Balita

Tips dan Trik Melatih Kesabaran Anak Tanpa Emosi

Tips dan Trik Melatih Kesabaran Anak Tanpa Emosi

Banyak orangtua yang beranggapan kalau melatih kesabaran anak itu sulit dilakukan. Bersabar saat menunggu makanan matang, menunggu giliran dalam antrean, menunggu tayangan di TV mulai, memang jadi hal-hal yang cukup menantang bagi anak. Jangankan anak-anak, kita saja orang dewasa yang notabene emosinya sudah lebih matang tak jarang dibuat kesal hanya karena menunggu. Maka, jangan heran kalau si kecil merengek, menangis, bahkan tantrum saat diminta menunggu.

Penyebab Anak Sering Tidak Sabaran


Bagi sebagian besar orang dewasa, sabar mungkin bukan termasuk sesuatu yang besar, apalagi kalau hanya disuruh sabar menunggu makanan di restoran matang. Tapi, bagi anak kecil, permintaan menunggu, walau hanya disampaikan dengan kalimat, “Tunggu sebentar aja ya, nggak lama kok!” bisa jadi sesuatu yang rumit dan menyebalkan. Ini karena otak mereka masih dalam tahap perkembangan. Mereka belum bisa memahami sesuatu layaknya kita orang dewasa.

Selain itu, anak-anak juga masih sulit memahami konsep waktu. Kata-kata ‘sebentar’, ‘lama’, ‘tunggu’, termasuk hal yang abstrak bagi mereka. Saat disuruh menunggu, yang kebanyakan mereka pahami adalah bahwa orangtua atau orang yang memintanya menunggu akan meninggalkannya atau tidak memperhatikannya. Padahal, anak-anak secara alami memang masih membutuhkan perhatian dari orang dewasa di sekitarnya.

Pamela Cole, seorang profesor psikologi di Penn State University, seperti dilansir dari laman Greater Good Magazine, pernah meneliti bagaimana anak-anak menunjukkan kesabaran pada usia yang berbeda. Anak yang berusia 18 dan 24 bulan dapat menunggu selama 8 menit untuk membuka kado sebelum akhirnya menunjukkan reaksi marah. Pada usia yang lebih tua, yakni 3 tahun, anak-anak mulai bisa fokus pada hal-hal lain sementara waktu, sambil menunggu saat-saat membuka kado, sebelum akhirnya juga menjadi marah. Secara keseluruhan, anak-anak akan semakin dapat menahan diri dan melatih kesabarannya, seiring bertambahnya usia.

Kenapa Orangtua Perlu Melatih Kesabaran pada Anak?


Secara alami, anak-anak memang cenderung tidak bisa sabar, atau lebih tepatnya “belum” bisa. Namun, bukan berarti orangtua tidak bisa melatih kesabaran pada anaknya. Kesabaran adalah sesuatu yang bisa ditumbuhkan. Semakin dini orangtua melatih kesabaran pada anaknya, sifat ini akan semakin cepat tumbuh dalam diri anak.

Sabar merupakan salah satu kemampuan atau skill penting yang harus dimiliki anak demi masa depannya. Kemampuan ini akan sangat berharga dan berguna di sepanjang hidup anak. Bahkan orang dewasa pun banyak yang masih berjuang melatih kesabarannya sendiri, karenanya, penting untuk menanamkan kualitas kesabaran pada si kecil sejak usia dini. Salah satu cara terbaik untuk melatih kesabaran seorang anak adalah dengan menjadi orangtua yang sabar dan terus mempraktikkannya setiap hari. Anak yang bisa bersabar akan lebih terhindar dari perasaan frustrasi, rasa stres dan depresi di masa mendatang.

Tips Melatih Kesabaran Anak

Dunia saat ini memang banyak dipenuhi dengan segala sesuatu yang instan, membuat anak hampir tidak pernah perlu menunggu lama. Kondisi ini bisa jadi membuat orangtua lebih sulit melatih kesabaran pada anak karena hanya ada sedikit kesempatan bagi mereka mempraktikkannya.

Namun, bukan berarti melatih kesabaran jadi sesuatu yang tidak penting lagi  lo, Bu. Anak-anak tetap perlu dilatih agar menjadi pribadi yang lebih sabar karena kesabaran tidak lantas jadi tidak dibutuhkan walau dunia sudah menjadi serba instan. Anak-anak tetap perlu diajari bahwa banyak hal di dunia yang tidak bisa diperoleh secara cuma-cuma, melainkan butuh perjuangan dan kesabaran. Nah, bagaimana sih cara melatih kesabaran pada anak?

  1. Beri anak kesempatan untuk menunggu sebagai bagian dari latihan

    Seperti halnya skill atau kemampuan lain, bersabar juga perlu latihan terus menerus agar semakin fasih. Salah satu caranya adalah dengan memberi anak kesempatan untuk menunggu. Alih-alih langsung memberi semua yang anak inginkan, cobalah untuk meminta anak menunggu, misalnya saat ia minta diambilkan susu, coba minta anak untuk menunggu sambil ia bermain dengan mainannya atau melakukan hal lain. Lama kelamaan, anak akan paham bahwa tidak semua hal bisa diperoleh secara langsung atau instan.

  2. Meminta anak menunggu dalam waktu yang lebih singkat sebelum bertahap ke yang lebih lama durasinya

    Seperti dikutip dari laman Firstcry, latihan menunggu untuk melatih kesabaran ini juga perlu dilakukan secara bertahap, maksudnya jangan langsung meminta anak menunggu dalam waktu yang lama. Sebaliknya, awal-awal latihan, perpendek durasi anak menunggu, misalnya 1-5 menit, sebelum berlanjut ke durasi yang lebih panjang. Cara ini akan membuat anak juga jadi belajar mengelola diri atau menyibukkan dirinya dengan kegiatan lain sembari menunggu.

  3. Jadilah contoh bagi anak dengan menunjukkan ekspresi atau mimik wajah yang positif setiap Ibu dan Ayah menunggu sesuatu

    Anak adalah peniru yang handal. Ia akan belajar sesuatu dari orang dewasa di sekitarnya, terutama orangtuanya sendiri. Jika Ibu ingin membesarkan anak yang sabar, maka tanamkan kesabaran diri sendiri dulu sebelum melatih kesabaran anak. Bersabar memang tidak selalu mudah dilakukan ya, Bu, apalagi jika Ibu dalam kondisi lelah mengurus semuanya, atau sedang tidak mood. Namun, usahakan Ibu tetap menunjukkan ekspresi atau mimik wajah yang positif dan bahagia saat sedang menunggu sesuatu. Misalnya saat menunggu anak menghabiskan makanannya, menunggu cucian di mesin cuci, menunggu masakan matang, dan lain sebagainya. Lakukan kegiatan lain misalnya bermain dengan anak, menata buku, atau yang lain sembari menunggu, agar anak juga jadi belajar bahwa menunggu itu tidak semembosankan itu karena kita bisa menyibukkan diri dengan hal lain.

  4. Minta anak menceritakan perasaannya saat ia harus menunggu

    Kebanyakan anak akan rewel atau merengek saat menunggu terlalu lama. Mendengar rengekan anak ketika Ibu sendiri mungkin juga bosan menunggu, terkadang bisa memicu emosi. Tanpa sadar Ibu bisa saja membentak anak atau hanya menyuruhnya diam. Kebiasaan ini jika dilakukan terus menerus tidak akan membuat anak jadi semakin sabar menunggu lo, Bu. Malahan ke depannya, anak bisa jadi semakin tidak sabaran dan gusar ketika diminta menunggu.

    Alih-alih marah dan kesal ketika anak merengek, Ibu atau Ayah bisa meminta anak menceritakan perasaannya saat ia harus menunggu lama. Seringkali anak hanya ingin didengarkan atau divalidasi perasaannya. Rengekan itu jadi salah satu cara anak untuk menarik perhatian orangtuanya, atau memang itu satu-satunya cara berkomunikasi yang bisa dilakukan anak, ketika ia belum fasih berbicara dan menguasai kata-kata.

  5. Hindari penggunaan konsep waktu saat meminta anak menunggu sesuatu

    Banyak orangtua yang masih sering menyamakan perlakuan kepada anak, dengan perlakuan kepada orang dewasa. Saat kita meminta teman menunggu, mungkin kita akan menyebut satuan waktu supaya lebih jelas, misalnya “Tunggu ya, 5 menit lagi aku sampai”. Nah, perlakuan yang sama seringkali dilakukan orangtua kepada anak. Padahal, konsep waktu sendiri masih menjadi sesuatu yang abstrak bagi anak-anak, mengingat perkembangan otaknya yang belum matang.

    Ketimbang mengatakan “5 menit lagi”, “1 menit lagi”, “sebentar lagi”, Ibu bisa menyalakan timer saat meminta anak menunggu. Contohnya, “Adek baru bisa makan kalau jamnya ini bunyi ya. Sekarang kita tunggu sama-sama, yuk!”. Selain menggunakan timer, Ibu juga bisa menggunakan jadwal mulainya acara TV, seperti begini contohnya “Kak, kakak boleh makan es krim saat acara kartun kesukaan kakak sudah mulai, ya!”

  6. Mengajak anak bermain peran ketika sedang menunggu

    Sebenarnya kunci agar anak betah menunggu adalah membuatnya sibuk dengan aktivitas lain, tentunya yang menyenangkan dan tidak membosankan ya, Bu. Salah satunya adalah dengan mengajaknya bermain peran. Rachel White, seorang asisten profesor psikologi di Hamilton College, pernah melakukan sebuah penelitian terhadap anak-anak usia 4-6 tahun. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ketika anak-anak berpura-pura menjadi karakter tertentu, misalnya jadi princess, jadi pahlawan bertopeng, jadi pohon, dan lainnya, mereka dapat berpikir lebih fleksibel dan bertahan lebih lama. Dengan berpura-pura, mereka bisa menjadi apa saja, melakukan apa pun yang mereka inginkan, dan itu memberi mereka banyak kebebasan dalam pilihan yang mereka buat.

  7. Hargai setiap usaha anak setiap ia berhasil menunjukkan kesabaran

    Kesabaran adalah sebuah keterampilan. Ketika si kecil menunjukkan kesabaran, Ibu atau Ayah perlu memuji dan menghargai itu agar ia lebih terpacu untuk melakukannya lagi. Misalnya, ketika Ibu mengajak anak ke dokter, lalu anak bisa mengatasi rasa bosannya saat menunggu dengan menggambar di bukunya, Ibu dapat memberi tahu bahwa betapa bangganya Ibu melihat anak bisa duduk diam dan bersabar menunggu dokter datang. Sesekali, Ibu juga bisa memberikannya snack kesukaan ketika ia berhasil menunjukkan kesabaran. Tapi sebaiknya jangan terlalu sering ya, Bu.

Aktivitas atau Permainan untuk Melatih Kesabaran Anak


Dunia anak-anak adalah dunia bermain. Lalu, mengapa tidak melatih kesabaran anak lewat permainan? Kabar baiknya, ada banyak jenis aktivitas atau permainan yang bisa membantu melatih kesabaran anak dan mengasahnya menjadi suatu skill yang bisa ia kuasai di masa mendatang! Apa saja ya?

  1. Permainan puzzle

    Puzzle termasuk jenis permainan yang cukup sering dimainkan anak-anak. Ternyata bermain puzzle bisa jadi salah satu cara melatih kesabaran anak lo. Permainan anak ini dilakukan dengan menyatukan satu demi satu potongan gambar supaya jadi kesatuan yang utuh. Anak yang lebih kecil mungkin masih kesulitan bertahan dalam permainan ini. Jika anak Ibu rentang fokusnya memang masih pendek, tak perlu memaksa anak untuk menyelesaikannya. Ibu bisa mencobanya lagi di hari-hari berikutnya.

    Selain dapat melatih kesabaran anak, bermain puzzle ternyata juga bisa membantu anak mengembangkan motivasinya. Ini karena si kecil akan terpacu menyelesaikan permainan tersebut untuk mendapat gambar atau bentuk yang diinginkan.

  2. Aktivitas memancing

    Memancing juga dapat membantu mengasah kesabaran anak. Saat akhir pekan, Ibu dan Ayah bisa sesekali mengajak anak memancing bersama. Kegiatan ini memang membutuhkan kesabaran. Kita diharapkan menunggu umpan benar-benar disambut oleh ikan. Namun, kegiatan ini tidak harus dilakukan secara outdoor lo, Bu. Saat ini sudah banyak permainan yang mengadaptasi kegiatan memancing ini, salah satunya permainan memancing ikan menggunakan magnet. Ikan-ikan mainan bermagnet ini biasanya ditaruh di semacam wadah yang bisa berputar lalu anak memancingnya menggunakan alat pancing kecil dengan benang yang ujungnya juga sudah ada magnetnya.

  3. Mencocokkan kartu atau gambar

    Melatih kesabaran anak juga bisa dengan mengajaknya bermain permainan mencocokkan gambar. Jika anak memiliki banyak kartu bergambar, Ibu juga bisa memanfaatkannya. Sedikit mirip dengan puzzle, di permainan ini, anak diharapkan dapat bersabar mencari setiap gambar yang menjadi pasangan dari gambar lain. Selain membantu melatih kesabaran, bermain mencocokkan kartu atau gambar juga bisa mempertajam memori atau daya ingat anak, lo!

  4. Menampung rintik-rintik hujan di dalam bak

    Apakah anak Ibu suka main hujan-hujanan? Kalau iya, Ibu dan Ayah bisa meminta anak menampung air hujan di bak hingga penuh. Lakukan ketika hujan masih berupa rintik-rintik. Menunggu bak atau ember terisi air penuh dapat menjadi cara berbeda yang mengasyikkan untuk melatih kesabaran anak-anak. Setelahnya, jangan lupa untuk mengajak anak mandi dan membersihkan diri supaya tidak sakit ya, Bu!

  5. Membuat kue atau memasak bersama

    Membuat kue atau memasak makanan juga bisa jadi aktivitas untuk melatih kesabaran anak. Ibu bisa meminta anak untuk membantu di setiap prosesnya, misalnya menimbang bahan, menyiapkan bumbu, mengocok adonan, sampai menunggunya hingga benar-benar matang. Aktivitas ini memang akan membuat dapur jadi agak berantakan sih, Bu. Namun ingatlah bahwa proses ini akan bermanfaat untuk membentuk kesabaran pada si kecil. Selain melatih kesabaran anak, kegiatan ini juga dapat meningkatkan bonding orangtua dengan si kecil!

  6. The silent game

    Permainan lain yang juga bisa Ibu coba adalah “The Silent Game” atau permainan “Diam itu Emas”. Caranya, mintalah anak untuk duduk dan diam selama waktu yang ditentukan. Ibu bisa menyalakan timer misalnya 1-2 menit (mulailah dengan durasi yang pendek dulu). Lalu setelah timer bunyi, anak baru boleh bergerak lagi. Permainan ini akan semakin seru jika melibatkan lebih dari 2 orang, misalnya dengan Ayah atau anak-anak lain. Nanti anak yang paling lama bertahan dan berhasil duduk diam selama waktu yang ditentukan bisa diberi hadiah kecil-kecilan.

  7. Permainan “Ibu (atau Ayah) berkata”

    Melatih kesabaran anak juga bisa dilakukan dengan permainan “Ibu (atau Ayah) berkata”. Aturannya anak baru bisa bergerak atau melakukan sesuatu setelah terdengar kalimat “Ibu (atau Ayah) berkata”. Sebelum kalimat itu dilontarkan, mereka harus diam dan menunggu. Permainan ini juga bisa melatih pendengaran dan fokus si kecil lo, karena ia dituntut untuk konsentrasi pada apa yang Ibu katakan.

Satu hal lain yang penting untuk dipahami orangtua bahwa melatih kesabaran pada anak juga menuntut kesabaran dari orangtua sendiri. Anak tidak bisa langsung menjadi sabar hanya dengan satu dua kali percobaan. Semua itu butuh proses, ketekunan, dan kesabaran orangtua. Bagaimana mungkin mendambakan anak yang sabar jika orangtua sendiri tidak bisa sabar menunggu hasil dari prosesnya? Jadi, tetap semangat ya, Ibu dan Ayah!

Penulis: Darin Rania
Editor: Dwi Ratih