Balita

Penyebab Dan Cara Mengatasi Hiperhidrosis Pada Bayi

Penyebab Dan Cara Mengatasi Hiperhidrosis Pada Bayi

Berkeringat merupakan hal yang wajar dialami oleh tubuh manusia. Berkeringat menandakan bahwa tubuh sedang beradaptasi dengan lingkungan sekitar, terutama bila suhu udara sedang panas.

Dengan berkeringat, maka otomatis tubuh akan mengeluarkan racun dari dalam dan membuat tubuh menjadi lebih sehat. Berkeringat bisa dialami oleh anak hingga orang dewasa.

Namun, ada kalanya keringat berlebihan pada anak dapat membuat orang tua merasa khawatir. Terutama jika ia berkeringat meskipun berada di ruangan ber-AC.

Mengapa demikian? Bisa jadi keringat berlebihan pada bayi Ibu adalah tanda bahwa ia mengalami hiperhidrosis pada bayi lho. Meski merupakan kondisi yang langka, akan tetapi ada baiknya agar lebih mengenal hiperhidrosis pada bayi simak terlebih dahulu ulasan berikut ini ya Bu.

Apa yang dimaksud dengan hiperhidrosis pada bayi?


Hiperhidrosis sejatinya adalah kondisi medis di mana seseorang akan mengalami keringat berlebihan meskipun berada di ruangan sejuk dan tidak melakukan aktivitas apapun yang menyebabkan keringat. 

Melansir Very Well Family gejala hiperhidrosis biasanya ditandai dengan telapak tangan dan kaki yang selalu basah karena keringat dan ini bisa terjadi pada bayi dan anak-anak.

Hiperhidrosis pada bayi sendiri biasanya ditandai dengan keringat berlebihan pada area kepala, ketiak, telapak tangan hingga kaki. Bahkan terkadang keringat berlebihan pada bayi ini muncul tiap kali ia menyusu.

Meskipun termasuk dalam kondisi medis yang langka, hiperhidrosis pada bayi sejatinya tidak terlalu berbahaya. Sebab, keringat berlebihan pada bayi wajar dialami akibat sistem sarafnya yang belum bekerja dengan baik.

Akan tetapi, jika hiperhidrosis pada bayi dirasa sudah mulai mengganggu aktifitasnya maka tak ada salahnya untuk memeriksakan si kecil ke dokter ya Bu. 

Apalagi, meskipun hiperhidrosis pada bayi tak berbahaya Ibu tetap perlu mewaspadai hiperhidrosis yang normal dan tidak.

Apa akibat dari hiperhidrosis pada bayi?


Secara keseluruhan hiperhidrosis tidak berbahaya bagi bayi dan anak-anak. Akan tetapi ada jenis hiperhidrosis yang perlu diketahui dan diwaspadai oleh orang tua.

Melansir WebMD setidaknya 1-2% orang di dunia pernah mengalami hiperhidrosis. Nah, pada bayi sendiri akibat dari hiperhidrosis sendiri tak berbahaya jika memang tidak mengganggu aktivitasnya.

Namun, Ibu perlu kenali terlebih dahulu apa saja jenis-jenis hiperhidrosis yang mungkin sedang dialami oleh bayi Ibu. Sehingga dapat segera ditangani dengan baik oleh dokter.

Jenis-jenis hiperhidrosis

  • Primer: Bisanya jenis ini dialami sejak bayi hingga usia anak-anak. Hiperhidrosis primer terjadi pada satu atau lebih area tubuh misalnya saja di kedua telapak tangan atau kedua ketiak. Sebagian besar penderita hiperhidrosis primer akan terus membawa kondisi ini hingga remaja bahkan dewasa, tanpa adanya gangguan kesehatan lain yang menyertainya. Kondisi ini terjadi karena jumlah kelenjar keringat yang memproduksi lebih banyak daripada yang seharusnya. 
  • Sekunder: Dipicu oleh gangguan kesehatan seperti, hipertiroidisme yang disertai gejala lain; penurunan berat badan dan perubahan detak jantung, infeksi, diabetes, gangguan metabolisme dan hormonal, tekanan darah tinggi pada anak-anak.

Penyebab keringat berlebihan pada anak


Salah satu hal yang jadi pemicu hiperhidrosis adalah keringat berlebihan. Lalu, apa saja yang menjadi penyebab keringat berlebihan tersebut? Berikut adalah beberapa pemicunya:

1. Saat menangis

Menangis dapat membuat energi bayi terkuras, sehingga menyebabkan keringat berlebihan pada bayi.

2. Saat menyusu

Kegiatan skin to skin pada bayi saat menyusui dapat membuat bayi mengeluarkan keringat berlebih. Hal ini akibat suhu tubuh Ibu yang hangat dan dapat dirasakan oleh bayi.

3. Saat mengenakan pakaian tebal

Sebaiknya jangan terlalu sering memakaikan si kecil pakaian yang terlalu tebal ya Bu. Terutama jika cuaca sedang panas. Jika dilakukan secara berlebihan, bayi bisa merasa sangat kegerahan. Tubuhnya pun dapat menjadi panas, tak nyaman, dan berkeringat karena kulitnya tak bisa bernapas.

4. Saat bayi deep sleep atau tidur nyenyak

Ketika si kecil tidur nyenyak ia cenderung berkeringat akibat suhu tubuh yang naik saat ia berada dalam satu posisi untuk waktu yang lama. Berkeringat pun menjadi cara tubuh untuk mengendalikan kenaikan suhu tersebut.

Penyebab bayi berkeringat saat tidur tersebut terjadi karena sistem saraf bayi belum sempurna untuk mengendalikan suhu tubuh.

5. Bayi sedang sakit atau ada penyakit infeksi

Misalnya ketika bayi sedang sakit flu dan mengalami demam, bersin, rewel, batuk, maupun nafsu makan berkurang maka ia rentan mengalami keringat berlebihan. Demam menjadi cara tubuh untuk melawan infeksi sehingga panas yang ditimbulkan membuat bayi mengeluarkan keringat. 

6. Penyakit jantung bawaan

Bayi yang menderita penyakit jantung bawaan bisa sering berkeringat karena jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Cara mengatasi hiperhidrosis dan mencegah keringat berlebihan


  • Pastikan bayi terhidrasi dengan baik, cegah agar si kecil tak mengalami dehidrasi.
  • Rutin mengganti bajunya apabila sudah basah. Jangan biarkan ia mengenakan pakaian yang basah ya Bu!.
  • Pastikan tubuh bayi selalu bersih dengan memandikannya 2 kali sehari.
  • Kalau si kecil menangis, buatlah ia tenang. Ajak si kecil masuk ke ruangan yang sejuk setelah pakaiannya diganti. Cari tahu apa penyebab ia menangis.
  • Gunakan pakaian tipis dan nyaman bagi bayi terutama jika cuaca panas di siang hari. Melansir Mayo Clinic sebaiknya pilih pakaian berbahan katun yang menyerap keringat dan dapat membuat kulit bebas bernapas atau mengeluarkan keringat.
  • Konsultasikan ke dokter apabila si kecil terlihat mengalami tanda hiperhidrosis sekunder.

Editor: Dwi Ratih