Balita

Pemberian Makanan Tambahan Di Posyandu Rendah Gizi, Ibu Bisa Lakukan Ini!

Pemberian Makanan Tambahan Di Posyandu Rendah Gizi, Ibu Bisa Lakukan Ini!

Tiap hari Rabu awal bulan, Ibumin rutin mengajak si kecil menimbang berat badan si kecil ke Posyandu dekat rumah. Setelahnya, si kecil akan mendapatkan bingkisan sebagai bagian dari pemberian makanan tambahan di Posyandu.

Isinya beragam, mulai dari lauk pauk hingga makanan selingan seperti bubur kacang hijau ataupun pudding buah. Semua makanan ini sangat diperhatikan oleh para bidan mengenai kandungan gizinya.

Sayangnya, nggak semua Posyandu bisa menerapkan pemberian makanan tambahan di Posyandu seperti ini. Seperti salah satu keluhan seorang Ibu di TikTok yang curhat mengenai anaknya diberi jajanan Rp500-an.

Sontak ia jadi ragu, bagaimana pemberian makanan tambahan di Posyandu seperti ini bisa bantu cegah stunting? Apalagi, jajanan seperti itu nggak memiliki nilai gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan anak.

Langkah cegah stunting dari pemerintah


Pemberian makanan tambahan di Posyandu memang menjadi salah satu program pemerintah dalam mencegah stunting. Mengingat stunting menjadi salah satu masalah kesehatan, yang banyak ditemukan di sekitar kita.

Dengan begitu, mengutip dari website Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) pemenuhan protein hewani di 1000 hari pertama kehidupan menjadi penting adanya. Mengingat, protein hewani memiliki kandungan zat gizi yang lengkap, dan penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan si kecil.

Beberapa langkah pencegahan stunting dari pemerintah ini, juga melibatkan program pemberian makanan tambahan di Posyandu. Sehingga diharapkan makanan yang diberikan harus punya nilai gizi tinggi:

Photo source: Teras7

  1. Posyandu sebagai sarana kesehatan masyarakat, bertugas untuk memantai perkembangan anak dan mengimbau masyarakat untuk memeriksakan kesehatan si kecil ke Posyandu secara berkala
  2. Mengonsumsi secara rutin Tablet tambah Darah (TTD)
  3. Orang tua wajib memberikan MPASI yang bergizi dan kaya protein hewani, terutama untuk bayi yang berusia di atas 6 bulan
  4. Ibu wajib memberikan ASI eksklusif pada bayi hingga berusia 6 bulan.

Nah, dapat disimpulkan bahwa upaya untuk mencegah stunting pada anak, nggak hanya harus mengandalkan makanan di Posyandu saja ya Bu. Orang tua juga berperan penting untuk bantu cegah stunting dalam pemberian menu ideal sehari-hari.

Meski begitu, mengenai pemberitaan tentang pemberian makanan tambahan di Posyandu di beberapa wilayah di Indonesia dan dianggap tidak layak, memang nggak layak untuk ditiru. Karena sesuai misi pemerintah dalam membantu mencegah stunting, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ini, utamanya harus aman dan bermutu.

Makanan yang diberikan juga boleh berbentuk kudapan atau camilan, namun tetap harus memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan. Tak lupa harus mengandung nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan anak, demi bantu cegah stunting.

Upaya pemerintah menanggapi kasus PMT ini


Menurut Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) stunting merupakan bentuk dasar dari malnutrisi akibat rendahnya tinggi badan, akibat kekurangan gizi dalam waktu yang cukup lama. Stunting dikaitkan dengan kemiskinan, kesehatan dan gizi Ibu yang buruk selama kehamilan, serta menyebabkan anak sering sakit dan/atau pemberian makanan dan perawatan yang tidak tepat pada awal kehidupan.

Stunting dapat menghambat anak mencapai potensi fisik dan kognitifnya. Seorang anak yang kekurangan berat badan dan tinggi badan tidak sesuai mungkin masuk ke dalam kategori stunting.

Namun, sejatinya stunting bisa dicegah dengan berbagai macam cara. Sejalan dengan WHO, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga mengatakan, saat anak mengalami stunting akibat malnutrisi, ia juga lebih mudah terserang berbagai penyakit berbahaya.

Nggak hanya itu, dampak dari nutrisi yang buruk akibat stunting ini bahkan bisa berlangsung sampai seumur hidup, lho! Jelas hal ini membuat kualitas hidup si kecil jadi buruk, prestasi sekolah menurun, produktivitas berkurang, otomatis perkembangan intelektual dan sosial terganggu juga akan terdampak.

Karenanya, pemerintah membentuk UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik sebagai upaya untuk mengidentifikasi cara pemberian makan yang tidak benar (inappropriate feeding practices), pada bayi dan batita di Indonesia. Tentunya, peran serta dari orang juga nggak kalah penting dalam hal ini.

Apalagi, masalah makan adalah hal yang nggak boleh ditoleransi lagi. Mengingat anak-anak yang kekurangan nutrisi sangat menentukan kualitas sumber daya manusia di tiap bangsa dan negara, serta dipengaruhi oleh latar belakang budaya, pendidikan, dan faktor sosio-ekonomi.

Maksimalkan pemberian makan untuk cegah stunting


Yes! Ketimbang mengandalkan pemberian makanan tambahan di Posyandu, alangkah lebih baik kita sebagai orang tualah yang perlu memaksimalkan pemberian makanan anak demi cegah stunting. Karena kita, terutama Ibu adalah sosok yang sehari-hari mengurus segala kebutuhan di kecil.

Ibumin punya beberapa saran makanan yang bisa Ibu maksimalkan pemberiannya, demi bantu cegah stunting pada si kecil, seperti:

  • Memberikan ASI eksklusif pada bayi setidaknya hingga usia 6 bulan
  • Memberikan MPASI kaya nutrisi lengkap mencakup kebutuhan protein, karbohidrat, serat dan vitamin
  • Membatasi anak mengonsumsi makanan yang bisa membahayakan kesehatan; makanan tinggi gula-garam, makanan tinggi pengawet, serta makanan cepat saji
  • Melakukan imunisasi rutin, sesuai usia si kecil
  • Utamakan memberi protein hewani pada si kecil, untuk membantu cegah stunting
  • Mengonsumsi suplemen zat gizi dan asam folat untuk Bumil dan Busui
  • Menerapkan perilaku hidup sehat
  • Memperhatikan asupan makanan sehat di 1000 hari pertama kehidupan, terutama ketika hamil di hari pertama.

Mencegah stunting perlu dilakukan dari upaya kita sebagai orang tua, terutama Ibu. Jadi, ketimbang berdebat mengenai pemberian makanan di Posyandu yang nggak sesuai, lebih baik kita perbaiki saja dari diri sendiri ya Bu.