makanan untuk bayi. Sebaiknya hindari aneka produk yang mengandung gula tambahan atau kafein seperti permen atau coklat. Susui bayi sesering mungkin jika si kecil masih minum ASI, atau berikan susu formula hangat agar ia merasa lebih tenang dan nyaman.

2. Menggendong bayi. Melansir Family Doctor cara menghilangkan sawan karena kolik juga bisa lewat gendongan. Ibu bisa menggendong si kecil dengan gerakan mengayun yang pelan. Ibu bisa menggendong di lengan atau pangkuan saat hendak memijat punggungnya. Kemudian, gendong bayi dengan tegak, jika perutnya kembung.

3. Membedong bayi. Lakukan cara ini untuk menenangkan si kecil saat mengalami sawan akibat kolik. Ia akan merasa lebih hangat apalagi jika sebelumnya Ibu melakukan pijatan lembut di area punggungnya. Jangan lupa bunyikan suara white noise atau nyanyian agar ia merasa lebih tenang.

Pada kondisi kejang maupun kolik sebaiknya Ibu tidak boleh memberikan obat apa pun kepada bayi. Kecuali dengan rekomendasi dan petunjuk dokter.

Editor: Dwi Ratih