Balita

Masalah Sensori Picu Gangguan Makan Anak, Ini Solusinya!

Masalah Sensori Picu Gangguan Makan Anak, Ini Solusinya!

Tidak banyak yang menyadari bahwa, susah makan atau pilih-pilih makanan bisa menjadi tanda anak mengalami gangguan makan, lho! Meski tidak semua kasus susah makan termasuk dalam gangguan makan anak, tapi penting bagi Ibu untuk mengevaluasi kembali kondisi anak.

Hal ini bertujuan untuk menemukan cara mengatasi gangguan makan pada anak. Apalagi katanya, gangguan makan disebabkan karena adanya masalah sensori yang dialami anak. 

Wah, bagaimana kaitannya ya? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut dan ketahui solusi apa yang bisa Parents lakukan guna mengatasi hal ini.

Gangguan makan anak karena masalah sensori

Pada tahun 1996, William dan Shellenberger memaparkan fakta tentang Pyramid of Learningdi mana fondasi paling dasar bagi seorang anak ada pada sistem sensorinya. Fondasi ini perlu dikuatkan karena, semakin ke atas, banyak aspek perkembangan anak yang dipengaruhi oleh hal ini. 

Termasuk di antaranya kegiatan sehari-hari dan kemampuan akademik. Pada sistem sensori, semua indera manusia dilatih menerima masukan dari dunia luar. 

Indera menerima, dan otak memprosesnya sebagai sebuah pelajaran baru untuk selanjutnya mengembangkan kemampuan anak tahap lanjutan. Bila dasar sensori tidak dikuatkan, maka piramida tidak stabil. Artinya, kemampuan anak di bagian atas piramida menjadi terganggu.

Photo Source: kids-first.com.au

Dalam piramida tampak bahwa koordinasi tangan dan mata, fungsi fokus anak, aktivitas harian anak, hingga perilaku anak dipengaruhi dari sistem sensori di bawah. Dalam proses makan diperlukan adanya kepekaan indera peraba dan perasa terhadap tekstur dan rasa makanan.

Serta indra penciuman terhadap aroma makanan, fokus anak pada makanan di hadapannya, koordinasi tangan dan mata dalam memutuskan makanan mana yang diambil dan di arahkan ke mulut, penerimaan terhadap pengalaman baru bertemu dengan makanan, serta duduk dengan tenang saat makan.

Lebih jauh, Integrated Pathways menjelaskan bahwa, makan adalah pengalaman sensorik yang kompleks. Selain hal-hal di atas, postural control dalam piramida juga berkaitan dengan kemampuan anak menggunakan alat makan. 

Anak yang tidak familiar dengan berbagai macam aroma, tekstur atau rasa dalam masa perkembangan sensorinya berpotensi mengalami gangguan makan seperti pilih-pilih makanan, jarang makan makanan yang sama dengan menu keluarga, serta kekurangan nutrisi dan penurunan berat badan. Dari sini sudah terlihat bahwa jika anak memiliki masalah dengan sistem sensorinya, maka besar kemungkinan gangguan makan juga akan dialami anak.

Bagian sensori apa yang memengaruhi gangguan makan?


Psychology Today menyebutkan, gangguan sensori pada 1 atau keseluruhan indera tetap akan memengaruhi proses makan anak dan menyebabkan gangguan makan. Gangguan pada input sensori ini, menyebabkan masalah makan hingga memengaruhi fisik dan mental.

Ada dua tipe reaksi gangguan makan yang bisa dialami anak:

  • Hyporeactivity, anak menolak makan tekstur tertentu, seperti bubur, puding, oat
  • Hyperreactivity, anak menyukai makanan pedas datau kecut secara berlebihan. 

Kedua hal ini memengaruhi kesehatan fisik dan mental anak tentunya. Selain nutrisi yang tidak tepat sasaran, dengan anak merasa momen makan adalah hal yang berat atau mengerikan untuknya, kondisi mental anak tentu juga terpengaruh.

Ciri anak dengan gangguan makan

  • Hanya menyukai satu jenis tekstur makanan, seperti makanan yang lembut saja atau yang renyah saja
  • Menghindari makanan dingin
  • Menghindari makanan panas
  • Hanya makan makanan dengan jenis warna tertentu, misal merah saja, atau kuning saja
  • Menghindari makanan dengan aroma tertentu
  • Makan dalam waktu lama
  • Menolak makanan yang terlihat berbeda dari sebelumnya, meski jenis makanannya sama. Misalnya karena bentuknya beda, kemasannya berbeda
  • Mudah jijik pada hal kotor seperti lumpur, lotion, batu, rumput, pasir atau benda-benda tertentu
  • Bisa merasa tidak lapar dalam waktu yang lama
  • Makan menyendiri atau harus di lokasi tertentu.

Cara mengatasi gangguan makan pada anak

Parents nggak perlu khawatir, sebab gangguan makan yang belum maupun sudah terlanjur terjadi masih bisa diatasi. Kuncinya ada pada stimulasi. Tips stimulasi berikut bisa diterapkan pada anak dengan gangguan makan seperti susah makan, memilih-milih makanan atau makan dalam waktu lama dan bisa dilakukan di rumah bersama orang tua.

Perlu diingat, untuk gangguan makan kronis pada penderita spektrum autism atau gangguan makan berat lainnya memerlukan terapi dan pemantauan dari dokter untuk stimulasi lebih lanjut.

1. Jangan melarang anak memasukkan tangan ke mulut


Memasukkan tangan ke mulut merupakan masa di mana anak mengalami fase oral. Di awal kehidupannya, anak mengidentifikasi benda di sekitarnya dengan cara memasukkannya ke mulut. Ini adalah hal wajar, ya Bu.

Fase inilah yang disebut fase oral. Hindari melarang anak memasukkan tangan, mainan atau benda asing ke mulut. Cara ini digunakan anak untuk belajar sesuatu yang baru.

Area oromotornya juga berkembang dengan kegiatan ini. Ibu dan Ayah hanya perlu memastikan keamanan benda yang dimasukkan ke mulut anak. Baik dari segi kebersihannya atau ukuran bendanya. 

Jangan sampai membahayakan anak seperti berpotensi membuat anak tersedak. Pengawasan tetap penting dilakukan. Hanya saja, hindari melarang anak untuk memasukkan tangan ke mulutnya agar perkembangan sensorinya berjalan baik.

2. Grounding dan aktivitas outdoor 


Aktivitas di luar ruangan memberikan manfaat besar bagi anak. Melansir dari Nidirect UK beberapa aktivitas di luar ruangan membantu menguatkan otot besar anak, mengembangkan masa otot, melatih kordinasi anggota tubuh, melatih keseimbangan serta menambah pengalaman baru dari alam.

Kesehatan mental anak juga ikut diuntungkan. Anak-anak jauh lebih bahagia, bebas berteriak dan berekspresi dan mencoba memecahkan masalah di luar ruangan.

Grounding atau bermain di alam terbuka tanpa alas kaki bermanfaat untuk melepas stres anak. Anak dengan masalah tantrum, gangguan makan, atau rewel disarankan untuk bermain di luar ruangan dan melakukan grounding.

Aktivitas ini bisa membantu anak fokus pada hal di sekitarnya, bukan pada isi kepala atau perasaannya. Anak juga bisa mengenal banyak tekstur lewat sentuhan kakinya. Cara ini juga baik dilakukan pada remaja dan orang dewasa yang sedang mengalami perasaan negatif.

3. Rutin membersihkan rongga mulut anak


Terlihat sederhana tapi penting, yaitu membersihkan area rongga mulut seperti menyikat gigi, membersihkan lidah serta bagian dalam pipi, sejak bayi baru lahir. Bayi yang belum memiliki gigi sebaiknya rutin dibersihkan rongga mulutnya dengan kapas dan air matang hangat. 

Sedangkan bila sudah tumbuh gigi pertama, sikat giginya menggunakan pasta gigi berfluoride dengan takaran tepat. Ini akan membantu menyamankan anak saat makan dan menghindari anak dari gangguan makan.

4. Ajak eksplorasi sejak MPASI


Perkenalkan aneka bentuk, tekstur, suhu, rasa, dan aroma makanan untuk melatih anak menghadapi hal baru. Kental dan keras, hangat dan dingin, gurih dan manis, panjang dan bulat, aroma tajam dan ringan, membuat anak bereksplorasi dengan indranya dan saraf-saraf otaknya berkoordinasi untuk mengenali dan mempelajari hal ini.

Jangan ragu memberikan finger food untuk anak sebagai media belajar saat makan. Anak yang belajar menggenggam atau menjumput makanan sedang melatih motorik halusnya, serta koordinasi gerak tangannya untuk bisa mengenal makanannya. Sebuah proses yang luar biasa, bukan?

5. Buat permainan sensori sederhana


Ibu bisa membuat permainan sensori sederhana seperti bermain dengan beras warna-warni, kacang-kacangan, tepung kering dan basah, atau bermain lumpur dan rumput. Ibu juga bisa melatih anak menggunakan sensory mat, yang memiliki tekstur berbeda-beda dalam satu track untuk anak merangkan atau berjalan.

Tekstur yang berbeda ini akan merangsang saraf-saraf sensor anak, untuk berkordinasi dan berkembang dengan baik.

6. Bacakan buku sensori


Membacakan buku bertekstur juga bisa jadi pilihan, lho! Saat ini sudah banyak buku yang dilengkapi fitur aneka tekstur, buku bantal untuk bayi, bukup flip-flap, serta buku pop up

Buku-buku jenis ini tak hanya merangsang imajinasi anak ketika dibacakan, tapi juga menstimulasi inderanya ketika menyentuh dan memainkan fitur-fiturnya. Coba terapkan cara-cara ini pada anak dengan gangguan makan, yuk, Bu!

Editor: Aprilia